Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu Agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu dan telah Kuridhoi Islam itu jadi Agama Bagimu (Al Maidah: ayat 3)

1.29.2009

Kontroversi Penyewaan Rahim Hukumnya Disamakan dengan Zina

Jakarta - Kehadiran anak biasanya sangat diidam-idamkan pasangan yang sudah menikah. Banyak pasangan yang mengalami kesulitan mendapatkan anak rela melakukan apa saja. Termasuk melakukan bayi tabung, atau bahkan mencari ibu pengganti alias sewa rahim.

Di India dan Amerika Serikat (AS), penyewaan rahim marak dilakukan. Terakhir ada kisah Jyoti Dave. Perempuan India ini menyewakan rahimnya kepada pasangan asal Amerika demi mendapatkan sesuap nasi. Suami Dave yang menjadi satu-satunya pencari nafkah keluarga itu tidak bisa lagi bekerja karena mengalami kecelakaan kerja.

''Suami saya kehilangan lengannya saat bekerja di pabrik tersebut. Kami bahkan tidak bisa makan seharian. Karena itulah, saya memutuskan menyewakan rahim," kata Dave kepada Reuters.

Bagaimana dengan Indonesia? Apakah Indonesia membolehkan penyewaan rahim?

Belum lama ini mantan Ratu Ekstasi Zarima Mirafsur diberitakan melakukan penyewaan rahim untuk bayi tabung. Penyewanya adalah pasangan Ita-Edi, pengusaha kaya raya asal Surabaya. Zarima, menurut mantan pengacaranya, Ferry Juan, mendapat imbalan mobil dan Rp 50 juta dari penyewaan rahim tersebut. Tapi kabar ini dibantah Zarima.

Sebelum kasus Zarima, isu penyewaan rahim sebenarnya sudah merebak di Indonesia sejak tahun 1970-an berbarengan dengan kontroversi bayi tabung. Pada 13 Juni 1979, Majelis Ulama Indonesia (MUI) misalnya telah mengeluarkan fatwa tentang bayi tabung. Dalam fatwa itu, MUI membolehkan dilakukan bayi tabung, tapi tidak dengan penyewaan rahim.

Anggota Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Komisi Fatwa MUI Setiawan Budi Utomo menyatakan, teknik inseminasi alias pembuahan buatan yang dibenarkan menurut Islam adalah teknik yang tidak melibatkan pihak ketiga serta pembuatan itu dilakukan karena keinginan yang serius dan tidak untuk main-main atau percobaan.

"Jika inseminasi buatan atau menggunakan rahim wanita yang tidak terikat dengan perkawinan sama halnya dengan zina," kata Budi kepada detikcom.

Secara hukum, penyewaan rahim juga dilarang di Indonesia. Larangan ini termuat dalam UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 73 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi Reproduksi Buatan.

Dalam kedua peraturan tersebut, bayi tabung yang diperbolehkan hanya kepada pasangan suami isteri yang sah, lalu menggunakan sel sperma dan sel telur dari pasangan tersebut yang kemudian embrionya ditanam dalam rahim isteri bukan wanita lain alias menyewa rahim. Hal ini dilakukan untuk menjamin status anak tersebut sebagai anak sah dari pasangan suami isteri tersebut.

Pakar hukum Universitas Indonesia (UI) Rudi Satrio mengatakan anak hasil bayi tabung merupakan anak sah. Namun jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami, maka secara yuridis status anak itu adalah anak sah dari pasangan penghamil, bukan pasangan yang mempunyai benih. Dasar hukum ps. 42 UU No. 1/1974 dan pasal 250 KUH Perdata.

Dalam hal ini suami dari istri penghamil dapat menyangkal anak tersebut sebagai anak sah-nya melalui tes golongan darah atau dengan jalan tes DNA. Namun biasanya ada perjanjian yang tertulis yang dilakukan kedua pasangan tersebut untuk mengakui status anak tersebut.

Rudi juga menambahkan jika embrio dimasukkan ke dalam rahim seorang gadis atau wanita yang tidak terikat perkawinan maka anak tersebut memiliki status sebagai anak luar kawin.

Sementara Frans Hendra Winata, anggota Komisi Hukum Nasional dan Dosen Universitas Pelita Harapan mengatakan penyewaan rahim melanggar hukum perkawinan dan dapat dikategorikan hukum pidana dengan pasal perselingkuhan.

"Jika penyewaan rahim ini sampai dimuat ke pengadilan semua tergantung dari sisi mana hakim menilai untuk pidananya. Tapi yang jelas itu sudah melanggar undang-undang hak sipil seseorang," kata Frans kepada detikcom.

Frans menegaskan penyewaan rahim wanita ini dari segi moral tidak bisa dibenarkan dan melanggar norma-norma yang sudah dianut masyarakat.

Namun ditegaskan Frans Hendra, secara khusus penyewaan rahim hingga saat ini belum ada penyelesaiannya di Indonesia. Pemerintah disarankan segera membentuk peraturan perundang-undangan yang secara khusus.

Jaleswari Pramodhawardhani, peneliti LIPI dan Dewan Penasihat The Indonesian Institute mengatakan masalah penyewaan rahim wanita memang sangat sensitif dan harus hati-hati penanganannya. Yang jelas memang belum ada peraturan yang mengatur hal ini karena bisa berdampak merugikan wanita itu sendiri.

Menurut Jaleswari untuk masalah ini sangat rentan sekali mendapatkan benturan dari norma
yang dianut negara seperti Indonesia yang masih menganut adat ketimuran.

"Jika tidak hati-hati masalah penyewaan rahim wanita bisa merugikan kaum perempuan yang sampai saat ini masih dikesampingkan suaranya," tegas Jaleswari.(wsm/ktp/it)


Pimpinan Aliran Sesat Satria Piningit Dikenal Sebagai Dukun


Bekasi - Di mana keberadaan Agus Imam Solichin masih misterius. Tempat kediamannya di Bekasi Timur, Jawa Barat pun tampak sepi. Tapi warga sekitar, sejak 1994 telah mengenal pimpinan aliran sesat Satria Piningit Weteng Buwono ini sebagai orang pintar.

"Awalnya dia itu dukun, bisa mengobati orang," kata Haji Nagan, warga Kp Rawa Aren RT 07/12, Aren Jaya, Bekasi Timur saat ditemui di lokasi, Rabu (28/1/2009).

Agus diketahui mulai melakukan hal yang aneh-aneh sejak 2002. Saat itu, dia mulai melakukan ritual dan menyebarkan ajarannya.

"Ini membuat warga resah dan akhirnya diusir, dan pindah ke Pasar Minggu (Jakarta Selatan)," jelasnya.

Agus diketahui memiliki 30-40 orang pengikut. Dia memusatkan aktivitas kelompoknya di halaman rumah.

"Kadang mereka malam-malam tidur bersama-sama di halaman rumah sampai pagi. Yang bikin bingung mereka tidak puasa dan tidak salat," timpal Yaya Rohayati, warga lainnya. (wsm/ktp/dtk)


Aliran sesat Satria Piningit Pengikut diajari ritual asusila bersama-sama

Warga Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dalam beberapa hari terakhir digegerkan dengan adanya kelompok aliran sesat yaitu Satria Piningit Weteng Buwono yang dipimpin Agus Imam Solichin.

Membuat warga resah karena ajaran-ajaran yang diberikan kepada para pengikutnya diduga melenceng dari ajaran Islam.

Agus disebut memiliki 40 orang pengikut, dan 12 pengikut di antaranya anak-anak. Tidak ada kostum yang mencolok dari pengikut aliran ini. Para pengikut aliran ini hanya kompak memakai gelang batu giok warna dan ikat kepala merah putih. Ajaran Agus ini membuat warga terganggu dan melaporkan keluhannya pada Ketua RT setempat, Asmawi.
”Kami merasa terganggu karena alirannya beda. Tidak pernah salat, lelaki dan perempuan campur. Kadang nyanyi-nyayi yang tidak jelas. Kalau warga tahunya pengajian Islam biasa. Saya sudah tahu sejak tahun 2002, tetapi belum menjabat RT jadi tidak berani melaporkan,” kata Asmawi, Selasa (27/1)

Kelompok ini bermarkas di sebuah rumah berlantai dua yang dominan dicat warna merah dan putih, seluas 10 x 8 meter. Salah satu ajaran yang mengejutkan adalah ritual melakukan hubungan seksual secara bersama-sama. Para pengikut dan pasangannya melakukannya dalam satu kamar.

”Tidak ada hari khusus, dan tidak ada aturannya. Terakhir ada ritual seks ramai-ramai tahun 2005. Ada enam pasang suami istri,” kata A Kusmana, 58, seorang murid Agus Imam Solichin, Selasa. Kusmana pun mengaku sempat mengikuti ritual itu. Menurut Kusmana, hal itu dikatakan Agus mencontoh penciptaan Nabi Adam.

Selain seks bareng, Aliran Satria Piningit Weteng Buwono kerap menggelar pengajian di malam hari. Para pengikutnya wajib hadir. Jika absen, sang pengikut pun dihukum telanjang bulat semalaman. Pemimpin aliran sesat juga berjanji mengajarkan teknik-teknik Kamasutra. Jika menolak diajari, maka pengikutnya akan dimasukkan ke neraka jahanam.
Aliran ini hampir sama dengan kelompok Children of God di awal tahun 1980-an, khususnya terkait ajaran praktik seks bebas. Bedanya, Satria Piningit Weteng Buwono menggunakan simbol Islam, sedangkan Children of God menggunakan simbol kristiani.
Agus mengklaim dirinya sebagai Tuhan sejak 2005-2006.

Dia juga mengaku titisan Soekarno. Agus sejak Desember lalu telah menghilang dari markas aliran sesat tersebut. Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Chairul Anwar, menegaskan kasus tersebut masih dalam penyelidikan. Sedikitnya lima orang pengikut sudah dimintai keterangan. Kasus ini sudah dilimpahkan ke Polda Metro Jaya. (wsm/ktp/it)


Lagu Untuk Gaza dari Yusuf Islam

JAMALRECORDS.COM

YUSUF ISLAM: Penyanyi asal Inggris Yusuf Islam yang sebelumnya bernama Cat Steven membuat lagu yang ditujukan untuk mengumpulkan dana bantuan warga Palestina.


LONDON-- Sebagai bentuk kepedulian terhadap tragedi yang menimpa warga Gaza Palestina, Penyanyi asal Inggris Yusuf Islam, Senin (26/1) merilis lagu "The Day The World Gets Around" untuk pengumpulan dana bantuan.

"Ketika diawal tahun saya berbicara dengan Klaus Voorman tentang kemungkinan membuat album baru saya,"ujar Yusuf dalam situs pribadinya.

Saat itu, Klauss menyarankan Yusuf untuk membuat album yang ditujukan untuk membantu masyarakat keturunan Indian di Amerika."Dia mengajak saya untuk bergabung, kemudian terjadilah serangan di Gaza," cerita Yusuf

Lagu yang merupakan daur ulang ciptaan salah satu mantan personel The Beatles, George Harrison menceritakan terpecahnya dunia yang diakibatkan kebodohan yang berakibat peperangan dan kehilangan sebuah proses yang menyandingkan antara perdamaian dan cinta bagi setiap orang dimuka bumi.

Yusuf Islam yang sebelumnya bernama Cat Steven itu akan mendonasikan seluruh penjualan lagu The Day The World Gets Around kepada Badan Bantuan Sosial dan Pekerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA) dan membantu tiap keluarga dan anak-anak yang berada diperbatasan Gaza.

Yusuf mengatakan, semoga dengan adanya lagu itu akan mengingatkan masyarakat betapa luasnya arti cinta, perdamaian dan kebahagian yang bisa dibagi ketika melihat sekeliling terdapat perang antar manusia yang sia-sia,p rasangka dan mulai untuk merubah kebodohan yang terjadi.(wsm/ktp/rpb)


Wanita Berjilbab Pimpin Distrik di Belanda


THE HAGUE - Setelah Roterdam memiliki walikota muslim, kini giliran distrik Zeeburg di Kota Amsterdam, Belanda yang bakal dipimpin seorang muslim. Adalah Fatima Elatik, 35 tahun, yang ditunjuk sebagai kepala dewan distrik Zeeburg.

Wanita Muslim itu dinominasikan oleh PvdA, di distrik tersebut untuk menggantikan Nico Papineau Salm--yang mengundurkan diri karena alasan kesehatan. Kemenangan Elatik melalui pemungutan suara telah diprediksi mengingat PvdA adalah partai terbesar di kawasan tersebut

Wanita itu pun otomatis menjadi pemerintah politik pertama yang bertugas dengan mengenakan jilbab di Belanda. Selama ini ia telah dikenal sebagai politisi berjlbab yang mengkombinasikan warna kerudung di wajahnya.


Sekitar 50 ribu orang tinggal di distrik Zeeburg, salah satu dari 14 distrik di Kota Amsterdam. Sama seperti Amsterdam, Roterdam pun memiliki bentuk pemerintahan semacam itu. Setiap distrik (setingkat kecamatan) dalam kota memiliki kewenangan khusus untuk perencanaan dan pembangunan fisik kawasan, seperti membangun lahan parkir atau masjid.

Sampai saat ini, sebelum, Aboutaleb terpilih menjadi walikota, dan Elatik terpilih menjadi kepala distrik, Belanda hanya pernah memiliki satu pemimpin wilayah beragama Islam, yakni Ahmed Marcouch(PvdA). Marcouch masih menjabat sebagai kepala distrik Slotervaart. Ketiga orang tersebut, yakni Aboutaleb, Marcouch dan Elatik, adalah keturunan Maroko.

Namun dalam wawancara dengan het Parool, situs berita berbahasa Belanda, Elatik mengatakan adalah hal ''menggelikan" bila media mengaitkan pemilihan dirinya dengan Aboutaleb. "Saya tidak ingin digambarkan sebagai warga negara Maroko. Tolong digarisbawahi, di antara warga PvdA di pusat dan di wilayah perwakilan Zeeburg, saya adalah satu-satunya yang lahir dan besar di Amsterdam," tegas Elatik.

Status kewarganegaraan keturunan Maroko memang menjadi isu sensitif di Belanda. Tak lain karena meski seseorang telah berimigrasi dan mendapat kewarganegaraan baru, Maroko tetap mengakui orang tersebut warga negaranya. Begitu pun anak-anak keturunan imigran Maroko yang lahir di negara lain, secara otomatis tetap diakui Maroko sebagai warga negara. Alhasil warga keturuna Maroko pun rata-rata memiliki kewarganegaraan dobel

Hal tersebut pun sempat menjadi pembicaraan Aboutaleb ketika dicalonkan menjadi walikota. Banyak pihak yang kemudian meragukan statusnya hingga loyalitas dan nasionalismenya terhadap Belanda.

Namun diangkatnya Elatik, dengan jelas menggambarkan isu loyalitas dan keraguan nasionalisme, tidak masuk hitungan dalam proses pemilihan kepala distrik Zeeburg./it
(wsm/ktp/rpb)


Rumah Tangga Harmoni atau Rumah Tangga Islami?

Pilih mana? Rumah tangga harmoni atau rumah tangga Islami. Ah, tak layak ditanyakan. Siapapun tahu keduanya adalah satu kesatuan. Jika rumah tangga itu Islami, pastinya ia akan menghadirkan keharmonisan. Keduanya saling berkaitan seperti dua sisi mata uang. Berhubungan sebagai sebab-akibat.

Rumah tangga Islami ialah rumah tangga yang didalamnya ditegakkan adab-adab Islam, baik yang menyangkut individu maupun keseluruhan anggota rumah tangga. Rumah tangga Islami, kata ustadz Tjahyadi Takariawan dalam buku “Pernak-Pernik Rumah Tangga Islami”, adalah sebuah rumah tangga yang didirikan atas landasan ibadah, mereka bertemu dan berkumpul karena Alloh, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, serta saling menyuruh kepada ma’ruf dan mencegah yang munkar karena kecintaan mereka kepada Alloh.

Pengertian di atas, dalam pengimplementasiannya bisa beraneka ragam. Ada yang cukup menganggap jika semua keluarga bisa sholat lima waktu, puasa romadhon, menutup aurat maka itu sudah dikatakan rumah tangga berlandaskan Islam. Ada yang memberi ukuran diatasnya lagi, misalkan menghidupkan ibadah-ibadah sunnah dirumah, komitmen serius memberikan kontrol ketat terhadap televisi, bersungguh-sungguh menjaga akhlak, aktif dalam dunia dakwah dan lain sebagainya.

Kalau perbedaan itu muncul disebabkan faktor ketidaktahuan, karena belum mendalami Islam secara kaffah, maka solusinya adalah menambah ilmu. Baca buku atau mendengar ceramah-ceramah tentang ibadah secara hakikat dan syariat. Tapi bagaimana dengan yang belajar saja enggan, komitmen mereka ke arah rumah tangga islami lemah bahkan hampir tidak ada.

Inilah kenapa kita bertanya “pilih mana rumah tangga harmoni atau rumah tangga Islami?”. Karena kenyataannya memang banyak yang beranggapan “membentuk rumah tangga harmoni tak harus Islami”.

Agama bukan satu-satunya alternatif untuk mendapat ketentraman rumah tangga (?)
Dalam setiap biduk rumah tangga, ada perbedaan tingkat keyakinan terhadap hubungan positif antara membina rumah tangga islami dengan ketentraman keluarga. Setidaknya kita bisa melihat, karena ketidakyakinan itu, tak sedikit mereka yang berstatus muslim tapi menjalani pernikahan tanpa atau tidak terlalu menancapkan komitmen “rumah tangga islami” di keluarganya. Sejak awal pernikahan sama sekali tidak terdengar komitmen-komitmen ketaatan. Pernikahan berjalan secara linier tanpa ada sentuhan ibadah didalamnya. Tidak ada kekhasan yang bisa membedakan dengan rumah tangga nonmuslim. Aktivitas fisik hanya selesai pada urusan bekerja di kantor, memasak, olahraga, mempercantik diri, berhubungan suami-istri dan lain sebagainya. Demikian pula aktivitas batin yang tak jauh beda, hanya berisi urusan saling menanamkan cinta, rindu dan kasih sayang pada suami,istri dan anak-anak, tidak lebih.
Ada seorang teman kita yang mengatakan, “keluarga si fulan itu tidak sholat, tidak terlihat mereka taat ibadah, tapi ekonominya berkecukupan, buktinya mereka tentram dan bahagia”. Lebih panjang lebar lagi si teman kita ini memberikan analisanya, bahwa ketentraman yang terlihat di keluarga mereka disebabkan faktor kepribadian suami-istri yang sama-sama humanis, cerdas emosi dan mapan ekonomi. Kemudian teman kita ini membandingkan “Lihat saja yang satunya, dia sholat, istrinya juga taat, tapi tak cukup memberi semangat bagi saya untuk membina rumah tangga seperti mereka, ekonominya biasa-biasa saja”.

Kita mungkin pernah mendengar pernyataan-pernyataan seperti ini. Atau malah kita sendiri punya pertanyaan yang sama sebagaimana teman kita ini. Yang dilihat teman kita ini bisa jadi memang benar, artinya tak ibadah pun mereka tetap harmonis. Tapi bisa juga salah, mereka sesungguhnya tidak bahagia.

Kita mulai dari sini. Mari kita dengar pernyataan Steven Covey penulis buku monumental “Seven Habits of Highly Effective People” . Covey mengatakan, “kecerdasan emosionalitas dan intelektualitas tanpa bersumber spiritualitas akan kehabisan energi dan berbelok arah”. Spiritualitas dalam hal ini adalah urusan ketuhanan, yaitu ketaatan dalam beragama.

Menurut Covey, jika hidup (baca: keluarga) tanpa disentuh spiritualitas, akan kehabisan energi. Maksudnya begini, energi berbuat baik itu ada sumbernya. Apabila sumbernya habis maka energi itu juga akan habis. Pertanyaan selanjutnya, sampai kapan energi berpikir positif, energi sabar dan telaten mendidik anak, energi sabar ketika ada ketidakcocokan dengan pasangan, energi setia terhadap pasangan untuk sekedar tidak ngelirik kemana-mana atau energ-energi positif lain yang diajarkan oleh teori-teori barat itu akan bertahan. Dalam beberapa hantaman gelombang pertama mungkin masih bisa bertahan. Tapi hantaman-hantaman berikutnya, barangkali bahtera itu sudah kandas atau tenggelam di dalam lautan. Tanpa ada sandaran yang kokoh, kata Covey, nilai-nilai positif itu tidak akan bertahan lama.

Kemudian menurut Covey lagi, kita akan berbelok arah. Untuk yang ini, ijinkan penulis memberi contoh yang sangat tak menyenangkan buat anda. Misalnya begini, karena senyum suami anda yang menawan, kemampuan komunikasinya yang baik, pandai menyentuh hati orang dengan pujian, ditambahi kantong yang sedikit tebal, eh ternyata kebaikan itu digunakan untuk yang “aneh-aneh”, nah!. Pada “penyakit” yang stadiumnya masih rendah, berbelok arah berkaitan dengan ketidakjujuran, pamrih dan ketidaktulusan hati ketika berbuat baik.

Maka teori baratpun saat ini menyimpulkan, spiritualitas (keyakinan dan komitmen beragama) adalah satu-satunya, tidak ada yang lain, sebagai kunci mempertahan nilai-nilai kebaikan. Dan kebaikan yang konsisten itu, akhirnya akan melanggengkan suasana tentram dalam rumah tangga.

Apalagi bagi kita sebagai muslim, yang aturan dan tuntunan agamanya begitu sempurna. Coba rasakan dan bayangkan, betapa besarnya energi berbuat baik pada pribadi seorang suami ketika hatinya terisi keyakinan dan kepatuhan pada sabda Rosululloh berikut ini, “Barangsiapa yang beriman pada Alloh dan hari akhir, janganlah ia mengganggu tetangga dan berbuat baiklah kepada wanita.(HR. Bukhori)

Subhanalloh, dalam islam berbuat baik kepada istri adalah ukuran keimanan kepada Alloh dan hari akhir. Ah, anda para istri, benar-benar akan menjadi ratu di rumah sendiri.

Kebahagiaan Hakiki

Ketika sumber energi berbuat baik itu habis atau ketika kebaikan tujuannya menjadi berbelok arah, maka saat itu titik dimana dimungkinkan terjadi ketidaktentraman. Stress dan perselisihan riskan untuk muncul di permukaan. Kalaupun teman kita tadi berkata bahwa ada keluarga yang tanpa menghidupkan suasana Islami tetap bisa tentram dan bahagia, ukurannya masih sangat subyektif. Jangan-jangan hanya di permukaan, keadaan sebenarnya tidak demikian. Atau, dia bahagia pada kondisi dimana dia belum waktunya untuk bahagia. Loh, maksudnya?

Ukuran kebahagiaan, bagaimanakah ukuran kebahagiaan. Kita ambil pengertian sederhananya saja, menurut penulis, bahagia itu diukur dengan keadaan puas dan tidak adanya kesedihan dalam diri seseorang.
Ukurannya subyektif sekali. Karena sifatnya yang personal itu, maka bahagia dipengaruhi oleh kapasitas ilmu dan pemahaman pribadi masing-masing orang.
Contoh, apakah koruptor itu hidupnya bahagia?. Jawabannya relatif. Bisa “ya”, bisa “tidak”. Jika koruptor itu, anggap saja sama sekali tidak punya keyakinan kepada Tuhan. Di benaknya tidak ada pikiran adanya balasan api neraka, maka kemungkinan besar ia akan bahagia. Selama tidak ada yang tahu kejahatannya, ia tetap berada dalam kebahagiaannya. Dengan demikian keputusan sementara, KORUPTOR ITU TERNYATA HIDUPNYA BAHAGIA.

Namun beda keadaannya, jika koruptor itu setelah melakukan kejahatan ia sadar dan takut akan kemurkaan Alloh padanya. Ia yakin akan balasan akhirat. Hari-harinya dihantui rasa menyesal dan ketakutan akan ancaman siksa kubur dan api neraka. Maka walau tidak ada yang tahu, ia tidak bahagia atas kejahatan yang dilakukannya. Lihat, KORUPTOR ITU TERNYATA HIDUPNYA TIDAK BAHAGIA.

Dari contoh di atas mudah-mudahan anda sudah bisa menyimpulkan maksud penulis.
Hukum-hukum yang ada di luar kita akan tetap berlaku tanpa peduli kita memperhatikannya apa tidak. Sampai kapanpun, balasan surga bagi orang yang beramal sholih tetap berlaku sebagaimana neraka disediakan untuk orang-orang yang berbuat kejahatan dan kemungkaran. Tak perlu menunggu kita percaya terhadap itu semua atau tidak.
Pertanyaannya, kalau kita bahagia saat ini, sudahkah kebahagiaan itu juga mengundang kebahagiaan di akhirat nanti?. Apakah kita tetap akan merasa bahagia dengan melimpahnya harta, suami kaya, istri cantik, anak-anak yang pintar walau tak melaksanakan ibadah sholat misalnya?. Percayalah, bahagia disebut hakiki itu jika ada tiga hal, pertama : tahan lama, kedua : sumber kebahagiaan itu suci, yang

ketiga: BERBUAH SURGA.

Rumah Tangga Sumber Ibadah Utama

Kalau saja pernikahan tidak dipahami sebagai sarana berbagi kasih suami-istri semata, namun lebih utama adalah media ibadah kepada Alloh, pasti semua keluarga muslim akan berkomitmen untuk menghidupkan rumah tangganya secara Islami. Suaminya memimpin, dengan memimpin secara Islami. Istri bersikap dengan akhlak yang Islami. Dan anak-anak, dididik dengan pendidikan Islami.

Suami atau istri memiliki amanah yang tali pengikatnya tersambung sampai ke langit ke tujuh. Ada tanggungjawab yang diamanahkan Alloh yang harus ditunaikan, apapun peran yang dipegang, baik sebagai suami maupun istri. Alloh berfirman di dalam Al-Qur’an “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim : 6)
Maka, hidupkanlah rumah kita dengan ketaatan. Hiasi dengan ibadah sunnah dan akhlak-akhlak mulia para penghuninya. Undanglah para malaikat untuk senang berkunjung ke rumah kita dengan tilawah Al-Qur’an. Mudah-mudahan rumah tangga kita menjadi miniatur surga sebelum surga sesungguhnya. Baiti Jannati. Wallohu A’lam bisshowab..
(wsm/ktp/nh)


Aku Pemimpin, Karenanya Aku Melayani

Berbicara kepemimpinan pria, akan ada yang menghadapkannya dengan bahasan emansipasi wanita. Padahal keduanya bukan sebuah pertentangan sehingga tak usah diperdebatkan. Kepemimpinan lelaki dan kewajiban memuliakan wanita, sama-sama ada nash-nya dalam Al-Qur’an. Sama-sama diperintah dan dicontohkan oleh Rosululloh. Karena sebelum gagasan emansipasi itu populer oleh Ibu kita Kartini, Islam sudah mencatatkannya lewat pribadi-pribadi muslimah salafusshalih yang menjadi bunga kehidupan di zamannya. Jauh berabad-abad yang lalu.

Mari kita tengok potongan-potongan sejarah yang mencatatkan tentang kebebasan yang memuliakan (bukan yang menghinakan) para wanita muslimah. Ibunda Khadijah adalah seorang wanita pebisnis yang bisnisnya mengggurita kemana-mana. Bisnis yang dipimpin beliau sudah berskala internasional. Pasar bisnisnya hingga keluar kota Mekkah, perdagangannya eksport-import. Muhammad muda sempat merasakan menjadi pegawai pemasaran bisnisnya ke luar negeri, kota Syam.


Aisyah tak kalah, beliau menjadi rujukan fiqih dan nasehat oleh para sahabat-sahabat Rosululloh pasca beliau meninggal dunia. Kita juga mendengar bagaimana Asma’ Binti Abu Bakar, keluar masuk kota madinah sekedar membantu kebutuhan keluarga dengan mengambil biji-bijian di pinggiran kota Madinah. Wanita-wanita muslimah juga ikut berjuang di medan perang, dengan posisi sesuai kodrat kelembutannya, yaitu garda belakang sebagai bagian logistik dan medis.

Itulah sedikit contoh. Merekalah generasi mulia wanita-wanita muslimah. Mereka mengharapkan Surga sebagaimana para lelaki mengharapkan Surga. Mereka menakuti Neraka dan pucat pasi sebagaimana para lelaki pucat pasi ketika mengingatnya. Mereka bersemangat karena keadilan Alloh menyamakan dengan kaum pria tentang janji kemuliaan akhirat. Mereka letakkan emansipasi sebagai jalan menuju kemuliaan kodratnya. Bukan justru menjadikannya sebagai jalan menjerumuskan diri ke dalam kehancuran hidup, dunia maupun akhirat. Mereka bergerak sesuai ruang yang diberikan Alloh kepadanya. Tidak berlebih-lebihan dan juga tidak mengharami hak-hak kebebasan yang sudah diberikan kepadanya. Disinilah emansipasi islami itu membuahkan keindahan, kemaslahatan dan keselamatan.

SUAMI SEBAGAI PEMIMPIN RUMAH TANGGA

Sekarang kita berbicara Rumah Tangga, Islam memuliakan wanita karenanya Islam menjadikan pria sebagai pemimpinnya. Loh kok bisa?
Kita akan mengurainya terlebih dahulu melalui sudut pandang hak dan kewajiban. Kebanyakan kita, hanya melihat kepemimpinan dari satu sisi saja. Yaitu mengenai betapa enaknya “hak” yang mereka terima. Kita sentimen dengan fasilitas-fasilitas, ruang gerak, serta pengakuan-pengakuan yang di-hak-i oleh seorang pemimpin. Kita lupa bahwa di balik itu ada tanggungjawab besar, yang sudah barang tentu, kalau dikaitkan dengan amanah, maka ia tersambung dengan pertanggungjawaban akhirat. Rosululloh bersabda : “setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggunjawaban”

Alloh ta’ala menjadikan lelaki sebagai pemimpin dari wanita, karena Dia Yang Maha Mencipta telah memberi potensi kemampuan menerima tanggung jawab besar tersebut. Salah satu tanggungjawab tersebut adalah wajib hukumnya memberikan nafkah bagi keluarga. (Hadist)

Satu lagi tanggungjawab lebih besar daripada kewajiban menafkahi, yaitu menyelamatkan seluruh pribadi dalam rumah tangga yang dipimpinnya dari siksa Neraka. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (QS. At-Tahrim : 6).

Suamilah yang mempunyai kewajiban utama mendidik istri, anak-anak serta membina rumah tangga dalam bingkai ketaatan kepada Alloh subhanahu wa ta’ala. Bila sebagian suami-suami masa kini melalaikan tanggungjawab kepemimpinannya dalam urusan ketaatan kepada Alloh, bukan berarti beban itu hilang dari pundaknya. Beban itu tetap ada untuk dipertanggungjawabkan nanti di akhirat. Dengarkanlah ratapan seorang yang mengerti beratnya amanah yang dibebankan dipundaknya, Umar bin Khattab :
Peran membimbing, mengarahkan, dan mendidik menjadi tanggungjawab pemimpin. Walaupun pada keadaan lain, istri juga memiliki peran tersebut. Mari kita melihat dari perspektif lain hadist berikut ini : “Semoga Alloh memberikan rahmat kepada seorang laki-laki yang bangun pada sebagian malam kemudian sholat dan membangunkan istrinya dan ia juga sholat, bila istrinya enggan ia memercikkan air dimukanya. Semoga Alloh juga memberikan rahmat kepada seorang wanita yang bangun pada sebagian malam kemudian sholat, juga membangunkan suaminya lalu ia sholat, bila suaminya enggan ia memercikkan air dimukanya” (HR. Abu Dawud)

Apa yang kita lihat dari hadist tersebut selain keutamaan sholat tahajjud?. Ya, ada dua makna yang bisa kita ambil. Satu makna kepemimpinan seorang suami dan kedua makna kebersamaan dalam melakukan ketaatan kepada Alloh.
Dalam susunan hadist tersebut, kalimat tentang suami membangunkan istri untuk bertahajjud lebih dahulu sebelum istri yang membangunkan suami. Yang disebut pertama memberi makna kelaziman atau kadar keharusannya di atas yang kedua. Kita bisa katakan, bahwa dalam situasi tersebut suami sedang melayani (membangunkan) istri.
Begitulah makna memimpin. Memimpin bukanlah dilayani. Bukannya ia dibangunkan tapi harus membangunkan.

Kedua, makna kebersamaan dalam melakukan ketaatan kepada Alloh. Biarpun suami adalah pemimpin dan pembimbing kebaikan bagi istri, bukan tidak mungkin terkadang kadar iman suami lebih rendah daripada istri. Sholat tahajjud lebih semangat istri daripada suami. Sedekah lebih ringan istri daripada suami. Menjaga lisan lebih bisa istri daripada suami. Maka dalam kondisi seperti ini istri harus mengambil peran untuk mendorong suami melakukan amal kebaikan.

Begitulah kepemimpinan rumah tangga. Karena sekali lagi kepemimpinan yang dimaksud bukan untuk meraup hak-hak kepemimpinannya, seperti dilayani dan dihormati oleh istri. Kepemimpinan suami membawa misi menjalankan tanggungjawab yang oleh karenanya siapapun harus mengingatkan bila ia lupa terhadap misinya tersebut. Ehm, termasuk suami yang mendengkur di atas kasur, sekali-kali perlu juga diperciki air (catat! Bukan disiram).

AKU MEMIMPIN KARENANYA AKU MELAYANI

Paradigma kepemimpinan inilah yang harusnya juga menghiasi pribadi seorang lelaki sebagai suami. Bukan hanya menuntut dan disisi lain melalaikan tanggunjawab. Kita adalah abdi bagi keluarga kita. Menyediakan seluruh energi, baik materi, fikiran dan tenaga untuk membawa keluarga kita bahagia di dunia dan akhirat. Suami harus menyediakan tempat tinggal yang walau tak besar dan masih kontrak tapi nyaman dibuat ibadah, menyediakan makanan untuk keluarga agar mereka kuat tegak berdiri menjalankan sholat, suami harus membelikan bajunya istri agar ia bisa menutup aurat, menyekolahkan anak dan banyak lagi pelayanan-pelayanan yang lain.

Tak bijak bila kita hanya melihat dan mencari sandaran dalil-dalil bahwa wanita itu harus taat kepada suami. Ketahuilah, itu sekedar hak suami yang diberikan Alloh agar kita bisa menjalani roda kepemimpinan dengan baik. Tapi sebelum melihat hak-hak itu, ada baiknya suami menatap segala tanggungjawab yang Alloh bebankan kepadanya. Sudahkah dijalankan dengan baik?

Kepemimpinan diukur bukan dari seberapa mampu kita menghabiskan seluruh hak kita. Bukan seberapa besar ketaatan istri. Bukan seberapa mampu kita memanfaatkan kebolehan menikah lagi. Ah, bukan.

Di sisi lain, tak mungkin pula kepemimpinan yang melayani itu berjalan dengan sempurna tanpa ada ketaatan dari Istri. Melayani bukan dimaksudkan suami harus berada di lutut istri. Bukan memuliakan istri seperti majikan dan suami sebagai bawahan. Bagaimanapun pada praktiknya istri adalah pihak yang harus patuh sepenuhnya pada suami.

Melayaninya seorang pemimpin itu tak seperti melayaninya budak. Melayani bagi seorang pemimpin rumah tangga adalah semangat untuk membimbing, mencari sumber-sumber fasilitas pelayanan terbaik seperti nafkah tempat tinggal, pakaian layak dan makanan. Pelayanan seorang pemimpin adalah pelayanan yang bervisi jangka panjang dan cerdas. Bukan pelayanan seorang budak yang bersifat merendahkan diri dan tak mau tahu apakah pelayanannya menyelamatkan ataupun menjerumuskan.
Aku memimpin karenanya aku melayani. Begitulah seharusnya kita. Maka para suami ada baiknya membatasi sikap minta dilayani bergaya raja di atas singgasana. Menghadirkan kerja sama dan saling melayani, InsyaAlloh, itu akan lebih mendekatkan kita pada barokah. Wallohu ‘alam bisshowab.
(wsm/ktp/nh)


JANGAN BIARKAN KEKERASAN MENGHANCURKANMU!

Bila kita membuka sejenak lembaran sejarah kehidupan manusia, banyak peristiwa besar yang terjadi baik itu positif atau negatif, yang melibatkan tangan-tangan generasi muda. Allah l menggambarkan masa muda sebagai masa kuat di antara dua masa yang lemah, sebagaimana firman-Nya,

Image “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (Ar-Ruum: 54)

Para generasi muda banyak yang membuktikan, pada masa mereka kegiatan yang mereka lakukan mampu mengubah wajah dunia, baik itu ke arah positif atau negatif. Sebagai contoh, kemerdekaan Republik Indonesia dimotori oleh generasi muda. Begitu juga era reformasi.
REMAJA DAN KARAKTERNYA
Membicarakan sosok remaja adalah obyek yang tidak pernah basi. Sosok mereka selalu dimulai dengan gejolak baik fisik ataupun mental. Jiwa mereka penuh petualangan. Mereka seolah memiliki dunia tersendiri. Pada umumnya jiwa remaja selalu menjadi climber, manusia yang selalu dipenuhi semangat untuk menjadi yang terdepan dalam banyak hal. Bahkan banyak dari remaja mencari tantangan-tantangan baru tanpa peduli bahaya dan risiko-risiko yang dihadapinya.

Heroisme di dada mereka membuat remaja siap menghadapi tantangan apa pun yang menghadang. Proses pendewasaan mereka pun berkelok tajam, tak semulus jalan tol, bahkan kadang mereka tak peduli pada keselamatan diri hingga terperosok dalam jurang kegelapan.

Jiwa muda yang penuh gejolak inilah yang kadang menyeret remaja pada hal-hal yang tak seharusnya, apalagi jika mereka tak memiliki filter dalam memilih pergaulan. Sebagian dari mereka kadang terjebak dalam “dunia lain” yang menawarkan kebebasan bertindak.

Remaja-remaja dalam sekejap berubah menjadi “preman-preman” yang sarat kekerasan dan kebrutalan sebagai aktualisasi diri dan pengakuan terhadap eksistensi mereka, baik itu secara pribadi atau berkelompok seperti yang banyak kita saksikan dan dengar akhir-akhir ini. Remaja terlibat genk motor yang brutal, ataupun remaja putri yang terlibat genk brutal dengan menganiaya remaja putri lain yang dianggap melebihi dan menyaingi mereka. Adakah yang salah dengan mereka?
ANAKKU, KEMANA KAU HEMPAS KELEMBUTANMU?
Sebenarnya tak ada yang salah dengan remaja dan dunianya, selama semuanya masih berada dalam koridor dan nilai-nilai positif. Baik itu menyangkut sikap ataupun pergaulan mereka. Tak ada salahnya jika kita mendapati remaja hidup bergaul dalam satu komunitas tertentu selama komunitas itu mengarah pada hal-hal positif. Namun jika pergaulan dan komunitas tersebut mengarahkan remaja pada hal-hal yang bersifat negatif dan merusak, inilah yang salah.

Tak ayal hal ini mau tak mau layak kita cermati. Mengapa ada dari remaja memilih pergaulan yang negatif penuh kekerasan seperti yang ramai diberitakan akhir-akhir ini, meski mereka tahu risikonya tak ringan. Yang menyedihkan, seiring waktu fenomena kekerasan yang melibat remaja kian marak. Media seolah menjadi iklan gratis bagi ”sosialisasi” kekerasan, hingga bukan mustahil remaja-remaja lain menirunya. Makin perih hati kita, juga kita dibuat ternganga, kekerasan remaja ini juga melibatkan remaja putri, sosok yang seharusnya penuh kelembutan.

Kondisi global dunia telah memberikan pengaruh signifikan bagi remaja yang notabene labil. Belum lagi serbuan budaya dan idiologi akan melahap habis remaja yang tidak siap dan tidak memiliki filter yang kuat untuk menghadapinya. Hingga pada akhirnya sebagian remaja terjebak dalam pergaulan bebas tanpa aturan yang pasti, serta menyeret mereka berkenalan dengan kekerasan dan sejenisnya.

Akankan kondisi ini akan kita biarkan berlarut-larut membelenggu anak-anak kita yang seharusnya menjadi harapan di masa depan? Haruskan kita biarkan masa remaja mereka sia-sia? Haruskah kekerasan merenggut kelembutan dalam jiwa-jiwa remaja kita? Sementara dalam satu haditsnya Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut dan menyukai kelembutan dalam segala urusan.” (Bukhari Muslim)
BAGAIMANA ISLAM MENYIKAPI FENOMENA INI DAN SOLUSI
Adanya fenomena kekerasan ini, Islam menyikapi dengan aktif dan bijaksana. Sesungguhnya hal ini tidak perlu terjadi jika para remaja-remaja ini tidak terputus dari tali Islam serta perubahan mendasar, tujuan dan polagaya hidup keluarga yang seharusnya bisa menjadi tempat anak-anak bernaung. Dan merupakan hal penting yang harus segera dilakukan yaitu usaha untuk mengembalikan fungsi keluarga Islam sesungguhnya. Kemudian baru dipecahkan dan diurai satu persatu permasalahan ini menurut kacamatan Islam, karena dalam tubuh para remaja juga masyarakat.

Gencarnya serangan ghazwul fikri yang dilakukan musuh-musuh Islam ikut mempercepat semakin menurunnya kwalitas kepribadian dan akhlak para remaja. Perubahan tata nilai dalam masyarakat makin menyuburkan kerusakan moral remaja. Keteladanan dalam keluarga hilang sekolah yang dihaharapkan mampu mewakili pendidikan generasi tak bisa berbuat banyak. Kesalahan fatal sebagai sumber utama kerusakan moral termasuk kekerasan remaja adalah berawal dari keluarga, remaja dewasa ini kebanyakan kurang memperoleh kasih sayang dan perhatian sebagaimana mestinya.

Belum lagijika remaja ini mengalami broken home, orang tua sering bertengkar dihadapan anak-anak. Alih-alih ketenangan yang didapatkan, malah kesumpekan yang mereka rasakan. Sementara sebagian ortu yang lain menganggap materi telah mencukupi kebutuhan remaja, namun kebutuhan pendidikan akhlaq dan tingkah laku tak penting.

Komunikasi yang tak lancar dan cenderung menyalahgunakan anak-anak tanpa mau melihat apa yang sebenarnya terjadi. Orangtua juga sering menggunakan bahasa kasar, caci maki, penginaan bahkan kekerasan fisik pada anak. Maka tak heran banyak remaja lari memilih jalan mereka mencari tempat bernaung dan berbagi untuk mencurahkan penat hati. Hingga ada yang terjebak dalam pergaulan bebas dan kekerasan.

Atas banyaknya kasus kekerasan yang melibatkan remaja Islam telah jauh-jauh sebelumnya memberikan antisipasi berupa petunjuk sekaligus sebagai solusinya.

1. Mengembalikan dan menjadikan keluarga mulsim kembali pada fungsi yang sungguhnya. Karena keluarga adalah tempat awal bagi pemebntuk akhlak generasi. Jika akhlak yang ditanamkan selalu mengandung didikan dan teladan positif maka. Hal ini bisa menjadi modal dasar yang bermanfaat, berharga saat mereka bergaul diluar rumah.

2. Islam sedari awal telah memberikan rambu-rambu sebagai penjagaan atas umatnya baik jasmani dan rohani. Baik itu menyangkut etika bergaul, cara bersikap, mengajarkan selalu berfikir positif, perlunya ilmu dan sebagainya. Memilih pergaulan dan lingkungan yang baik membuat remaja terjaga dari pergaulan yang merugikan. Rasulullah bersabda, ”Agama seseorang tergantung atas agama temannya, maka lihatlah siapa yang menemaninya” .(Abu Dawud, Tirmidzi dihasankan oleh Syaikh Al Albani).
Dalam Azzukhruf : 67 Allah berfirman akan pentingnya memilih teman.
”Teman-teman akrab pada hari itu sebagianya menjadi musuh bagi sebagian yang lain keculai orang-orang yang bertakwa”.

3. Menanamkan pentingnya ilmu dien sejak dini karena hal ini, akan membuat mereka bisa memilah yang haq dan batil.

4. Menumbuhkan pola pikir positif dan juah ke depan sehingga pikiran kita selalu berisi dorongan pada hal baik dan bermanfaat serta untung ruginya, sebab kehidupan kita adalah pikiran kita. Niat baik juga membuat kita terhindar dari lemahnya jiwa, sebagaimana firman Allah. ”Dan barang siapa yang bertawaqal pada Allah niscaya Allah akan mencukupinya” (At Thalaq 3)

5. Menumbuhkan sikap dan gaya mendidik yang dipenuhi kelembutan cinta dan kasih sayang sebagai bahasa mutlak dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak / remaja serta menjauhi sikap kasar, kerasn dan semena-mena. Allah berfirman dalam Ali Imran 159 , ”Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu."

6. Menjauhkan anak / remaja dari bias-bias yang memancing tindak kekerasan. Semisal, menonton film laga penuh adegan kekerasan / tayangan adu fisik semacam Smack Down, berita kriminal dan sebagainya.

Insya Allah, jika hal-hal di atas bisa dilakukan maka harapan untuk melahirkan generasi pilihan yang jauh dari kerusakan dan kekerasan akan bisa diwujudkan. Selain itu usaha yang sinergi dari seluruh pihak baik itu keluarga, sekolah juga masyarakat untuk bersama melakukan perbaikan akan menumbuhkan secercah harapan mengembalikan kondisi akhlak remaja yang mulai carut marut. Mengembalikan remaja di bawah keindahan akhlak panji-panji Islam. Seperti halnya pemuda kahfi yang selalu teguh berpijak pada kebenaran, Wallahu ’alam.

(ummu abdirrahman)(wsm/ktp/mn)


ANTARA BENCI DAN CINTA


Benci dan cinta, selalu ada dalam hati manusia. Adalah fitrah, bila manusia mencintai sesuatu yang menyenangkan hatinya, dan membenci segala yang menyusahkannya. Yang harus diperhatikan, seorang muslim hendaknya selalu menimbang rasa benci dan cintanya, berdasarkan syariat Allah l. Ia harus mencintai apa yang dicintai-Nya, dan membenci apa yang dibenci oleh-Nya. "TERJALNYA" JALAN KE SURGA

Surga adalah impian dan cita-cita tertinggi setiap mukmin. Namun, untuk menuju ke sana, seseorang harus melalui berbagai ujian dan rintangan. Sebaik-baik bekal yang mesti dibawa adalah takwa. Yaitu menjalankan perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya. Itulah yang berat, dan membuat jalan ke surga menjadi "terjal" atau sulit dilalui. Hanya orang-orang yang terpilih dan mendapat hidayah-Nyalah yang akan berhasil melaluinya.

Setiap orang akan mendapatkan ujian sesuai dengan kadar keimanannya. Semakin tinggi imannya, semakin berat pula ujiannya. Rasulullah n pada permulaan dakwahnya, banyak menghadapi celaan, caci-maki, hinaan, bahkan tindakan kasar dan keji dari kaumnya. Namun beliau tetap bersabar. Ketika pamannya, Abu Thalib meminta beliau untuk menghentikan dakwahnya, beliau menjawab, "Wahai pamanku, meskipun matahari diletakkan di tangan kananku, dan rembulan di tangan kiriku, aku tak akan menghentikan dakwahku, hingga maut menjemput diriku." Itulah bukti cinta Rasulullah n kepada Allah l, sekaligus kepada kaumnya.

Sesungguhnya, Rasulullah n sangat menyayangi pamannya itu. Namun, ketika pamannya memerintahkan suatu perkara yang bertentangan dengan perintah Allah l, beliau dengan tegas menolaknya. Kemudian, setelah Islam berkembang pesat dan mengalami kejayaannya, Rasulullah n tidaklah sombong dan menepuk dada.

Beliau n juga tetap amanah dan hidup sederhana, meski ada kesempatan untuk bermewah-mewah. Beliau tetap tawadhu', dan memperbanyak amal ibadah. Shalat malam, puasa sunnah, memperbanyak dzikir dan istighfar, itu adalah "makanan" sehari-harinya, yang diteladani oleh para sahabatnya yang mulia. Semua itu tetap beliau dan para sahabatnya lakukan, meski di antara mereka sudah dijamin surga! Itulah wujud cinta dan tanda syukur mereka kepada-Nya. Hati mereka sudah dipenuhi dengan keagungan nama-Nya.

Jiwa mereka sangat merindukan untuk dekat dengan-Nya. Kini, bagaimanakah dengan kita? Sampai di mana usaha kita untuk dapat meraih surga-Nya? Kesibukan dunia, ternyata telah banyak melalaikan kita dari-Nya. Shalat yang lima waktu saja sering terlambat, bahkan kadang terlewatkan (na'udzubillaah).

Shalat malam? Jangankan bangun untuk mengambil air wudhu kemudian shalat di pertengahan malam. Saat adzan subuh pun, kadang masih malas untuk bangun. Lebih nikmat berselimut dan memeluk bantal, daripada memenuhi panggilan-Nya. Astaghfirullaah.

"MULUSNYA" JALAN KE NERAKA

Dalam kamus setan, tak dikenal kata menyerah dan putus asa, selama itu demi menyukseskan misi abadinya, untuk menyesatkan manusia: ke neraka. Sejauh mungkin, dengan apa pun caranya, bagaimana pun bentuknya, serta kapan pun waktunya.

Setan akan senang sekali, bila melihat manusia memilih jalan ke neraka. Ia juga akan membantu manusia untuk melaluinya, serta menghiasi berbagai sarana yang menjadikan manusia tertarik padanya. Beberapa jalan setan untuk menjebak manusia di antaranya:

- Indahnya syahwat

Nafsu syahwat senantiasa ada dalam diri manusia. Terkadang ia bergejolak dan menggelegak, menghentak-hentak, minta segera disalurkan. Allah l telah memberi solusi penyaluran syahwat ini melalui pernikahan, dengan segala hikmahnya yang agung.

Namun, setan pun memberi solusi dengan berbagai cara lain yang sudah pasti haram, meski banyak manusia menyukainya. Misalnya dengan pacaran yang dilanjutkan dengan hubungan di luar nikah, berselingkuh dengan PIL, WIL atau PSK.

Cara ini, bagi sebagian orang justru lebih nikmat dan disukai. Adakalanya mereka lebih mencintai pasangan selingkuhnya, daripada pasangan sahnya. Jelas, yang seperti ini sangat tercela dan berdosa.

- Nikmatnya narkoba

Narkoba, dengan segala bentuknya, juga merupakan perangkap setan yang tampak indah dan nikmat, dalam pandangan sebagian orang. Bagaimana tidak? Dengan mengonsumsinya, seseorang bisa seolah "terbebas" dari segala macam keruwetan dan masalah kehidupan.

Seseorang bisa melepaskan segala stres dan kepenatan, juga kejenuhan. Karena narkoba akan membawanya terbang ke awang-awang...jiwa terasa bebas dan segala beban pun lepas.... Namun...itu hanya terjadi sesaat saja. Setelah itu, seluruh tubuh akan terasa sakit dan ngilu, karena narkoba telah merusak berbagai organ vital di dalamnya. Efek ketagihan pun menyertai. Rasa sakit tak akan reda bila pengonsumsian dihentikan....

- Harta yang menggoda

Hampir setiap manusia mencintai harta. Allah l telah memberikan rambu-rambu pada manusia untuk memperolehnya. Di antaranya dengan ayat-ayat yang menjelaskan halalnya jual beli dan haramnya riba. Juga dengan ayat yang menjelaskan keharaman memperoleh harta dengan menzhalimi orang lain.

Sayang, meskipun rambu-rambu itu begitu jelas dan tegas, masih banyak manusia yang "tertarik" untuk melanggarnya. Praktik riba, merebak di mana-mana. Korupsi, sudah menjadi tradisi sebagian masyarakat negeri ini. Pencurian, perampokan, dan berbagai tindak kriminal lainnya frekuensinya kian meningkat tajam. Semua itu adalah pertanda, bahwa banyak manusia telah "kehilangan" hati nuraninya. Mereka tak merasa bersalah sedikit pun, atau merasa sayang dan kasihan kepada orang-orang yang mereka aniaya. Hukum rimba telah berlaku di alam manusia.

- Kesombongan yang tak terasa

Sikap sombong dan membanggakan diri, terkadang juga menghinggapi jiwa manusia, baik disadari atau tidak. Orang yang sombong, hanya mencintai dan mau bergaul dengan orang-orang yang dipandang "sederajat" dengannya. Bila ia kaya dan berpangkat, ia enggan bergaul dengan orang-orang miskin, yang tidak sederajat dengannya. Tak jarang, mereka bersikap tidak pantas kepada orang-orang yang dianggap rendah. Mereka juga merasa berat, untuk mengeluarkan zakat.

Hendaknya, kita senantiasa berusaha menjauhi sikap sombong ini, sekecil apa pun, karena Rasulullah n bersabda, "Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezhaliman (melampaui batas)." (Riwayat al-Hakim)

- Memandang bid'ah sebagai kebajikan

Di antara kita, banyak pula yang sangat mencintai amalan-amalan yang dipandang sebagai kebajikan, padahal kenyataannya adalah kebid'ahan. Di antaranya adalah tahlilan dan yasinan setelah kematian seseorang. Atau memperingati kelahiran (maulid) maupun kematian (khaul) seseorang yang dipandang sebagai orang shalih.

Sungguh, bila yang seperti itu adalah kebajikan dan suatu yang perlu dilestarikan, maka Rasulullah n dan para sahabatnya adalah generasi pertama yang akan melakukannya.

MEWUJUDKAN CINTA PADA SESAMA

Setelah mengetahui lika-liku jalan ke surga dan tipu daya jalan ke neraka, maka seorang mukmin harus selalu mengupayakan dirinya untuk meniti jalan menuju surga, dan mengajak orang-orang terdekatnya untuk berbekal dengan takwa.

Setiap mukmin, tentu mencintai keluarganya. Setiap kita yang mencintai keluarga, tentu tak akan rela bila di antara mereka masuk neraka. Karena itulah, demi cinta kita, kita harus melaksanakan perintah Allah l,

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (At-Tahrim: 6)

Kepada mereka, yaitu suami atau istri kita, orangtua serta anak-anak kita, kita harus berusaha melakukan amar ma'ruf nahi mungkar (mengajak pada kebajikan dan mencegah kemungkaran), semampu kita. Bagaimana kalau mereka melakukan kemaksiatan? Kita harus berusaha menasihatinya, diiringi dengan doa, agar Allah l menyadarkan dan memberi hidayah kepada mereka.

Dalam lingkup yang lebih luas, cinta pada sesama harus kita wujudkan pula dengan beramar ma'ruf nahi mungkar di lingkungan terdekat kita, yaitu tetangga dan sanak famili.

YANG MESTI KITA BENCI

Segala jalan ke neraka, itulah yang selayaknya kita benci dan jauhi. Demikian pula dengan orang-orang kafir serta orang yang suka menentang kebenaran risalah yang dibawa Rasulullah n, hendaknya kita tidak menjadikan mereka sebagai teman dekat.

Allah l berfirman,

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu..." (Al-Mumtahanah: 1)

Semoga kita tidak akan salah lagi dalam menempatkan benci dan cinta....Kita benci apa yang dibenci-Nya, dan kita cintai apa yang dicintai-Nya. (ummu fauzan)
(wsm/ktp/mn)


TERIMALAH AKU APA ADANYA

Di bawah naungan ajaran Islam, pernikahan sepasang insan suami istri menjalani hidup mereka dalam satu perasaan, menyatunya hati dan cita-cita. Namun adakalanya pernikahan harus berjalan di atas kerikil. Apalagi saat pandangan mulai berbeda, tujuan tak lagi sama. Mempertahankan keutuhan dan keharmonisan rumah tangga terasa tak lagi mudah. Di mata kita pasangan selalu serba salah dan penuh kekurangan.

Keluarga Samara

Pernikahan adalah fitrah kemanusiaan. Karenanya Islam menganjurkan, sebab nikah merupakan gharizah insaniyah. Sebagaimana Allah berfirman,

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Ar-Ruum : 30).

Islam memberi penghargaan tinggi pada pernikahan dan Allah menyebutnya sebagai ikatan yang kuat. Dalam al-Quran surat An Nisaa : 21

“… dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat”

Demikian agungnya ikatan pernikahan hingga sebanding dengan separuh agama. Begitulah, keputusan dua insan berbeda untuk menikah tentunya dengan pertimbangan matang, faham dan tahu tujuan dari pernikahan. Mengerti betul perbedaan akan disatukan dalam perkawinan. Hingga pemahaman-pemahaman dari ini diharapkan akan membawa pada keharmonisan dan kelangsungan pernikahan pada keabadian.

Pernikahan adalah bangunan yang bertiang Adam dan Hawa yang membangun kecintaan dan kerjasama, penuh mawadah, ketenteraman, pengorbanan, dan juga hubungan rohani yang mulia dan keterikatan jasad yang disyariatkan.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (Ar-Ruum :21).

Ayat ini merupakan pondasi kehidupan yang diliputi suasana perasaan yang demikian sejuk. Istri ibarat tempat bernaung bagi suami setelah seharian bekerja keras. Penghiburnya di saat lelah. Suasana rumah yang penuh belas kasih hingga menumbuhkan ketenteraman. Sebaliknya suami yang baik akan memberikan timbal balik yang sama.

Suami sebagai pemimpin rumahnya dengan bantuan dan dukungan istri akan bertindak sebijaksana mungkin mengatur rumah tangganya tanpa harus bersikap otoriter. Dan jika tugas suami istri berjalan seimbang maka akan memberi ketenteraman dan kemantapan dalam hubungan suami istri. Dan anak-anak yang tumbuh dalam “lembaga” yang bersih ini akan tumbuh dengan baik. Sebab individu yang bernaung di dalamnya tahu hak dan kewajibannya sebagaimana sabda Rasulullah n,

“Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin bertanggungjawab atas yang dipimpinnya.”

Maka tak heran kalau keluarga harmonis yang saking penuh mawadah warahmah akan mudah diwujudkan. Insyaallah.

Hak dan kewajiban suami istri

Kesan terbaik yang tertangkap dari rumah tangga Nabawi adalah terjaganya hak dan kewajiban dalam hubungan suami istri. Bahkan hak itu tetap diperoleh Khadijah dari Rasulullah meski Khadijah telah wafat hingga membuat Aisyah cemburu. Padahal Aisyah tak pernah berjumpa dengannya. Hal itu semua karena Rasulullah sering mengingat kebaikan dan jasanya.

Keharmonisan dalam rumah tangga akan dengan sendirinya terwujud jika pihak suami atau istri tahu hak dan kewajiban masing-masing. Rasa kasih dan sayang sebagai fitrah Allah di antara pasangan suami dan istri akan bertambah seiring dengan bertambahnya kebaikan pada keduanya. Sebaliknya, akan berkurang seiring menurunnya kebaikan pada keduanya. Sebab secara alami, jiwa mencintai orang yang memperlakukannya dengan berbuat baik dan memuaskan untuknya, termasuk melaksanakan hak dan kewajiban suami istri.

Suami memiliki hak yang besar atas istrinya. Di antara hak itu misalnya:

Menjaga kehormatan dan harga dirinya, mengurusi anak-anak, rumah dan hartanya saat suami tak ada di sisinya. Allah l berfirman :

“….. wanita yang shalihah adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri saat suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara mereka…… “ (An Nisa: 34).

Dalam haditsnya Rasulullah bersabda,

“Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya.” (Riwayat Bukhari Muslim).

Berpenampilan menyenangkan di depan suami dan bersikap manis. Sebagaimana Rasulullah bersabda,

“Sebaik-baik wanita adalah yang bisa membuatmu senang saat engkau pandang, menaatimu saat engkau perintah dan menjaga dirinya dan hartamu saat engkau tinggal.” (Riwayat Tabrani)

Hak lain suami adalah tidak mengizinkan istri memasukan orang yang dibenci suami, menjaga rahasia suami istri termasuk dalam urusan ranjang, berusaha menjaga kelanggengan bahtera rumah tangga, tidak meminta cerai tanpa sebab syar’i.

Dari Tsauban, Rasulullah berkata, “wanita manapun yang minta cerai kepada suami tanpa sebab, maka haram baginya mencium bau surga”. (Riwayat Tirmidzi, Abu Daud).

Selain itu istri harus banyak bersyukur dan tidak banyak menuntut. Perintah ini sangat ditekankan Islam, bahkan ancaman Allah tak akan melihatnya pada hari kiamat kelak jika istri berbuat demikian.

“Sesungguhnya Allah tidak akan melihat kepada seorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya dan dia selalu menuntut (tidak pernah merasa cukup)”

Masih banyak hak-hak suami atas istrinya. Di samping itu suami pun harus memberikan hak istrinya serta menjalankan kewajibannya. Di antaranya adalah memberi makan pada istri apabila ia makan, memberikannya pakaian, tidak memukul wajah istri, tidak menjelek-jelekkan kekurangannya, tidak meninggalkan istri melainkan di dalam rumah, memperlakukan dengan lembut dan menggaulinya dengan baik.

Selain suami memiliki kewajiban memberi nafkah lahir batin, suami berkewajiban mengajarkan ilmu agama apalagi ia memegang kepemimpinan dalam rumah tangga. Hingga ia pun wajib membekali diri dengan ilmu yang syar’i, dengan demikian ia akan mampu membawa keluarganya, istri dan anaknya dalam kebaikan. Jika ia tidak sanggup, mengajar mereka, suami harus mengajak mereka menuntut ilmu syar’i bersama ataupun menghadiri majelis-majelis ilmu. Suami pun harus memberi teladan baik dalam mengemban tanggung jawabnya dan atas apa yang dipimpinnya.

Menerima Kekurangan dan Kelebihan

Kita melihat bagaimana al-Qur’an membangkitkan pada diri masing-masing pasangan suami istri suatu perasaan bahwa masing-masing mereka saling membutuhkan satu sama lain dan saling menyempurnakan kekurangan.

Ibaratnya wanita laksana ranting dari laki-laki dan laki-laki adalah akar bagi wanita. Karena itu akar selalu membutuhkan ranting dan ranting selalu membutuhkan akar. Sebagaimana firman Allah dalam al-A’raf 189,

“Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya.”

Karena itu, pernikahan tak hanya menyatukan dua manusia berbeda tapi juga menyatukan dua perbedaan, kelebihan dan kekurangan sepasang anak manusia. Dimana masing-masing akan saling mengisi dan melengkapi kekurangan satu dengan yang lain. Sementara menjadikan kelebihan masing-masing untuk merealisasikan cita-cita pernikahan sesungguhnya.

“Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.” (al Baqarah : 187).

Dengan memahami hal ini, kehidupan rumah tangga akan tenteram. Dan tenang berlayar, sangat mustahil ditemukan sepasang suami istri yang sempurna segala sesuatunya. Yang bisa dilakukan adalah dengan jalan saling memahami dan menghargai satu sama lain.

Menerima apa adanya kekurangan atau kelebihan pasangan. Tidak membandingkan pasangan kita dengan yang lain. Karena hal-hal seperti ini tidak akan membuat nyaman hubungan namun hanya akan menjadikan kita makin sensitif dengan segala perbedaan. Dan sekali lagi memaafkan semua kekurangan pasangan adalah lebih baik. Hargailah segala kelebihannya. Dan berterima kasihlah atas semua yang telah dikerjakan dan diberikan pasangan pada kita. Insyaallah ini akan membuat makin manisnya hubungan dengan pasangan.

Mungkin ada hal-hal yang tak kita sukai pada pasangan kita, namun bukanlah masih ada hal-hal baik yang kita sukai dan lihat ada padanya? Kita harus bijaksana menyikapi hal ini.

Kita tak perlu berpura-pura dan menutupi kekurangan kita hanya karena takut tak sempurna di hadapan si dia. Karena bisa saja justru hal ini akan menyeret kita pada hal-hal berbahaya. Moralnya saja dengan berbohong menjanjikan ini dan itu serta janji setinggi langit. Padahal kita tahu tak akan bisa memenuhinya. Jika pasangan tahu tentu ia akan marah dan jengkel hingga membuahkan pertengkaran dan hal-hal buruk lain. Bukanlah lebih baik kita selalu tampil apa adanya, karena itu tak akan membebani kita ?

Sungguh, jika si dia benar-benar mencintai kita tentu dia akan menerima kita apa adanya. Mau menerima kekurangan dan kelebihan kita. Tanpa basa-basi. Yang perlu diingat kita selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya, semampu kita. Insyaallah di rumah kita. (ummu fatimah ahmad).(wsm/ktp/it)


1.28.2009

Serangan Baru Israel ke Rafah, Warga Panik


Pesawat-pesawat tempur Israel membombardir perbatasan Rafah dengan alasan menghancurkan terowongan-terowongan bawah tanah yang digunakan untuk menyelundukup senjata dari Mesir ke para pejuang Palestina. Israel melakukan serangan itu beberapa jam sebelum utusan AS untuk konflik Timur Tengah, George Mitchell tiba di Israel.

Militer Israel mengklaim serangan terhadap "terowongan-terowongan Hamas" sebagai respon atas serangan terhadap tentaranya di perbatasan Gaza hari Selasa kemarin, yang menewaskan satu orang tentara Israel dan melukai tiga orang lainnya. Setelah peristiwa itu, Israel langsung melakukan serangan udara ke Gaza dan menewaskan seorang warga Palestina yang sedang mengendarai sepeda motor. Israel mengklaim orang tersebut sebagai pelaku ledakan bom yang ditanam di pinggir jalan.

Dalam pernyataannya, militer Israel menuding Hamas bertanggung jawab untuk memelihara perdamaian di kawasan selatan Israel dan Israel akan merespon dengan keras setiap upaya yang menggangu keamanan wilayahnya.

Serangan udara Israel di perbatasan Rafah membuat warga setempat panik dan mencari tempat yang aman. Tidak ada kabar adanya korban dalam serangan yang dilancarkan Israel hari Rabu pagi itu.

Rencana Perdamaian AS Tak Jelas

Sementara itu, utusan Obama untuk konflik Israel-Palestina George Mitchell hari Rabu ini akan tiba di Israel dan bertemu dengan para petinggi pemerintahan rezim Zionis itu. Setelah dari Israel, Mitchell akan menuju Tepi Barat untuk bertemu dengan pimpinan otoritas pemerintahan Palestina. Tidak disebut-sebut jadwal bertemu dengan Hamas dalam kunjungan Mitchell, padahal pihak yang berkonflik adalah Israel yang ingin memberangus Hamas.

Sebelumnya, Mitchell mengunjungi Mesir dan bertemu dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Javier Solana, Menlu Mesir Ahmed Abul Gheit dan Kepala Intelejen Mesir Omar Suleiman.

Menurut juru bicara untuk Departemen Luar Negeri AS, Robert Wood, kunjungan Mitchell ke Timur Tengah untuk mendengar pendapat dari sekutu-sekutu AS tentang cara terbaik untuk melanjutkan upaya, bukan hanya untuk menjaga stabilitas di Gaza tapi juga dalam jangka panjang mewujudkan solusi dua negara.

Di sisi lain, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan akan bersikap lebih tegas terhadap Israel menyusul agresi Israel ke Gaza. Dari kantornya di Ramallah, Abbas mengatakan akan menyampaikan pada Mitchell bahwa Israel tidak berniat untuk berdamai.

"Israel tidak menginginkan perdamaian. Kita perlu menyampaikan hal ini pada mereka yang datang dari AS dan Eropa. Israel hanya ingin mengulur waktu untuk memperkuat posisinya dengan pembangunan dinding pemisah dan pemukiman-pemukimannya," tukas Abbas.

Selain ke Mesir dan Israel, Mitchell juga akan melakukan pembicaraan dengan pimpinan negara Yordania, Arab Saudi, Inggris dan Prancis.

Rencana perdamaian yang digagas AS dengan mengirim utusannya memang mengecewakan. Karena AS masih berpihak pada Israel dan hanya mendengarkan pendapat dari negara-negara yang menjadi sekutunya dan sekutu Israel.(wsm/ktp/em)


Sayap Sosial Hamas Terima Rp 425 Juta dari Masyarakat Indonesia


Tim relawan Indonesia menyerahkan bantuan langsung senilai Rp 425 juta untuk korban perang di Palestina. Bantuan itu diserahkan kepada Latjnah Al Iqhotsa Wa Thawari, sayap sosial Hamas yang membawahi sejumlah lembaga sosial yang ada di Gaza.

Bantuan dalam bentuk tunai itu diserahkan Tim Kemanusiaan Dompet Dhuafa (DD), Rabu (28/1/2008) sekitar pukul 05.00 pagi, atau sekitar pukul 10.00 WIB. Ketua Tim Kemanusiaan DD Naryo Adhiat menyatakan, bantuan itu diterima langsung Ketua Latjnah Al Iqhotsa Wa Thawari, Fuad An Nahal.


“Alhamdulillah, bantuan tahap pertama dari masyarakat Indonesia, sudah bisa disampaikan secara langsung. Penyerahan kita lakukan di kantor mereka di pusat kota Gaza City. Mereka menyampaikan terima kasih atas bantuan tersebut, dan menitip salam
kepada masyarakat Indonesia serta mohon doa,” ujar Naryo melalui telepon, Rabu pagi dari Gaza City.

Menurut Naryo, sebelum pemberian bantuan itu, Hamas mengundang tim kemanusiaan DD yang berjumlah dua orang, bermalam di salah satu base camp para pejuang Hamas. Dari tempat itu, terdengar beberapa kali ledakan bom yang bersumber dari pesawat-pesawat tempur Israel.

“Hamas berjanji akan membantu menjaga relawan-relawan dari Indonesia selama berada di Gaza City,” ujar Naryo.

Disebutkan Naryo, setelah penyerahan bantuan dalam bentuk tunai ini, pihaknya akan memberikan bantuan susulan senila Rp 2 miliar. Sejauh ini masih belum ditentukan,apakah bantuan tersebut akan diberikan secara tunai juga, atau dalam bentuk logistik. Beberapa alternatif bantuan antara lain kursi roda dan peralatan medis, serta dukungan pembangunan fasilitas sosial warga Gaza yang rusak dihantam bom dari Israel.(wsm/ktp/em)


Rekonsiliasi Hamas-Fatah dan Para Pengkhianat


Pertemuan Kairo antara perwakilan Hamas dan Fatah, ibarat seberkas sinar-meski redup-bagi jutaan rakyat Palestina yang berharap dan berdia agar perpecahan antara kedua faksi terbesar di Palestina itu segera berakhir.

Meski terlihat wajar dan simbolis, pertemuan itu menunjukkan bahwa persoalan yang melilit kedubelah pihak bisa diatasi jika kedua faksi itu berniat baik, khususnya rezim Fatah di Ramallah yang selama ini bersikap memalukan karena selalu tunduk dengan kemauan Israel dan AS.

Tak bisa dipungkiri, pertikaian antara Hamas dan Fatah telah menimbulkan malapetaka bagi persoalan Palestina dan menimbulkan pertumpahan darah di kalangan rakyat Palestina sendiri, sebuah luka yang akan butuh waktu lama untuk menyembuhkannya.

Meski demikian, rakyat Palestina tetap satu, mereka merasakan rasa sakit dan penderitaan yang sama dibawah penjajahan Israel. Rakyat Palestina tetap memiliki harapan yang sama akan keadilan dan kemerdekaan. Untuk itu dibutuhkan kehidupan harmonis yang kekal di Palestina dan untuk mencapai itu, rakyat Palestina harus jujur dan terbuka serta menahan diri untuk tidak menjatuhkan pihak lain. Sikap seperti ini perlu, atau Hamas maupun Fatah akan tenggelam dan eksistensi mereka memudar.

Bencana besar telah menimpa rakyat Palestina di Jalur Gaza. Agresi brutal itu merupakan kemenangan bagi Israel, kecuali jika entitas Zio-Nazi melihat pembantaian terhadap warga sipil tak berdosa dan penghancuran pemukiman penduduk serta gedung-gedung milik publik adalah tindakan heroik, maka Adolf Hitler bisa disebut sebagai pahlawan besar sepanjang masa.

Israel berusaha melumpuhkan Hamas, menghancurkan legitimasi pemerintahannya dan berupaya mengembalikan Jalur Gaza pada pimpinan otoritas Palestina Mahmud Abbas dengan menggunakan piring perak. Faktanya, Israel gagal mencapai tujuan jahatnya. Tapi kaum Zionis adalah kaum bebal dan pikiran mereka terlalu jahat untuk memahami makna kemurahan hati, karena kemurahan hari paling tidak harus mengedepankan rasa kemanusiaan dan Zionisme tidak mengenal rasa kemanusiaan.

Hamas dan kelompok pejuang Palestina lainnya menuai membuktikan ketangguhan dan menuai kemenangan yang legendaris dalam menghadapi para kriminal yang jahat, yang telah mengobarkan perang. Di sisi lain kita cuma melihat pernyataan-pernyataan yang menghinakan, desas-desus bahkan fitnah murahan dari Ramallah yang berisi tudingan bahwa Hamas dan para pejuang di Gaza bertanggung jawab atas syahidnya ribuan warga sipil dan atas kehancuran di Gaza. Seolah-olah pilot-pilot pembunuh yang menghujani rakyat sipil dan anak-anak di Gaza dengan bom serta misil yang mengandung zat fosfor putih adalah anggota Hamas, dan bukan tentara-tentara Israel yang telah melakukan kejahatan perang.

Sudah pasti, tuduhan murahan itu dilontarkan oleh dua katagori manusia, yaitu manusia-manusia bodoh yang tidak tahu fakta yang sebenarnya dan para pengkhianat bonafit yang melaksanakan tugas-tugas dari Israel. Kelompok manusia pertama, bisa dimaafkan karena ketidakpahaman dan kebodohan mereka. Tapi, kelompok pengkhianat adalah orang-orang Yudas yang harus dibungkam dan dihukum. Dan jika momennya tidak kondusif untuk menindak mereka dengan cara yang layak sekarang ini, maka orang-orang seperti itu harus diisolasi dan dipermalukan.

Hamas memegang tugas khusus untuk menindak para pengkhianat itu dalam beberapa minggu atau beberapa bulan kedepan. Jika tidak, para para petualang yang ada di dalam tubuh Fatah dan otoritas pemerintahan Palestina yaitu orang-orang yang telah melakukan hubungan mesum secara terbuka dengan cara berkolaborasi dengan Shin Beth (intelejen dalam negeri Israel) dan CIA dengan tujuan memperkosa perjuangan rakyat Palestina dan membantu tujuan jahat AS, akan terus melakukan finah dan berusaha untuk menggoyang perjuangan kolektif rakyat Palestina. Orang-orang seperti itu harus disingkirkan, diisolasi, diekspos ke masyarakat, dipermalukan dan harus dipaksa membayar pengkhianatan dan pembelotan yang telah mereka lakukan.

Tapi Fatah bukanlah sebuah gerakan para pengkhianat dan rakyat Palestina tidak ingin melihat Fatah jatuh ke pangkuan orang-orang seperti Muhammed Dahlan, Nimr Hammad dan al-Tayeb Abdul Rahim, orang-orang yang mungkin sedang memimpikan kemenangan Israel di Gaza. Oleh sebab itu, akan sangat bijak dan adalah hak Hamas untuk merangkul para patriot sejati yang masih ada di tubuh Fatah dan Hamas bisa melakukannya sekarang. Apa yang terjadi di Gaza, telah membuat Hamas mendapat penghormatan dan dikagumi oleh masyarakat dunia. Inilah saatnya Hamas untuk menunjukkan fleksibilitasnya terhadap wacana pembentukan kembali pemerintahan nasional Palestina bersatu.

Jika pemerintahan nasional bersatu itu akan dibentuk kembali, pemerintahan Fayad harus dibubarkan dan dibuang ke dalam tong sampah sejarah. Pemulihan pemerintahan nasional bersatu juga harus menyingkirkan orang-orang seperti Keith Dayton dan agen-agen CIA lainnya yang telah mengajarkan pada ratusan bahkan ribuan pemuda-pemuda Palestina yang masih muda dan naif bahwa musuh mereka adalah Hamas dan bukan kaum Zionis yang telah membantai ribuan anak-anak dan warga sipil Palestina di Jalur Gaza dan telah merampas tanah air mereka.

Dalam al-Quran, Allah swt memerintahkan umat Islam untuk menahan diri dan tidak jatuh dalam konflik internal dan perpecahan. Dalam surat Anfal Allah swt berfirman,"Dan patuhlan pada Allah dan Rasulnya, dan janganlah saling bertikai, lapangkanlah hati dan singkirkan nafsu: bersabarlah dan bertekadlah. Allah bersama-sama orang-orang yang sabar dan takwa."

Dan diantara seluruh faksi yang ada di Palestina, Hamaslah yang selayaknya lebih memahami firman Allah ini. Amiin.

Khalid Amayreh, Palestine Information Center(wsm/ktp/em)


Sebanyak 115 Warga Palestina Hilang Selama Pertempuran di Gaza

Jenewa, (ANTARA News) - Sekitar 115 warga Palestina telah didaftar oleh keluarga mereka sebagai hilang dalam konflik di Gaza, kata Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Selasa.

Badan kemanusiaan netral itu menyatakan pihaknya telah berusaha untuk melacak orang-orang yang hilang tersebut dan memulihkan hubungan di antara mereka dan orang-orang yang mereka cintai.

"Mereka mungkin telah ditahan, terluka atau hanya tidak dapat dihubungi," kata jurubicara ICRC Dorothea Krimitsas.

ICRC tidak memiliki informasi mengenai warga Palestina yang ditahan oleh pasukan Israel dalam serangan itu, tapi jurubicara tersebut mengatakan mereka mengharapkan untuk mendapat akses ke semua tahanan.

Serangan udara dan darat Israel selama tiga pekan telah menewaskan 1.300 orang di Jalur Gaza sebelum gencatan senjata yang rapuh berlaku 10 hari lalu.

Satu tentara Israel tewas akibat sebuah bom di perbatasan dekat kantung pantai itu Selasa, dan tentara Israel kemudian membunuh seorang warga Palestina dalam kekerasan yang telah membuat orang-orang di Gaza mengkhawatirkan serangan Israel lagi.(*)(wsm/ktp/)


1.25.2009

Gerhana Matahari Cincin Akan Terjadi 26 Januari 2009


Hari Senin, 26 Januari 2009 besok akan terjadi gerhana matahari. Gerhana matahari adalah kejadian alam di siang hari saat bulan melewati/menutupi matahari. Gerhana matahari kali ini merupakan gerhana matahari annular, yaitu ukuran lingkaran bulan terlihat lebih kecil daripada lingkaran matahari, sehingga saat puncak gerhana, matahari akan terlihat sebagai cincin.

Gerhana matahari akan bermula pada pukul 15.20 WIB dan berakhir pada pukul 17.50 WIB, dengan puncak gerhana pada pukul 16.40 WIB. Gerhana ini bisa terlihat di wilayah Indonesia di pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan.




Gerhana Matahari 26 Januari 2009
(sumber: http://www.eclipse.org.uk/eclipse/Jakarta_Indonesia.html)

Dalam bentuk animasi, gerhana akan terjadi seperti pada gambar di bawah ini (catatan waktu dalam UTC, tambah 7 jam untuk menjadi WIB).
Animasi Gerhana Matahari 26 Januari 2009



(sumber: http://www.eclipse.org.uk/eclipse/Jakarta_Indonesia.html)

Menurut simulasi Stellarium, annular/cincin gerhana akan tampak seperti gambar di bawah ini.




Stellarium: Gerhana Matahari 26 Januari 2009

Bersiap-siaplah, siapa tahu setelah gerhana anda mempunyai kekuatan super!

Update:
Ternyata gerhana terjadi saat garis edar matahari melalui samudera Atlantik, selatan Afrika, samudera Pasifik dan daratan Indonesia. Titik daratan terbaik untuk melihat gerhana ini di Lampung.



Garis perjalanan Gerhana matahari 26 Januari 2009
Titik terbaik untuk melihat gerhana matahari 26 Januari 2009
(Info dari http://www.hermit.org/Eclipse/2009-01-26/)(wsm/ktp/ip)


Hamas: Pernyataan Obama Awal Ketergelinciran Politik Amerika


Gaza – Infopalestina: Gerakan Perlawanan Islam Hamas menegaskan permintaan Presiden Amerika Barrack Obama kepada gerakan agar mengakui syarat-syarat tim kuartet dan mengakui Israel, sekaligus pernyataannya yang memahami sikap penjajah Israel bahwa agresinya untuk membela diri, tidak lain adalah awal ketergelinciran politik yang salah bagi pemerintahan baru Amerika.

Jurubicara Hamas, Fauzi Barhum, dalam pernyataan pers, Jum’at (23/01), sebagaimana dikutip koresponden Infopalestina, mengatakan, “Kebijakan yang salah inilah yang menjadi sebab utama penderitaan rakyat Palestina dan penerapan siasat sanksi massal terhadap rakyat Palestina. Kebijakan yang salah inilah yang telah mengantarkan kepada perang yang memusnahkan warga kami di Jalur Gaza.”

Barhum menegaskan apa yang dilakukan gerakan Hamas dan faksi-faksi perlawanan tidak lain adalah membela diri dan melindungi kemaslahatan rakyatnya, yang dihancurkan kebijakan Amerika yang salah. Dan terakhir adalah kenijakan Presiden Amerika George W. Bush yang menjadi pemimpin kejahatan di dunia.

Hamas menjelaskan, “Yang harus dilakukan Presiden Obama adalah menunjukan sikap-sikap positif yang mendukung keadilan issu Palestina, menghentikan kejahatan kolonial Israel, mengakui hak rakyat Palestina dalam membela diri sesuai dengan perjanjian internasional, yang memberi hak kepada bangsa terjajah untuk membela diri dalam menghadap agresi apapun.” Barhum menegaskan, “Pernyataan Obama ini bisa dimanfaatkan oleh kolonial Israel melanjutkan siasat pembunuhan dan blockade yang sudah dan sedang dipraktekan terhadap anak bangsa Palestina.” (wsm/ktp/ip)


Wapres Imbau Fatwa MUI Pertimbangkan Nilai Ekonomi

Padang, CyberNews. Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta ulama Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa yang mempertimbangkan nilai tambah ekonomi, bukan sekedar memberi solusi.

"Dalam ijtima' berilah hal-hal positif, bukan hanya solusi dan perlu melihat nilai tambah ekonomi," katanya pada pembukaan Ijtima' Ulama Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) se-Indonesia III di Padang Panjang, Sumbar, Sabtu (24/1).

Umat Islam Indonesia, ujarnya, selalu bangga dengan menjadi muslim yang moderat, yang berarti selalu mengambil jalan tengah dan mengutamakan kesamaan daripada perbedaan. Ia mengatakan, umat islam Asia Tenggara dibawa oleh pedagang sehingga selalu moderat dan mengembangkan kemandirian.

Pengusaha tersebut, lanjut dia, kemudian membayar zakat yang sangat bermanfaat bagi umat, sehingga perlu ada dorongan kepada pengusaha. "Pengusaha non muslim bayar pajak tetapi tidak berzakat."

Wapres juga menyatakan yakin, pertemuan ulama berbeda dengan pertemuan ahli hukum yang pandangannya selalu berbeda, karena jika ada 800 ulama hanya punya satu pandangan.

"Hari ini ulama akan memberi petunjuknya. Kalau halal-haram sudah jelas di Quran. Tapi teknologi berkembang, haji sekarang dengan pesawat. Dulu di Saudi foto haram sekarang tidak lagi. TV haram, sekarang ceramah bagaimana kalau tak ada TV," katanya.

Ia juga berharap MUI konsisten dengan fatwanya, misalnya jika bunga haram maka gunakanlah bank syariah untuk setiap kegiatan ekonomi. Ijtima' Ulama Komisi Fatwa yang diselenggarakan pada 24-26 Januari dan dihadiri oleh Menag Maftuh Basyuni itu akan membahas dan mengeluarkan fatwa tentang rokok, pernikahan dini hingga golput dalam Pemilu.

Wapres dalam kesempatan itu juga menyebutkan perbedaan antara bangsa Arab dan Indonesia adalah bangsa Arab hampir semua agamanya sama, budaya sama, warna kulit sama dan bahasa sama tetapi terdiri dari 16 negara. "Sedangkan bangsa Indonesia terdiri dari beragam budaya, 300 bahasa, bermacam-macam warna kulit, namun satu bangsa. Ini berarti kita diberi kenikmatan," katanya. (wsm/ktp/sm)


Arab Kecam Dukungan Kanada Buat Israel

Ottawa, CyberNews. Duta besar Arab telah menyampaikan keluhan kepada diplomat tinggi Kanada mengenai kebijakan Timur Tengah-nya yang tak seimbang, yang mereka katakan pada Jumat mendukung Israel dan tak mempedulikan penderitaan rakyat Palestina.

"Kami telah mendorong Kanada untuk mengambil sikap yang lebih seimbang, yang mempertimbangkan kenyataan di lapangan dan tak memihak satu pihak pun," kata Amin Abou-Hassira, utusan Pemerintah Otonomi Palestina di Ottawa. Sikap Kanada sekarang tidak seimbang, katanya.

Semua 15 utusan tersebut, termasuk Abou-Hassira, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Lawrence Cannon awal pekan ini untuk meminta penjelasan dari dia mengapa pernyataan resminya tak mencerminkan kenyataan dan menimpakan seluruh kesalahan dalam perang di Jalur Gaza pada penembakan roket HAMAS ke dalam wilayah Israel, katanya.

Pemerintah Konservatif Kanada pimpinan Perdana Menteri Stephen Harper, sejak pemilihan umum pada 2006, tanpa malu-malu telah bersikap pro-Israel.

Ottawa mengumandangkan pendapat negara Yahudi dalam menyatakan HAMAS memancing perang paling akhirnya dengan Israel dengan menjadikan warga sipil Israel sebagai sasaran serangan roket rakitan. Dan seorang menteri Kanada malah menyalahkan HAMAS atas kematian 40 warga sipil di satu sekolah PBB yang dibom oleh Israel.

"Roket rakitan gerakan Palestina tersebut, yang lebih merupakan teriakan kesulitan akiabt pendudukan dan blokade kejam dibandingkan senjata perang, menewaskan 13 orang Israel dalam delapan tahun," kata para diplomat itu kepada Cannon dalam satu pernyataan.

"Dalam 23 hari, pesawat tempur, tank dan bom serta kapal perang Israel telah menewaskan hampir 1.500 orang Palestina," kata mereka.

Kementerian Kesehatan Palestina mencatat lebih dari 1.300 orang meninggal dan 5.000 orang cedera selama 22-hari "Operasi Meraih Keunggulan" Israel, sementara di pihak Israel tiga warga sipil dan 10 prajurit tewas dalam pertempuran dan serangan roket serta puluhan orang cedera, demikian jumlah resmi tersebut.

Kanada, selama pemerintahan Harper, menjadi negara pertama yang membekukan bantuan buat pemerintah Palestina setelah terpilihnya HAMAS pada 2006.

Kanada juga menjadi satu-satunya negara yang menentang resolusi Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa untuk mengutuk serangan Israel di Jalur Gaza. Kementerian Luar Negeri di Ottawa tak bersedia memberi komentar.(wsm/ktp/sm)


TATA CARA PERNIKAHAN DALAM ISLAM

MALAM PERTAMA DAN ADAB BERSENGGAMA

Saat pertama kali pengantin lelaki menemui isterinya setelah aqad nikah, dianjurkan melakukan beberapa hal, sebagai berikut: Pertama: Pengantin lelaki hendaknya meletakkan tangannya pada ubun-ubun isterinya seraya mendo’akan baginya.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,mafhumnya: “Apabila salah seorang dari kamu menikahi wanita atau membeli seorang hamba maka peganglah ubun-ubunnya lalu bacalah ‘basmalah’ serta do’akanlah dengan do’a berkah seraya mengucapkan: ‘Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiatnya yang ia bawa. Dan aku berlindung dari keburukannya dan keburukan tabiat yang ia bawa.’” <1> Kedua: Hendaknya ia mengerjakan solat sunat dua raka’at bersama isterinya.

Syaikh al-Albani rahimahullaah berkata: “Hal itu telah ada sandarannya dari ulama Salaf (Shahabat dan Tabi’in).

1. Hadits dari Abu Sa’id maula (hamba yang telah dimerdekakan) Abu Usaid. Ia berkata: “Aku menikah ketika aku masih seorang hamba. Ketika itu aku mengundang beberapa orang Shahabat Nabi, di antaranya ‘Abdullah bin Mas’ud, Abu Dzarr dan Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhum. Lalu tibalah waktu solat, Abu Dzarr bergegas untuk mengimami solat. Tetapi mereka berkata: ‘Kamulah (Abu Sa’id) yang berhak!’ Ia (Abu Dzarr) berkata: ‘Apakah benar demikian?’ ‘Benar!’ jawab mereka. Aku pun ke depan mengimami mereka solat. Ketika itu aku masih seorang hamba. Selanjutnya mereka mengajariku, ‘Jika isterimu nanti datang menemuimu, hendaklah kalian berdua solat dua raka’at. Lalu mintalah kepada Allah kebaikan isterimu itu dan mintalah perlindungan kepada-Nya dari keburukannya. Selanjutnya terserah kamu berdua...!’”<2>

2. Hadits dari Abu Waail. Ia berkata, “Seseorang datang kepada ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu, lalu ia berkata, ‘Aku menikah dengan seorang gadis, aku khawatir dia membenciku.’ ‘Abdullah bin Mas’ud berkata, ‘Sesungguhnya cinta berasal dari Allah, sedangkan kebencian berasal dari syaitan untuk membenci apa-apa yang dihalalkan Allah. Jika isterimu datang kepadamu, maka perintahkanlah untuk melaksanakan solat dua raka’at di belakangmu. Lalu ucapkanlah (berdo’alah): “Ya Allah, berikanlah keberkatan kepadaku dan isteriku, serta berkatilah mereka dengan sebab aku. Ya Allah, berikanlah rezeki kepadaku lantaran mereka, dan berikanlah rezeki kepada mereka lantaran aku. Ya Allah, satukanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan dan pisahkanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan.”

<3> Ketiga: Bercumbu rayu dengan penuh kelembutan dan kemesraan. Misalnya dengan memberinya segelas air minum atau yang lainnya. Hal ini berdasarkan hadits Asma’ binti Yazid binti as-Sakan radhiyallaahu ‘anha, ia berkata: “Saya menyolek ‘Aisyah untuk Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Setelah itu saya datang dan saya panggil baginda supaya menghadiahkan sesuatu kepada ‘Aisyah. Baginda pun datang lalu duduk di samping ‘Aisyah. Ketika itu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersamanya segelas susu. Setelah beliau minum, gelas itu beliau mempelawa kepada ‘Aisyah. Tetapi ‘Aisyah menundukkan kepalanya dan malu-malu.” ‘Asma binti Yazid berkata: “Aku menegur ‘Aisyah dan berkata kepadanya, ‘Ambillah gelas itu dari tangan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam!’ Akhirnya ‘Aisyah pun meraih gelas itu dan meminum isinya sedikit.”

<4> Keempat: Berdo’a sebelum jima’ (bersenggama), yaitu ketika seorang suami hendak menggauli isterinya, hendaklah ia membaca do’a: “Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah aku dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari anak yang akan Engkau kurniakan kepada kami.” Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maka, apabila Allah menetapkan lahirnya seorang anak dari hubungan antara keduanya, niscaya syaitan tidak akan membahayakannya selama-lamanya.”

<5> Kelima: Suami boleh menggauli isterinya dengan cara bagaimana pun yang disukainya asalkan pada kemaluannya. Allah Ta’ala berfirman,mafhumnya: "Artinya : Isteri-Isterimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu bila saja dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah khabar gembira kepada orang yang beriman.” Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhuma berkata, “Pernah suatu ketika ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallaahu ‘anhu datang kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, celaka saya.’ Beliau bertanya, ‘Apa yang membuatmu celaka?’ ‘Umar menjawab, ‘Saya membalikkan pelana saya tadi malam.’

<6> Dan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak memberikan komentar apa pun, hingga turunlah ayat kepada beliau: "Isteri-Isterimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai...” Lalu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,mafhumnya: "Setubuhilah isterimu dari arah depan atau dari arah belakang, tetapi hindarilah (jangan engkau menyetubuhinya) di dubur dan ketika sedang haidh".

<7> Juga berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam,mafhumnya: "Silakan menggaulinya dari arah depan atau dari belakang asalkan pada kemaluannya".

<8> Seorang Suami Dianjurkan Mencampuri Isterinya Bila Waktu Saja • Apabila suami telah melepaskan hajat syahwatnya, janganlah ia tergesa-gesa bangkit hingga isterinya melepaskan hajatnya juga. Sebab dengan cara seperti itu terbukti dapat melangsungkan keharmonian dan kasih sayang antara kedua-duanya. Apabila suami mampu dan ingin mengulangi jima’ sekali lagi, maka hendaknya ia berwudhu’ terlebih dahulu. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,mafhumnya: "Jika seseorang diantara kalian menggauli isterinya kemudian ingin mengulanginya lagi, maka hendaklah ia berwudhu’ terlebih dahulu.”

<9> • Yang afdhal (lebih utama) adalah mandi terlebih dahulu. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Rafi' radhi-yallaahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah menggilir isteri-isterinya dalam satu malam. Beliau mandi di rumah fulanah dan rumah fulanah. Abu Rafi' berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa tidak dengan sekali mandi saja?” Beliau menjawab. "Ini lebih bersih, lebih baik dan lebih suci.”

<10> • Seorang suami dibolehkan jima’ (mencampuri) isterinya bila waktu saja yang dia kehendaki; pagi, siang, atau malam. Bahkan, apabila seorang suami melihat wanita yang mengagumkannya, hendaknya ia mendatangi isterinya. Hal ini berdasarkan riwayat bahawasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melihat wanita yang mengagumkan beliau. Kemudian beliau mendatangi isterinya -yaitu Zainab radhiyallaahu ‘anha- yang sedang membuat adunan roti. Lalu beliau melakukan hajatnya (berjima’ dengan isterinya). Kemudian beliau bersabda,mafhumnya "Sesungguhnya wanita itu menghadap dalam rupa syaitan dan membelakangi dalam rupa syaitan.

<11> Maka, apabila seseorang dari kalian melihat seorang wanita (yang mengagumkan), hendaklah ia mendatangi isterinya. Kerana yang demikian itu dapat menolak apa yang ada di dalam hatinya.”

<12> Imam an-Nawawi rahimahullaah berkata : “ Dianjurkan bagi siapa yang melihat wanita hingga syahwatnya tergerak agar segera mendatangi isterinya - atau hamba perempuan yang dimilikinya -kemudian menggaulinya untuk meredakan syahwatnya juga agar jiwanya menjadi tenang.”

<13> Akan tetapi, ketahuilah saudara yang budiman, bahawasanya menahan pandangan itu wajib hukumnya, karena hadits tersebut berkenaan dan berlaku untuk pandangan secara tiba-tiba. Allah Ta’ala berfirman,mafhumnya: "“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” . Dari Abu Buraidah, dari ayahnya radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada ‘Ali,mafhumnya : "Wahai ‘Ali, janganlah engkau mengikuti satu pandangan pandangan lainnya kerana yang pertama untukmu dan yang kedua bukan untukmu”.

<14> • Haram menyetubuhi isteri pada duburnya dan haram menyetubuhi isteri ketika ia sedang haidh/ nifas. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala: "Artinya : Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haidh. Katakanlah, ‘Itu adalah sesuatu yang kotor.’ Karena itu jauhilah

<15> isteri pada waktu haidh; dan janganlah kamu dekati sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang bertaubat dan mensucikan diri.” Juga sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam,mafhumnya: "Barangsiapa yang menggauli isterinya yang sedang haidh, atau menggaulinya pada duburnya, atau mendatangi dukun, maka ia telah kafir terhadap ajaran yang telah diturunkan kepada Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam.”

<16> Juga sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam: "Dilaknat orang yang menyetubuhi isterinya pada duburnya.”

<17> • Kaffarat bagi suami yang menggauli isterinya yang sedang haidh. Syaikh al-Albani rahimahullaah berkata, “Barangsiapa yang dikalahkan oleh hawa nafsunya lalu menyetubuhi isterinya yang sedang haidh sebelum suci dari haidhnya, maka ia harus bersedekah dengan setengah pound emas Inggeris, kurang lebihnya atau seperempatnya. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang menggauli isterinya yang sedang haidh. Lalu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda. "Hendaklah ia bersedekah dengan satu dinar atau setengah dinar.’”

<18> • Apabila seorang suami ingin bercumbu dengan isterinya yang sedang haidh, ia boleh bercumbu dengannya selain pada kemaluannya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. "Lakukanlah apa saja kecuali nikah (jima'/ bersetubuh).”

<19> • Apabila suami atau isteri ingin makan atau tidur setelah jima’ (bercampur), hendaklah ia mencuci kemaluannya dan berwudhu' terlebih dahulu, serta mencuci kedua tangannya. Hal ini berdasarkan hadits dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,mafhumnya: “Apabila beliau hendak tidur dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu' seperti wudhu' untuk solat. Dan apabila beliau hendak makan atau minum dalam keadaan junub, maka beliau mencuci kedua tangannya kemudian beliau makan dan minum.”

<20> Dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha, dia berkata, "Apabila Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam hendak tidur dalam keadaan junub, beliau mencuci kemaluannya dan berwudhu’ (seperti wudhu') untuk solat.”

<21> • Sebaiknya tidak bersenggama dalam keadaan sangat lapar atau dalam keadaan sangat kenyang, karena dapat membahayakan kesihatan. • Suami isteri dibolehkan mandi bersama dalam satu tempat, dan suami isteri dibolehkan saling melihat aurat masing-masing. Adapun riwayat dari ‘Aisyah yang mengatakan bahwa ‘Aisyah tidak pernah melihat aurat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah riwayat yang bathil, kerana di dalam sanadnya ada seorang pendusta.

<22> • Haram hukumnya menyebarkan rahsia rumahtangga dan hubungan suami isteri. Setiap suami mahupun isteri dilarang menyebarkan rahsia rumah tangga dan rahsia ranjang mereka. Hal ini dilarang oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan, orang yang menyebarkan rahsia hubungan suami-isteri adalah orang yang paling hina kedudukannya di sisi Allah. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya manusia yang paling hina kedudukannya pada hari kiamat adalah laki-laki yang bersenggama dengan isterinya dan wanita yang bersenggama dengan suaminya kemudian ia menyebarkan rahsia isterinya.”

<23> Dalam hadits lain yang shahih, disebutkan bahawa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan kalian lakukan (menceritakan hubungan suami isteri). Perumpamaannya seperti syaitan laki-laki yang berjumpa dengan syaitan perempuan di jalan lalu ia menyetubuhinya (di tengah jalan) dilihat oleh orang banyak…”

<24> Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullaah berkata, “Apa yang dilakukan sebahagian wanita berupa menceritakan masalah rumahtangga dan kehidupan suami isteri kepada kaum kerabat atau kawan adalah perkara yang diharamkan. Tidak halal seorang isteri menyebarkan rahsia rumahtangga atau keadaannya bersama suaminya kepada seseorang. Allah Ta’ala berfirman: "Artinya : “Maka perempuan-perempuan yang soleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka).” Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengkhabarkan bahawa manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari Kiamat adalah laki-laki yang bersenggama dengan isterinya dan wanita yang bersenggama dengan suaminya, kemudian ia menyebarkan rahsia pasangannya".

<25>. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2160), Ibnu Majah (no. 1918), al-Hakim (II/185) dan ia menshahihkannya, juga al-Baihaqi (VII/148), dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma. Lihat Adabuz Zifaf (hal. 92-93) <2>. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (X/159, no. 30230 dan ‘Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf (VI/191-192). Lihat Adabuz Zifaf fis Sunnah al-Muthahharah (hal. 94-97), cet. Darus Salam, th. 1423 H. <3>. Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf (VI/191, no. 10460, 10461). <4>. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad (VI/438, 452, 453, 458). Lihat Adabuz Zifaf fis Sunnah al-Muthahharah (hal. 91-92), cet. Darus Salam, th. 1423 H. <5>. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 141, 3271, 3283, 5165), Muslim (no. 1434), Abu Dawud (no. 2161), at-Tirmidzi (no. 1092), ad-Darimi (II/145), Ibnu Majah (no. 1919), an-Nasa-i dalam ‘Isyratun Nisaa' (no. 144, 145), Ahmad (I/216, 217, 220, 243, 283, 286) dan lainnya, dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhuma. <6>. Pelana adalah kata kiasan untuk isteri. Yang dimaksud ‘Umar bin al-Khaththab adalah menyetubuhi isteri pada kemaluannya tetapi dari arah belakang. Hal ini karena menurut kebiasaan, suami yang menyetubuhi isterinya berada di atas, yaitu menunggangi isterinya dari arah depan. Jadi, karena ‘Umar menunggangi isterinya dari arah belakang, maka dia menggunakan kiasan “membalik pelana”. (Lihat an-Nihayah fii Ghariibil Hadiits (II/209)) <7>. Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Ahmad (I/297), an-Nasa-i dalam ‘Isyratun Nisaa' (no. 91) dan dalam Tafsiir an-Nasa-i (I/256, no. 60), at-Tirmidzi (no. 2980), Ibnu Hibban (no. 1721-al-Mawarid) dan (no. 4190-Ta’liiqatul Hisaan ‘ala Shahiih Ibni Hibban), ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabir (no. 12317) dan al-Baihaqi (VII/198). At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan.” Hadits ini dishahihkan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fat-hul Baari (VIII/291). <8>. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh ath-Thahawi dalam Syarah Ma’anil Aatsaar (III/41) dan al-Baihaqi (VII/195). Asalnya hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari (no. 4528), Muslim (no. 1435) dan lainnya, dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma. Lihat al-Insyirah fii Adabin Nikah (hal. 48) oleh Abu Ishaq al-Huwaini. <9>. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (308 (27)) dan Ahmad (III/28), dari Shahabat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallaahu ‘anhu. <10>. Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 219), an-Nasa-i dalam Isyratun Nisaa' (no. 149), dan yang lainnya. Lihat Shahih Sunan Abi Dawud (no. 216) dan Adabuz Zifaf (hal. 107-108). <11>. Maksudnya isyarat dalam mengajak kepada hawa nafsu. <12>. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1403), at-Tirmidzi (no. 1158), Adu Dawud (no. 2151), al-Baihaqi (VII/90), Ahmad (III/330, 341, 348, 395) dan lafazh ini miliknya, dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma. Lihat Silsilah ash-Shahiihah (I/470-471). <13>. Syarah Shahiih Muslim (IX/178). <14>. Hadits hasan: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 2777) dan Abu Dawud (no. 2149). <15>. Jangan bercampur dengan isteri pada waktu haidh. <16>. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3904), at-Tirmidzi (no. 135), Ibnu Majah (no. 639), ad-Darimi (I/259), Ahmad (II/408, 476), al-Baihaqi (VII/198), an-Nasa-i dalam ‘Isyratun Nisaa' (no. 130, 131), dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu. <17>. Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Ibnu Adi dari ‘Uqbah bin ‘Amr dan dikuatkan dengan hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2162) dan Ahmad (II/444 dan 479). Lihat Adaabuz Zifaf fis Sunnah al-Muthahharah (hal. 105). <18>. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 264), an-Nasa-i (I/153), at-Tirmidzi (no. 136), Ibnu Majah (no. 640), Ahmad (I/172), dishahihkan oleh al-Hakim (I/172) dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi. Lihat Adabuz Zifaf (hal. 122) <19>. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 302), Abu Dawud (no. 257), dari Shahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu. Lihat Adabuz Zifaf (hal. 123). <20>. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 222, 223), an-Nasa-i (I/139), Ibnu Majah (no. 584, 593) dan Ahmad (VI/102-103, dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha. Lihat Silsilah ash-Shahiihah (no. 390) dan Shahiihul Jaami’ (no. 4659). <21>. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 288), Muslim (no. 306 (25)), Abu Dawud (no. 221), an-Nasa-i (I/140). Lihat Shahiihul Jaami’ (no. 4660). <22>. Lihat Adabuz Zifaf hal. 109. <23>. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (no. 17732), Muslim (no. 1437), Abu Dawud (no. 4870), Ahmad (III/69) dan lainnya. Hadits ini ada kelemahannya karena dalam sanadnya ada seorang rawi yang lemah bernama ‘Umar bin Hamzah al-‘Amry. Rawi ini dilemahkan oleh Yahya bin Ma’in dan an-Nasa-i. Imam Ahmad berkata tentangnya, “Hadits-haditsnya munkar.” Lihat kitab Mizanul I’tidal (III/192), juga Adabuz Zifaf (hal. 142). Makna hadits ini semakna dengan hadits-hadits lain yang shahih yang melarang menceritakan rahasia hubungan suami isteri. <24>. Diriwayatkan oleh Ahmad (VI/456-457). <25>. Fataawaa al-Islaamiyyah (III/211-212).(wsm/ktp/it)