Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu Agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu dan telah Kuridhoi Islam itu jadi Agama Bagimu (Al Maidah: ayat 3)

8.31.2008

Kata SMS Buat Ucapan Puasa


Jika bulan puasa dan lebaran datang, banyak sms yang masuk di HP, nah disini saya rangkum aja deh kumpulan sms tersebut jadi satu, biar bisa share kata-kata buat sms-an ama rekan2x nya.. baik dari dan untuk teman, orang tua .


Ass...Marhaban ya Ramadhan. Bersihkan hati dan pikiran, jadikan PUASA sbg Benteng IMAN.. Slamat menunaikn ibadah puasa...


Jk smua hrta adl racun,mk zakatlah penawarnya.Jk sluruh umur adl dosa,mk taubatlh obatny. & jk sluruh bulan adl noda mk RAMADHAN lah pemutihnya. 'Selamat menunaikan ibadah puasa'

Ass ww. Kain kase tepi gantang. Untuk menapis perahan santan. Bulan puasa sudahpun datang. Salah silap mohon dimaafkan. Wslm

Smg takkan prnh ada lg khilaf yg lalai u dmaknai stlh ada keikhlasn ht u slg memaafkn..so sorry 4 evrything..Wish 4JJI bless our RAMADHAN.

Juminten nggelar kloso
Dodol kupat ngarepe gapuro
Meniko dinten bade poso
Menawi lepat kulo nyuwon ngapuro
Selamat menunaikan ibadah puasa

ADAT JAUH BERKIRIM KATA, ADAT DEKAT PUJI MEMUJI, ANDAI TERSILAP KATA MAAF DI PINTA SEPULUH JARI ” SELAMAT MELAKSANAKAN IBADAH PUASA” 

Walaupun Hati gak sebening XL dan secerah MENTARI. Banyak khilaf yang buat
FREN kecewa, kuminta SIMPATI-mu untuk BEBAS kan dari ROAMING dosa dan kita
semua hanya bisa mengangkat JEMPOL kepadaNya yang selalu membuat kita HOKI
dalam mencari kartu AS selama kita hidup karena kita harus FLEXIbel untuk
menerima semua pemberianNYA dan menjalani MATRIX kehidupan ini…dan semoga
amal kita tidak ESIA-ESIA.. MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

Jika semua harta adalah racun maka zakatlah penawarnya, jika seluruh umur adalah dosa maka taubatlah ubatnya, jika seluruh hari adalah nista maka Jumaatlah pensuciannya & jika seluruh bulan adalah noda, maka Ramadhan lah pemutihnya. Marhaban ya Ramadhan. Selamat mengerjakan ibadah puasa

waktu begitu cepat berlalu, tak terasa satu tahun tlah terlewatkan, aku adalah insan biasa yang tak luput dari khilaf dan salah, untuk menyambut bulan yang penuh mubarakah ini mari kita salin memaafkan lahir dan bathin, amieen

Setiap manusia pasti memiliki kesalahan dan pernah menyakiti hati sesama,pada bulan yang suci dan berkah ini mohon segala keburukan dilupakan dan diantara kita tidak saling dendam.MOHON MAAF LAHIR BATIN.Buat semua umat muslim..

Sebentar lagi kita memasuki Bulan yang penuh berkah, rahmat dan hidayah untuk itu pada kesempatan ini pada semua umat muslim khususnya sahabat-sahabat gue yang pernah gue sakiti, dari lubuk hati gue mohon maaf lahir bathin dan selamat menjalankan ibadah puasa semoga amal kita diterima oleh Allah SWT

Buruang pipit tabang surang, Datuk Maringgih iyolah kayo. Kini puaso alah datang, jan lupo maafkan ambo, Wassalam: Marhaban ya Ramadhan.

Hari-hari berlari menepis kerinduan akan ramadhan, menyusupkan permohonan maaf kami ke celah hati, melalui bisikan ombak selamat puasa, membasuh hati, tenangkan jiwa. Ramadhan Mubarak.

anak melayu mengail ikan,perahu berlabuh ditengah lautan,sambil menunggu dtgnya ramdhan jari ku susun mohon ampunan,selamat menyambut bulan suci ramadhan bagi semua umat muslim..

PERKATAAN Indah Adalah AllAH
LAGU Merdu Adalah AzaN
MEDIA Terbaik Adalah AL-QUR’AN
SENAM sehat Adalah SHOLAT
DIET Sempurna Adalah PUASA
KEBERSIHAN Menyegarkan Adalah WUDUK
PERJALANAN Indah Adalah HAJI
KHAYALAN yang Baik Adalah Ingat Akan Dosa dan TAUBAT
SELAMAT MENYAMBUT BULAN SUCI RHAMADHAN

Bilih aya carios Irvan anu teu katoreksa
tutur galur teu ka ukur
paripolah kirang merenah,
Irvan nyungkeun hapunten
mapag saum 1428 H

sepuluh jari tersusun rapi.
bunga melati pengharum hati
mohon maap setulus hati
mohon maap lahir dan batin (~ _^)

Jika hati ini seringkali jengkel,
Jadikan ia jernih sejernih XL,
Jika hati ini seringkali iri,
Jadikan ia cerah secerah MENTARI,
Jika hati ini seringkali dendam
Jadikan ia penuh kemesraan FREN
Jika hati ini seringkali dengki
Jadikan ia penuh SIMPATI
Ahlan Wa Sahlan Wa Marhaban Ya Ramadhan
Bebaskan Diri dari ROAMING dosa,
Raihlah HOKI
Raihlah JEMPOL dari illahi

Semoga di bulan Ramadhan ini kita bisa beningkan hati seperti XL,
Dapat berpikir luas seperti SIMPATI,
memberi maaf secara cuma2 seperti AS,
memberi banyak kesempatan seperti IM3,
murah senyum seperti JEMPOL,
& yang palingg penting kita dpt berpikir cerah seeprti MENTARI.
Sebelum cahaya Illahi dipadamkan,
sebelum langit runtuh,
sebelum pintu taubat ditutup,
sebelum malaikat menjemput,
sebelum ramadhan tiba,
maaf kalau ada perkataan yg menyinggung sampai telinga panas seperti ESIA..

Ramadhan tlah didepan mata Qta, perbaikilah diri, sucikanlah hati, muliakanlah jiwa. Jgn biarkan goresan2 kecil menggores diri kita lagi…Di bulan yang penuh dgn Rahmad, Hidayat dan Mubarokah ini marilah qt untuk saling maaf memaafkan satu sm lain. Buat tmn2 Qu yang jauh maafkan kesalahan aQ yach…Met Beribadah Puasa…..!!!

  Berharap padi dalam lesung, yang ada cuma rumpun jerami,
  harapan hati bertatap langsung, cuma terlayang e-mail ini.

  Sebelum cahaya surga padam, Sebelum hidup berakhir,
  Sebelum pintu tobat tertutup, Sebelum Ramadhan datang,
  saya mohon maaf lahir dan bathin….
  Buat Cinta ku Laluna

Jika semua HARTA adalah RACUN maka ZAKAT-lah penawarnya,
Jika seluruh UMUR adalah DOSA maka TAQWA&TOBAT lah obatnya,
Jika seluruh BULAN adalah NODA maka RAMADHAN lah pemutihnya,MOHON MAAF LAHIR&BATHIN,SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA.

Bila hati saling terpaut rasa cinta terjalin indah
Bila salah & Khilaf telah terjadi maka Mohon Maaf
Lahir & Batin atas kesalahan,
“Marhaban Ya Ramadhan”
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
Semoga kita selalu diberkahi dibulan yang penuh mahrifah

jika hati seputih awan jangan biarkan ia mendung,jika hati seindah bulan hiasi dengan senyuman……..
marhaban ya ramadhan…………….
selamat menunaikan ibadah puasa mohon maaf lahir dan bathin

gersang bumi tanpa hujan..gersang minda tanpa ilmu,,gersang hati tanpa iman..gersang jiwa tanpa amal..
marhaban ya ramadhan…………….
selamat menunaikan ibadah puasa mohon maaf lahir dan bathin

Marhaban Ya Ramadhan……
Sebelum Ramadhan Datang
Saya Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Semoga jadi keberkahan bagi kita
dan semoga kita dijadikan hamba yang selalu Ikhlas di jalan-Nya….
Amieeen………

SEIRING TERBENAM MENTARI DI AKHIR SYA’BAN,
TIBALAH KINI BULAN RAMADHAN,
PESAN INI SEBAGAI GANTI JABAT TANGAN UNTUK
MOHONKAN MAAF DAN KEKHILAFAN.
MARHABAN YA RAMADHAN.

Gelap malamMU ku terjaga, karnaMU ku bergerak melangkah menuju mentariMU, kusambut pemberianMU (”Marhaba YA Ramadhan”), dangan harapan kudapat keridoanMU……..
Slama menunaikan Ibadah Puasa……

Matahari berdzikir,
angin bertasbih dan pepohonan memuji keagungan-Mu.
Semua menyambut datangnya Seribu Bulan.
Selamat datang Ramadhan, Selamat beribadah puasa.
Mohon Maaf Lahir dan Bathin.

Hidup ini hanya sebentarlagi
bentar marah,bentar ketawa
betar berduit,bentar boke
bentar senang,bentar susah
ooo ye…bentar lagi bulan puasa
met ramadhan…mohon maaf lahir bathin
(ini ucapan yang paling indah yang aku terima)

Tiada kemenangan tanpa zikrullah
tiada amal tanpa keikhlasan
tiada ampunan tanpa maaf dari sesama
marhaban ya ramadhan..

fajar ramadhan segera menghampiri dunia, se lembar sutra menghapus noda, sebening embun penyejukkalbu, sucikan hati bersihkan jiwa di bulan yang suci. selamat menunaikan ibadah puasa 1428 H semoga amal kita diterima disisi Alllah SWT..Amiiin…

Marhaban ya Ramadhan,
semoga bulan ini penuh BBM (Bulan Barokah dan Maghfirah)
mari kita PREMIUM (Pre Makan dan Minum)
serta SOLAR (Sholat Lebih Rajin ), dan
MINYAK TANAH (Meningkatkan Iman dan Banyak Tahan Nafsu Amarah)
serta PERTAMAX (Perangi Tabiat Maksiat)
Mohon Maaf Lahir dan Bathin

tiada kata yang dapat terucap
hati merasa malu
dalam kalbu q bisa menjerit tuhan,
batin menangis,
betapun dosa itu
q yakin KAU maha pengampun
saat aku sedih
hanya padamulah aku cerita
saat aku marasa sendiri
aku yakin kaupun bersamaku
tuhan
aku rela saat ini jika harus menghadapmu
jika ITU LEBIH BAIK
ridhoMUlah yang senantiasa q harap
maafq tuhan
maafq wahai smua hamba allah yang ada dialam fana ini

marhaban ya ramadhan….
termenung ku sejenak
mengingat akan keselahanku yang lampau
andai kalian smua ada disini sobat
maafku trucap dari hati yang paling dalam..

maafin ya… smua kesalahanku
bwat semua temen2ku dimataram miss u all… : )

he poro menungso.
jaman wis ra toto
ati wis angel ditoto
maksiat nang kene kono
wis podho kakehan duso
alhamdulillah wulan poso wis teko
ayo podho elingo marang gusti kang kuoso
marhaban ya syahru romadhon

tiada kata yang dapat kukatakan yang paling indah bagiku,pling senANG BAGIKU.MARHABAN YA RAMADHA.selamat menunaikan ibadah puasa.

” bilangan tahun ibarat pohon:
yaitu bulan ibarat dahan2nya,hari2 laksana ranting2nya,stiap jam laksana daun2nya dan nafas laksana buahnya.
bila tahun itu digunakan untuk ibadah maka aka menjadi pohon kuat dan memiliki buah yang harum dan manis ”
Met menjalnkan ibadah PUASA mohon maaf lahir dan batin

anak kodok makan ketupat,,makan ketupat sambil melompat,,kita ketemu tak sempat lewat lewat sms pun no what what..

MarHaban ya Ramdhan…Telah terbuka gerbang Rajab,Terbentang jalan Sya’ban mari kita bersiap menanti hampran taman “Ram4Dhan” selamat melangkah memasukinya.. bulan yang penuh ujian semoga kita berhasil memenangkannya .. MOHON MAAF LAHIR & BATHIN

Selamat mamasuki BBM (Bulan Berkah dan Maghfirah) tingkatkan kualitas PREMIUM (Prei Makan n Minum) jangan lupa isi SOLAR (Sholatlah dengan Rajin) and MINYAK TANAH (Memperbanyak Tadarus n Amaliah) Serta jangan lupa isi PULSA (Puasa Lebih Sabar)

CINTA datang tanpa di duga,
KASIH SAYANG datangnya tanpa terasa,
HATI berkata tanpa dusta,
“datangnya bulan RAMADHAN adalah RAHMAT, marilah kita menyambut BULAN ini dengan CINTA dan KASIH SAYANG….”

seputih PUTAW, sebening VODKA, teriring salam seharum GANJA, dengan senyuman semaqnis ANGGUR MERAH “MOHON MAAF ATAS SEGALA DOSA! KUUCAPKAN DENGAN TULUS MET MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN”

Puasa mengambil jarak dengan dunia
agar manusia tidak jadi budaknya
karena dunia adalah permainan
bermegah-megah dengan bangunan
berbangga-bangga dengan kekayaan
semua itu dapat melalaikan.
Padahal manusia hanyalah pengembara
saat mati hartanya tak akan dibawa
hanya amal-saleh yang ikut serta
Yang ada disisi manusia akan sirna
Yang ada di sisi Allah abadi selamanya.

KeMbAn9 meLaTi sun9guhLah iNdAh,, DiTeN9aH haLaMaN jadi hiaSan,,haRum RamadHan TerCium Sudah,, SaLaH dAn KhiLaf moHon DimaaFkan,,..,,

SnYuman ManiS TeRLihat bAh9ia,, uTk mNyAmBuT bLan RaMaDhAn,, Q mNuSiA y9 Tak LuPuT dR DoSa,, MhOn mAaF yAa… dR s9aLa KhiLaF n sLaH y9 Q PnYa,, ” MiNaL aiDiN waL fA idZin ” MhOn MaAf LaHiR n BaThiN…,,…

Ramadhan mulia datang lagi,
Sebulan berpuasa sudahlah tentu,
Persiapan Raya bermulalah kini,
Tetap sederhana itulah aku.

Aku sadar memang bukan teman yang sempurna untuk kamu.
Kesalahan dan kekhilafan. Selalu saja ada diantara kita.
Terutama aku yang sering ngerepotin kamu.
Met puasa dan Maafkan Lahir Batin.

eLu MeMaNg SoBaT gUe YaNg TeRbAiK
sAmPaI tErKaDaNg GaK kErAsA sEenAkNyA
gUe NgAtAiN lUe n NgEjEkIn Lu SeMaUnYa
MaAfiN gUe BuKaN mAksUd NgErEnDaHiN
jUsTrU kArEnA lUe AdAlAh SePeRtI
bAgIaN dArI dIrI gUe
MeT pUaSa Ya!

Ayah dan Ibu sudah menukar seluruh jiwa
semata untuk kebahagian aku
Dan sampai saat ini belum tentu aku bisa
mengganti dengan kebahagian untuk Ayah dan Ibu berdua.
Selamat Beribadah Puasa, Ayah, Ibu
Mohon maaf lahir dan bathin.

Wilujeng Sasih Siam
Kanggo Apa, Mamah sareng Kulawargi di Bumi.
Neda sih hapunten samudaya kalepatan
nu dihaja sinareng henteu.
Mugia ibadahna salawasna aya dina kamulyaan.


8.29.2008

MARHABAN YA RAMADHAN



Assalamu'alaikum Wr. Wb.,

If there is a day, there must be a night
If there is a black, there must be a white 
If there is a mistakes, there must be forgiveness............


Mata kadang salah melihat ...
Mulut kadang salah berucap ...
Hati kadang salah menduga ...
Maafkan segala kekhilafan yang pasti ada ...


Marhaban ya Ramadhan, 

Jika semua HARTA adalah RACUN, maka ZAKAT lah penawarnya.
Jika seluruh UMUR adalah DOSA, maka TAUBAT lah obatnya.
Jika seluruh BULAN adalah NODA, maka RAMADHAN lah pemutihnya.
Selamat Datang Ramadhan, Selamat Datang Keberkahan


Marhaban ya Ramadhan, 

Allaahumma baariklanaa fi Sya'ban wa ballighnaa Ramadhan 

Ya Rabb, berkahi kami pada bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami
dengan bulan Ramadhan, Amin.

Do'a Malaikat Zibril Menjelang Ramadhan:

"Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum
memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang
berikut:"

* Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya
(jika masih ada); 
* Tidak berma'afan terlebih dahulu antara suami-istri; 
* Tidak berma'afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya

Maka Rasulullah pun mengatakan Amin sebanyak 3 kali. Dapat kita
bayangkan, yang berdo'a adalah Malaikat dan yang meng-amin-kan
adalah Rasullullah dan para sahabat, dan dilakukan pada hari
Jum'at.


Marhaban ya Ramadhan, 

Bulan dimana nafas kita menjadi tasbih, tidur kita menjadi
ibadah, amal kita diterima dan do'a kita di-ijabah,

Sungguh cantik kain plekat, dipakai orang pergi ke pekan. 
Puasa Ramadhan semakin dekat, silap dan salah mohon dimaafkan 

Berharap padi dalam lesung, yang ada cuma rumpun jerami, 
harapan hati bertatap langsung, cuma terlayang e-mail ini. 

Sebelum cahaya surga padam, Sebelum hidup berakhir, 
Sebelum pintu tobat tertutup, Sebelum Ramadhan datang, 
saya dan keluarga mengucapkan selamat menjalankan ibadah
puasa, semoga lebih baik dari tahun lalu. Amin. 

Semoga di bulan Suci Ramadhan ini kita senantiasa diberikan 
Kesehatan, Rizqi, serta Barokah-Nya agar kita dalam menjalankan
ibadah puasa ini dengan optimal.

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA 1429 H

Mohon maaf lahir bathin atas segala kekhilafan.

Wassalamu'alaikum Wr Wb,
(Buat Bunda maaf anakmu ini, awal ramadzan ini ngga bisa pulang..)


8.28.2008

Sentuhan Ramadhan


Oleh : Tate Qomaruddin Lc
 

Coba lihat lalu bandingkan suasana bulan Ramadhan dengan sebelum atau sesudahnya. Kita akan melihat perbedaan yang mencolok. Di bulan Ramadhan, bukan hanya fenomena masjid-masjid yang penuh sesak dengan orang-orang yang melaksanakan shalat tarawih.

Penampilan para wanita pun mengalami metamorfosa. Tak ketinggalan para artis yang -maaf- biasanya lebih senang seronok dan mengumbar aurat, banyak di antara mereka yang mengenakan busana Muslimah. Pengajian-pengajian di kantor-kantor pun menambah marak suasana ibadah di bulan ini...........................


Ruh Ramadhan menyusup ke relung-relung kehidupan siapa saja. Termasuk orang yang paling semula sangat jauh dengan ibadah. Saya tahu ada orang-orang yang rajin ke masjid untuk melaksanakan shalat isya berjamaah dan shalat tarawih, padahal sehari-harinya ia baragajul. Kenapa? Apa rahasia Ramadhan hingga bias memikat dan menggugah fitrah insan untuk kembali ke hakikat penciptaannya: ibadah? Rahasia-rahasia itu tentu saja berada di tangan Allah. Dan kedekatan fitrah manusia dengan Ramadhan juga tidak lepas dari rancangan besar Allah, Kita hanya bisa menyebutkan beberapa keistimewaan Ramadhan berdasarakan informasi-informasi yang disampaikan oleh-Nya dalam Quran atau oleh Rasul-Nya dalam hadits-hadits shahih. Antara lain sebagai berikut:

Pertama, Ramadhan adalah bulan diturunkannya AI-Quran. Dan Al-Quran adalah petunjuk hidup manusia. "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)" (QS. 2:185). Dan tentu saja bukan tanpa hikmah Allah swt, memilih Ramadhan sebagai bulan turunnya Quran.

Kedua, Ramadhan adaiah bulan peningkatan dan pelipatgandaan kesabaran. Dalam hadits yang Diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, Rasulullah saw. bersabda, "Shaum adalah setengah kesabaran." Dan kesabaran adalah hal paling menonjol saat seseorang melaksanakan ibadah puasa. Bayangkan di hadapannya ada segala sesuatu yang halal untuk dinikmati. Namun ia meninggalkannya karena mencari ridha Allah swt. Imam AI-Ghazali mengatakan bahwa shaum merupakan seperempat iman. Analisisnya begini: shaum adalah setengah kesabaran. Sedangkan dalam hadits lain disebutkan bahwa kesabaran merupakan separuh iman.

Ketiga, di bulan Ramadhan peluang untuk melakukan kebaikan di buka lebar dan didorong sedemikian kuatnya. Rasulullah saw. bersabda: "Jika Ramadhan tiba, pintu-pintu sorga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu." (Al-Bukhari dan Muslim)

Para ulama menjelaskan hadits itu, "Setan dibelenggu dan dipasung. Sehingga di bulan Ramadhan ini mereka tidak dapat menjangkau sejauh yang mereka lakukan di luar Ramadhan. Karenanya Anda melihat tipu daya dan bisikan setan berkurang dibandingkan dengan di luar Ramadhan. Bahkan mereka takut Ramadhan seperti mereka taku akan adzan dan qomat."

Keempat, di bulan Ramadhan ada satu malam yang paling indah dalam kehidupan manusia, lebih baik dibandingkan dengan nilai seribu bulan: lailatul-qadar. "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikatmalaikat dan malaikat jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan : Malam itu (penuh) kesejahteraan sampat terbit fajar." (QS. 97:1-5)

Kelima, bulan yang penuh dengan pengabulan doa. Ini disebabkan karena orang yang berpuasa mempunyai peluang besar doanya dikabul oleh Allah swt. Sabda Rasulullah saw., "Setia Muslim mempunyai doa yang mustajabah yang ia lantunkan pada bulan Ramadhan." (Diriwayatkan oleh Ahmad)

Menangkap Sentuhan Itu

Tentu saja segala keutamaan Ramadhan itu tidak menjebak kita untuk barang hanya Ramadhan bulan taat, bulan ibadah dan bulan kebaikan. Karena segala adalah bulan taat, ibadah, dan kebaikan. Puasa pada bulan Ramadhan hanyalah: satu momentum untuk menumbuhkan dan meningkatkan ketakwaan. 

Nah, esensi dan kunci dari taqwa adalah muraqabatullah. Muraqabatullah adalah kesadaran pada seseorang bahwa dirinya selalu berada dalam pantauan dan pengawasan Allah di mana pun dia berada dan kemana pun dia pergi. Kesadaran muraqabatullah inilah yang membuat seseorang akan menjadi pengawas dirinya sendiri. Orang yang memiliki muraqabatullah tidak akan merasa rugi jika dirinya jujur sementara orang banyak tidak jujur. Prinsip dia adalah: meskipun semua kawan saya tidak jujur, saya tetap jujur. Karena saya dan mereka akan diminta pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.

Lalu apakah setiap orang yang memasuki bulan Ramadhan seraya melaksanakan puasa di dalamnya dijamin keluar sebagai orang yang bertaqwa? Ayat 183 surah Al-Baqarah itu mengatakan la'allakum tattaqun. La'alla itu bermakna roja (harapan). Jadi kalimat la'allakum tattaqun bermakna mudah-mudahan atau dengan harapan kamu menjadi orang yang bertaqwa. jadi orang yang berpuasa di bulan Ramadhan punya harapan dan memiliki peluang menjadi orang yang bertaqwa. Tapi jaminan ini hanya berlaku bagi orang-orang yang mensikapi Ramadhan dengan benar.

Shaum (terutama di bulam Ramadhan) memang merupakan kekuatan besar untuk memunculkan manusia-manusia bertaqwa. Namun demikian munculnya manusiamanusia bertaqwa itu tidak hanya ditentukan oleh faktor Ramadhannya. Akan ada orang yang tidak mendapatkan apa pun dari Ramadhan jika memang diri dan jiwanya tidak siap untuk dibentuk dan diwarnai oleh Ramadhan itu.

Inilah alasan penting mengapa kita perlu mempersiapkan diri kita untuk memasuki bulan Ramadhan. Agar kita menjadi manusia yang siap dibentuk dan diformat ulang oleh bulan mulia itu dengan segala aktifitas ibadah yang ada di dalamnya.

Ada paling tidak empat sikap dasar yang harus kita miliki saat menjalankan ibadah shaum pada bulan Ramadhan agar diri kita bisa diwarnai dan dibentuk olehnya. Sikap-sikap itu adalah: 

Pertama, pasrah dan menerima sepenuh hati. Sikap awal seorang Muslim adalah tunduk dan patuh terhadap segala ketentuan Allah. Dan ketundukan ini berangkat dari keyakinan bahwa segala ketentuan Allah Allah swt. adalah berdasarkan ilmu, keadilan, dan kebijaksanaan Allah swt. berfirman:

"Maka demi Tuhanmu, mereka sesungguhnya fidak beriman hingga mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim daiam menyelesaikan apa yang mereka perselisihkan kemudian mereka tidak merasa sempit untuk menerima apa yang engkau putuskan dan mereka pasrah dengan sepenuh hati." (AnNisa 65)

Kedua, lkhlas. Ini merupakan salah satu kunci penting bagi suksesnya sebuah amal. Rasulullah saw. bersabda, 'Sesungguhnya setiap orang hanya akan memperoleh apa yang dia niatkan." (Al-Bukhari). Hilangnya keihklasan bukan saja membuat sebuah amal sia-sia melainkan juga membuat pelakunya tidak tahan dengan segala beban dan resiko dari amal itu.

Ketiga, meninggalkan segala sesuatu yang membatalkan dan merusak ibadah shaum. Yang membatalkan shuam hanya tiga yakni makan, minum, dan senggama di siang hari. Yang lebih banyak adalah hal-hal yang membuat ibadah puasa kita rusak dan tidak mendapatkan pahala dari Allah swt. alih-alih menjadi orang yang bertakwa. 

Keempat, melaksanakan segala amaliyyah Ramadhah secara optimal sejauh kernampuan kita. Amaliyyah Ramadhan meliputi antara lain: shalat wajib lima waktu, shalat Sunnah, shaum, berbukka , makan sahur, membaca Quran, bertaubat dan istighfar, berdo'a, infaq dan shadaqah, berdakwah dan berjihad.


Ramadhan Tiba, Maksiat Jeda


Burhan, anak yang terkenal paling okem di kampung itu kini telah berubah. Alhamdulillah, barangkali inilah �hikmah�nya bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan dari Allah Swt. Jika Burhan pada bulan biasanya tampil mirip-mirip para personelnya Limp Bizkit atawa Korn, yang memang pada liar, kini doi kelihatan lebih tenang. Raut muka yang bulan kemarin bertampang Romusa, alias Roman Muka Sadis, kini setelahnya Primus, alias Pria Muka Sholeh. Kalo dulu, kemana-mana nyekek botol cap �Topi Miring� kini lebih sering bawa al-Quran dan kepalanya tertutup peci (tapi bukan peci miring lho, he..he..he..), bahkan doi ikutan aktif di remaja masjid di kampungnya. Pokoknya, kita-kita kaget banget, tapi sekaligus senang, karena ada perubahan dalam diri doi. Syukurlah........


Burhan, orangnya memang cool, tapi dulu suka bikin kesel. Makanya, anak-anak kampung situ suka ngeledekin doi dengan membuat akronim untuk namanya, Burhan, adalah akronim dari burung hantu. Hih (nyambung nggak seh? He..he..he..). Tapi label itulah yang diberikan teman-temannya saat Burhan merajalela dengan kemaksiatannya. Yup, ketika Burhan lagi seneng-senengnya berbuat dosa. Tapi sekali lagi, alhamdulillah, sekarang nggak lagi. Moga-moga seterusnya berubah jadi baik, bukan sekadar jeda, untuk kemudian kembali gokil. Amit-amit ya? Meskipun doi imut-imut (tapi ini bukan akronim dari item mutlak lho...)

Sobat muda muslim, contoh kasus Burhan kayaknya menarik juga. Moga aja bisa jadi semacam cermin buat kita, ternyata orang sebejat apapun dia, insya Allah masih bisa berubah. Tentunya jika dia memang berusaha keras untuk mengubah dirinya. Sekadar tahu saja, perubahan Burhan nggak begitu saja terjadi. Tapi, teman-teman di sekitar Burhan sebelumnya juga kerap ngingetin doi. Lama-lama doi mikir juga, ternyata banyak temannya yang mau peduli dengan doi. Ternyata begitu berharga memiliki teman-teman baik. Teman yang mau bersusah payah mengingatkan dirinya di kala berada dalam kegelapan. Teman yang mampu menjadi orang yang paling bertanggung jawab dalam kehidupannya. Maka, sungguh sangat malu bagi Burhan, jika temannya begitu menaruh perhatian kepada masa depan dirinya, sementara dirinya sendiri masa bodoh dengan masa depan. Inilah yang membuat Burhan mau mikir dan akhirnya berubah.

Nah, proses ini kemudian menghantarkan Burhan mulai mengenal Islam. Bulan Ramadhan inilah waktu yang pas buat doi untuk berubah. Ramadhan memang mampu menjadikan orang bisa mengubah gaya hidupnya. Tentu buat mereka yang memang menginginkan dengan serius perubahan dalam dirinya. Tapi, bagi mereka yang hanya menganggap bahwa Ramadhan adalah bulan dimana dia kudu berubah sesaat, maka orang model begitu kemungkinan besar nggak akan berubah menuju kebaikan. Buktinya, banyak seleb yang begitu. Sebelum Ramadhan kelakuannya naudzubillah, pas Ramadhan berubah drastis, jadi kalem. Eh, begitu selesai Ramadhan, mereka kembali �gila�. Emang sih bukan cuma kalangan seleb yang begitu rupa, dari kalangan kita-kita juga banyak. But, berhubung kaum seleb mudah dilihat penampilannya di layar kaca dan media cetak, maka merekalah yang paling mungkin untuk disorot. Duh, pada sadar ngapa? 

Yang taat Vs yang maksiat
Memang sih, pengennya ketika Ramadhan tiba, maksiat serta merta jeda, atau malah reda sama sekali. Tapi lain di harapan, lain pula dalam kenyataan. Di satu sisi, kita nggak menutup mata kalo memang ada perubahan yang berarti bagi sebagian dari kita. Tapi kita juga prihatin, sebab masih ada juga yang nggak kenal kata akhir dalam maksiat. Ramadhan dibabat juga. Orang model begini memang rada susah diajak untuk baik. 

Coba deh kalo kamu jalan-jalan ke pasar, meski di hari pertama bulan puasa, sudah banyak dijumpai mereka yang melalaikan kewajiban puasa. Konyolnya, sambil melayani pembeli mulutnya nggak berhenti ngunyah makanan. Padahal, mereka muslim lho. Tapi apa mau dikata, orang model begitu maunya menang sendiri. Kalo disebut bukan Islam kayaknya bakalan murka juga, tapi, kelakuannya malah bertolak belakang dengan prinsip hidup seorang muslim. Apa nggak aneh tuh orang?

Malah, bulan suci Ramadhan yang seharusnya menjadi momentum untuk menambah kuantitas amal dan kualitas amal kita, ternyata justru dinodai dengan tetap bukanya tempat-tempat hiburan yang full maksiat. Coba, siapa yang kagak dongkol?

Eh, udah gitu, di Surabaya beberapa hari menjelang Ramadhan ratusan pekerja seks komersial (baca: pelacur) yang bekerja di diskotik, bar, dan club-club malam memprotes pemda kota Surabaya agar mencabut larangan beroperasinya hiburan malam di kota tersebut selama Ramadhan. Sebab, kalo tempat itu ditutup mereka nggak bisa kerja. Parahnya lagi, mereka berdalih bahwa jika mereka tidak bekerja di tempat hiburan tersebut, bagaimana bisa membeli kebutuhan untuk lebaran? Waduh, ini benar-benar IQ jongkok! Sori rada kasar dikit. Lebaran mau, tapi maksiat jalan terus. Wah, berarti perzinahan jalan terus meski sedang puasa. Aduh, pantas jika Allah murka kepada mereka. Rasulullah saw. bersabda: �Apabila zina dan riba telah merajalela di suatu negeri, maka rakyat di negeri itu sama saja telah menghalalkan dirinya untuk menerima azab Allah.� (HR. Ath Thabrani, Al Hakim dari Ibnu Abbas, dalam kitab Fathul Kabir jilid I hlm. 132).

Sobat muda muslim, terus terang kita sedih, kesal, dan juga kecewa dengan kenyataan ini. Ternyata Ramadhan, bagi sebagian dari kaum muslimin yang masih getol maksiat, tidak membuat mereka berhenti dan meninggalkan kebiasaan buruk dan terkutuknya itu. Malah tetep maju terus pantang mundur. Mereka bisa berbuat begitu, selain karena kebodohannya, juga karena kemalasannya untuk mencari ilmu, yakni malas untuk mengetahui tentang ajaran Islam. Jadi ada kesan masa bodoh dengan ajaran Islam. Dengan demikian, orang model begini layak dicap sebagai orang yang tak mau tahu dengan ajaran Islam. Bahaya sobat.

Begitu pula kita prihatin dengan kondisi pergaulan teman-teman remaja, baik di kota maupun di desa. Ternyata aktivitas maksiatnya tetep jalan meski sedang berpuasa. Ambil contoh tentang pergualan laki-perempuan, sampe sekarang masih dijumpai remaja yang tak bisa lepas dari pacaran. Maka jangan kaget jika acara JJS (Jalan-Jalan Subuh) di bulan Ramadhan jadi ajang untuk PDKT dengan pasangannya. Hasilnya, mulut mereka memang puasa dari makan dan minum, tapi beliau-beliau ini tidak tidak puasa dari berbuat maksiat. STMJ, Shaum Terus, Maksiat Jalan! Walah?

Maka, kita-kita ingin ngingetin teman-teman yang masih doyan maksiat, tolong hentikan semua aktivitas tercela itu. Mari kita mengubah diri kita dengan Islam, dan tentunya tidak setengah-setengah, tapi kudu totalitas dengan tuntunan Islam. Yang memang satu-satunya solusi untuk kemaslahatan manusia di muka bumi ini. Maka sungguh heran jika masih ada manusia yang nggak demen dengan Islam. Apalagi sampe membencinya setengah mati. Kita nggak ingin menyaksikan ada umat Islam yang tidak kenal dengan ajaran agamanya sendiri. Mengerikan banget kalo memang itu terjadi. Semoga saja, temen-temen remaja segera sadar dari kekeliruannya. Oke deh, pengennya kita neh, kamu-kamu bisa bertanggung jawab dengan apa yang kamu perbuat. Jadi, jangan coba-coba maksiat lagi ya?

Jangan malu untuk berubah!
Sobat muda muslim, kalo merhatiin perkembangan sekarang, kayaknya dari kita-kita jadi pada malu untuk berbuat baik. Nggak semua sih, tapi.. ada aja. Aneh memang. Padahal, justru kudu bangga kalo kita berbuat kebenaran dan kebaikan sesuai ajaran agama kita, Islam. Mau bukti? 

Hmm.. kelihatannya udah mengikis rasa bangga menjadi seorang muslim. Teman remaja kita justru bisa merasa bangga ketika menyandang cacat, eh, predikat yang wah di mata masyarakat umum. Misalnya, ada anak (sekaligus orangtuanya) yang bangga kalo jadi bagian dari anggota paskibra (pasukan pengibar bendera). Ada juga yang bangga jika doi adalah pemain basket. Maka, jangan kaget kalo doi kerapkali memamerkan keterampilannya dalam memainkan bola basket tersebut. Ada juga teman yang merasa udah hebat kalo doi jadi orang yang wara-wiri di panggung show. 

Sayangnya, kebanggaan semu seperti itu seperti telah mengubur kebanggaan lainnya, yang justru kudu dimiliki setiap muslim, yakni bangga menjadi seorang muslim. Sori, bukannya kita merendahkan teman-teman yang punya keahlian di bidang yang tadi kita sebutkan. Nggak. Kita �menghargai� kok. Tapi inget lho, kebanggaan seperti itu nggak akan memberikan kontribusi yang besar untuk kemajuan Islam. Lagian itu kan kebanggaan semu. 

Oke, rasanya kudu ditumbuhkan kembali kebanggaan menjadi seorang muslim. Itu sebabnya, jangan minder kalo jadi anak muslim. Jangan pernah merasa bersalah dan mengutuki diri sendiri hanya gara-gara kamu muslim. Sehingga membuat kamu kudu tampil dengan gaya hidup seperti orang-orang Barat. Kamu pun jadi terbiasa dengan model kehidupannya. Bahkan untuk sekadar nama saja, kamu pengen nama itu terdengar modern, dan tentu mengandung unsur dari �kulon�. Maka jangan heran jika para orangtua di kampung saja bangga punya anak yang namanya David, misalkan. Lucunya, kalo pas ditanya, �David ke mana?� Jawabannya, �Lagi ngambil kayu di hutan� Wackss..? Jangan-jangan namanya David Bacem! ?

Sobat muda muslim, dengan menuliskan gambaran seperti itu, tentunya kita punya tujuan ingin mengajak kamu untuk berubah. Jadi kita harap kamu jangan males, apalagi malu untuk berubah menjadi baik. Kalo dulu kamu bangga dengan hal-hal sepele, termasuk bangga menjadi bagian dari masyarakat Barat, maka sekarang tunjukan kebanggaan kamu sebagai seorang muslim. Nggak ada salahnya kamu belajar dari kasus Burhan di atas. Dari okem menjadi alim. Sebuah prestasi hebat bukan? Dan itu hanya bisa diraih ketika kita juga punya niatan yang benar dan sungguh-sungguh ingin mengubah diri. Sebab, Allah akan menolong orang-orang yang memang mau mengubah dirinya. Firman Allah Swt.: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (TQS ar-Ra�d [13]: 11) 

Dalam ayat lain, Allah Swt. Akan menolong orang-orang yang beriman. Jadi, kalo pengen ditolong oleh Allah di dunia dan di akhirat, maka jangan malu untuk berbuat baik (baca: beriman) Allah Swt. menjelaskan: Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (TQS al-Mukmin [40]: 51)

Yuk, kita benahi diri kita untuk menjadi baik mumpung bulan Ramadhan. Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-hambaNya yang mendapat berkah, rahmat, dan ampunan. Jadi, jangan takut untuk berubah menjadi baik! Semoga �semangat� Ramadhan ini bikin kita berhenti sama sekali dari perbuatan maksiat. Dan sebaliknya, kita getol beribadah. Amin.?


Puasa, Kita, dan Selebritis

Bulan Ramadhan, paling nggak bikin kita seneng ati. Rasanya kita jadi semangat banget untuk melakukan berbagai kegiatan yang baik-baik. Paling utama bagaimana kita suka-cita melaksanakan puasa yang emang diwajibkan di bulan ramadhan ini. Bagi orang-orang yang beriman, rasanya nggak ada alasan deh untuk tidak gembira dengan datangnya bulan ramadhan ini. Tul nggak?

Namun sayangnya, seperti tahun-tahun sebelumnya, ramadhan tahun ini pun terpaksa harus kurang gereget. Kurang seru karena kok kayaknya secara umum biasa-biasa aja. Sepertinya nggak ada yang beda. Kalo secara pribadi mungkin masing-masing orang bisa merasakan perbedaannya. Tapi masalahnya, kita kan pengen suasana ini mengimbas juga buat kehidupan sosial kita. Bener apa bener?.......................


Yup, ramadhan yang seharusnya bisa memberi kita warna berbeda dan bikin tentrem ati, tapi akhirnya hanya jadi sekadar pelengkap bulan yang ada aja. Kita sedih banget deh. Sebab, meski kegiatan keislaman marak digelar, tapi kegiatan yang nyerempet-nyerempet dosa juga tetep digeber abis. Coba deh kalo kamu jalan-jalan ke sudut-sudut kota. Ke terminal misalnya, kamu mungkin akan memergoki orang-orang yang lagi asyik judi di tengah hari bulan ramadhan. Duh, apa nggak membangkang sama Allah tuh?

Terus, beberapa warung makan juga sigap beraksi lagi, setelah cuma sehari di awal ramadhan tutup. Sekarang, pada pertengahan ramadhan, yang tidak puasa juga kian berani menampakkan identitasnya. Cuek abis makan di sembarang tempat. Atau paling nggak sekadar merokok di sana-sini. Ah, rasanya kok kayak nggak berada di bulan ramadhan.

Belum lagi kalo ngeliat tayangan di tele-visi. Seperti bulan lalu, para pengusaha televisi tetep getol memberi persetujuan kepada para pimpinan programnya untuk menyiarkan tayangan miskin manfaat. Maka, tayangan sekelas Bidadut pun tetep digeber meski di bulan ramadhan. Lengkap dengan tiga penyanyi yang menjadi maskot tayangan dangdut itu. Katanya sih, goyangnya aja yang dikurangi, plus kostum penari dangdutnya yang dibuat sedikit sopan. Bila perlu pakai kerudung! Gubrak!

Acara infotainment yang menguliti kehidupan para seleb pun nggak absen meski ramadhan. Bahkan kesannya makin gencar aja, karena ba'da shubuh pun joss terus ditayang-kan. Sssttt.. yang mau tadarus al-Quran aja jadi tergoda melototin tayangan tersebut. Mungkin bagi yang nggak suka pasti sebel deh. Tapi kita prihatin karena sangat boleh jadi kalangan yang terbius dengan tayangan seperti itu jumlahnya mungkin banyak banget.

Yup, sepertinya para pengusaha televisi dan gerombolannya sedang menertawakan kita-kita yang puasa. Atau� apa mungkin kalo mereka ingin menghibur kaum muslimin setelah seharian lelah dan letih menahan diri untuk tidak makan dan minum?

Walah, kalo niatnya pengen menghibur harusnya memberikan tayangan yang oke punya ya? Misalnya memberikan informasi yang menarik tentang Islam. Menyampaikan pesan-pesan yang bermutu dan berilmu. Kita jadi tambah wawasan. Ilmu dapat, takwa meningkat. Pokoknya kita bisa mendapatkan nilai lebih dari bulan ramadhan ini.

Jangan jadi badut

Idih, emangnya jadi badut nggak boleh? Hehehe.. maksudnya kita jangan cuma bisa nyenengin ati orang lain aja, meski harus dengan menipu diri. Kalo jadi badut kan jual tampang aja. Kita berlindung di balik kedok yang bisa menghibur orang yang melihat kita.

Duh, jangan sampe deh, kita bermanis-manis di depan orang untuk menghibur mereka. Bisa jadi lho mereka seneng melihat kita berubah jadi alim. Boleh jadi mereka ngacungin 4 jempol sekaligus sebagai tanda salut ama perubahan kita pas ramadhan.

Tapi jangan salah lho, kalo kita pas ramadhan aja jadi alim, begitu selesai ramadhan malah kembali ke habitat awal yang jelek. Kan jadinya selain menipu orang, juga menipu diri sendiri. Yuk kita perbaiki amalan kita. Sayang lho, kalo sampe angus en puasa kita cuma dapetin lapar dan haus aja.

Sobat muda muslim, hal yang sama kita sampaikan juga kepada mbak-mbak dan mas-mas yang kadung menjelma jadi seleb di dunia entertainment .. Mereka udah biasa menghibur kita-kita para penggemarnya. Bahkan ada yang bulan lalu jor-joran dengan gaya menghiburnya yang dahsyat bikin kelenger siapa saja yang lihat. Karena full aurat dan erotis. Kini, banyak kalangan seleb berubah jadi alim. Meski sayangnya, ini baru tampak kulitnya aja. Isinya sih, jangan-jangan masih seperti dulu..

Sekadar gambaran aja, Inul yang tampil berkerudung di sebuah tabloid hiburan mengaku akan mengerem goyang ngebornya selama bulan puasa. Setelah selesai ramadhan? Ngebor lagi bo..! Waduh!

Kita nggak bermaksud bikin ricuh suasana karena mungkin ada yang bilang kita kok kayaknya nggak rela ada orang berubah meski sedikit saja. Kita-kita senang kok kalo ramadhan ini mampu memberikan perubahan pada seseorang untuk menjadi lebih baik. Tapi kita lebih seneng lagi kalo perubahan-nya itu benar-benar nyata. Nggak palsu. Nggak cuma selama ramadhan aja. Tapi seterusnya kan jauh lebih baik. Tul nggak?

Sayangnya, banyak dari kita juga yang berubah seketika, untuk kemudian balik lagi ke kondisi awal yang agak-agak error gitu. Oya, kadang kasihan juga ngeliat kalangan seleb dunia hiburan, banyak dari mereka juga berubah pas ramadhan aja. Setelah itu mah, ya joss lagi nggak bener.

Sobat, ini sekadar taushiyah kecil buat kita semua tentang ramadhan. Nggak ada maksud menyebarkan permusuhan, kita sekadar mengajak untuk lebih baik. Dan perlu dicatat bahwa yang ngajak belum tentu lebih baik. Itu artinya, kita sama-sama belajar untuk berubah menjadi baik. Tul nggak?

Agar puasa berbuah takwa

Oke deh pertanyaan kita sekarang, gimana supaya puasa kita ada bekasnya? Pertama, luruskan niat. Yup, pastikan niat kita melaksanakan puasa ramadhan benar-benar hanya karena Allah semata. Bukan karena paksaan ortu, atau sekadar menutupi rasa malu sama teman. Suer. Kayaknya malu deh kalo udah gede kayak kita-kita ini niat puasanya karena ingin mendapatkan jatah jajan dari ortu en sodara-sodara waktu lebaran nanti. Jadi, luruskan dan mantapkan niat, karena puasa ini pahalanya gede lho. Bener.

Dalam sebuah hadis qudsiy Rasulullah saw. bersabda: Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, bau mulut orang berpuasa benar-benar lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi. Dia meninggalkan makanannya, minumannya, syahwatnya semata-mata karena Aku. Puasa itu adalah bagi-Ku. Dan Aku sendirilah yang akan memberikan pahalanya. Dan kebajikan (pada bulan Ramadhan) diberi pahala dengan sepuluh kali lipat kebajikan yang semisalnya. (HR Bukhari dari Abu Hurayrah)

Kedua, kuasai ilmunya. Benar. Karena puasa bukan semata menahan diri dari rasa lapar dan haus. Tapi juga sekaligus menahan hawa nafsu. Boleh dibilang tutup mulut, tutup mata, en tutup telinga dari segala aktivitas yang bisa nguras pahala puasa kita. Kamu boleh jadi kuat nahan mulut untuk tidak makan dan minum, tapi banyak yang tergoda untuk ngebusa ngegosipin kejelekan teman. Tahan pandangan dari melihat hal-hal yang nggak boleh dilihat. Juga tutup telinga dari dengerin gosip supaya nggak tergoda pengen nimbrung.

Itu sebabnya, kamu juga kudu ngeh ilmunya. Biar puasa kita mantep. Kalo tahu ilmunya, insya Allah akan membekas dalam diri kita bahwa puasa adalah kewa-jiban dan ladang amal yang luas. Maka, nggak bakalan disia-siakan tuh kesem-patan emas ini untuk ibadah mendulang pahala. Terus, kita juga nggak bakalan gegabah balik ke �habitat' awal perbuatan kita agak-agak error itu, karena kita tahu bahwa perbuatan maksiat haram dilaksanakan di bulan mana pun, apalagi di bulan ramadhan. Insya Allah nantinya kamu bisa jaga diri untuk tidak kembali jadi senewen pascapuasa. Kita jadi orang-orang yang bertakwa. Lagian kita nggak mau dong berbuat dosa yang buahnya nanti neraka. Naudzubillahi min dzalik .. Jadi, belajar adalah kuncinya. Baca en ikuti kajian Islam yang marak selama bulan ramadhan ini. Ayo, kamu bisa!

Ketiga, kondusifkan suasana. Nah, suasana ramadhan mampu memberikan warna tersendiri dalam hidup kita. Warna yang ten-tunya sedap dipandang mata. Di bulan ini, rasanya kita jadi getol baca al-Quran, jadi giat sholat wajib dan sunnah, juga sregep ikut kajian Islam tanpa disuruh-suruh lagi. Kita melakukannya dengan penuh semangat dan insya Allah ikhlas. Nggak heran, sebab hampir semua orang-orang terdekat kita juga giat melakukan ibadah. Saling mengingatkan, saling menasihati, juga saling menolong tumbuh saat ramadhan. Rasa kebersamaan kita terwujud karena individu lain pun memberi dukungan. Salah satunya dengan melakukan aktivitas yang sama. Enak bukan? Tanpa sadar kita pun kebawa. Suasana kondusif seperti ini tentunya bikin enak ati kita.

Nah, supaya ketika ramadhan berlalu tapi kegiatan seperti ini bisa bertahan, buatlah suasana yang juga mirip dengan ramadhan. Minimal di keluarga kita dulu. Kita kondisikan misalnya dengan melaksanakan shaum 6 hari di bulan syawal. Seterusnya, seluruh anggota, bila perlu teman-teman di sekolah membia-sakan diri untuk melakukan ibadah puasa sunnah senin-kamis. Dengan harapan, puasa tersebut bisa menahan kita untuk tidak berbuat maksiat. Baca al-Quran setiap hari, insya Allah bisa menghidupkan kembali �ruh' ramadhan.

Keempat, pahami Islam sebagai ideologi. Oya, supaya lebih mantap lagi dan insya Allah berta-han lebih lama tanpa efek samping (obat kalii..?), kita juga kudu memahami Islam sebagai ideologi. Dengan kata lain, kita kudu ngeh dan memahami bahwa Islam adalah akidah dan syariat. Kegagalan yang banyak dilakukan saudara-saudara kita dalam memahami Islam adalah karena Islam dipahami sebatas ibadah ritual saja. Nggak utuh jadinya.

Faktanya? Hmm� bisa kita saksikan sendiri saat ini. Ramadhan tahun lalu begitu khusyu ibadah. Begitu ramadhan berlalu, semua aktivitas mulia yang biasa dilakukan di ramadhan nguap entah kemana. Balik lagi deh jadi amburadul (backsound: Kasihan deh luh!)

Insya Allah jika kita memahami Islam sebagai jalan hidup, maka seluruh aktivitas kita, baik di bulan ramadhan maupun di bulan lain, selalu menyandarkan kepada syariat Islam. Bukan yang lain.

Oke deh, selamat berpuasa, perdalam Islam, dan mari berjuang untuk menegakkan syariat Islam. Tetap semangat!


Meraih Cinta di Bulan Ramadhan

Rasa-rasanya nggak ada deh orang yang nggak mau dicintai. Saya yakin kita semua pengen dicintai. Karena ketika dicintai seseorang, insya Allah akan tumbuh rasa percaya diri. Cinta juga akan memberikan rasa pasti dalam diri kita bahwa kita diakui sekaligus dihargai. Nggak kebayang banget kan kalo kita dimusuhin temen. Percaya diri kita bakalan drop banget. Mau ketemu orang tersebut jadi minder, dan mungkin malah takut. Terus, jelas aja kalo kita dimusuhi berarti nggak diterima oleh teman kita itu. Artinya, kita nggak diakui dan dihargai. Wuih, merana banget euy!.......


Sobat muda muslim, ngomongin cinta di bulan Ramadhan ini, tentunya yang kepikiran sama kita adalah, bagaimana meraih cinta Allah di bulan yang penuh berkah ini. Iya kan? Saya ingin memfokuskan pembahasannya ke sini. Karena di bulan Ramadhan ini, Allah Ta�ala benar-benar obral pahala. Dia memberikan cintaNya kepada kita semua, yang insya Allah adalah orang-orang yang beriman, dengan beragam kesempatan untuk mengumpulkan pahala di bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini. Itu sebabnya, aneh banget deh kalo kita nggak berusaha meraih cintaNya itu..........


Jujur saja, jika kita ingin meraih cinta dari teman kita, katakanlah yang lawan jenis. Pasti kita akan memoles segala apa yang kita miliki agar bisa dilihat oleh orang yang diharapkan bisa memberikan cintanya kepada kita. Abis-abisan kita dandan, dan jor-joran banget tampil sesempurna mungkin untuk meraih cintanya. Cinta yang akan membuat kita merasa percaya diri, diakui, dan sekaligus dihargai.

Beragam lagu tentang cinta antar lawan jenis saja bukan hanya begitu indah didengar, tapi juga dirasakan. Gimana nggak, banyak pencipta lagu cinta yang memasukkan emosinya ketika membuat lagu. Sehingga tak terasa sudah mencengkeram emosi kita sejak pertama kali mendengarkan lagu cinta itu.

Maka, jika Radja bersenandung, �Aku tak ingin melupakanmu, aku tak ingin meninggalkanmu�� dalam salah satu lagu cintanya, yang kepikiran sama kita adalah bagaimana perasaan seseorang yang sedang jatuh cinta itu nggak mau terpisah sedetik pun dari sang kekasih pujaan hatinya. Bahkan bila mungkin akan terus menyalakan sinyal cintanya, agar amplitudo gelombang hati masing-masing saling berinterfensi.

Nah, jika di Ramadhan ini kita ingin meraih cinta dari Allah Swt., maka seharusnya dan mungkin lebih dari apa yang disenandungkan Radja dalam lagunya tersebut. Tentu kita ingin banget meraih ridho Allah en ngedapetin cintaNya di bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Itu sebabnya, amat wajar jika kita berusaha memperbaiki diri kita. Pikiran dan perasaan kita difokuskan untuk melakukan sesuatu yang diinginkan Allah Swt. Perbuatan yang bisa mendapatkan ridho dan cintaNya. Betul nggak sih?

Jangan sampe deh, kita �pinter kodek� alias pengen enak sendiri. Iya, kita pengen dapetin cinta dari Allah Swt., tapi kita sama sekali ogah ngelakuin apa yang Allah perintahkan. Gimana bakalan bisa ngeraih cintanya. Itu sama saja dengan niat kita ingin ditaksir orang yang kita idamkan, tapi kita nggak berusaha menampilkan diri kita agar bisa dilirik oleh orang yang kita harapkan akan memberikan cinta kepada kita. Mimpi kali yee?

Sobat muda muslim, rasanya pantes banget deh kalo kita mati-matian berusaha untuk ngedapetin cintaNya di bulan yang terbaik dari bulan-bulan lainnya dalam kalender hijriah ini. Sayang banget kan kita lewati begitu saja bulan penuh bonus pahala ini. Kita yakin banget deh, jika memang kita nyadar, pasti bakalan ngerahin segala daya dan upaya biar kita bisa dapetin kesempatan meraih pahala yang udah disebar karena cinta Allah Swt. kepada kita. Iya nggak seh?

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Allah akan membukakan pintu-pintu surga dan menutup pintu neraka. Itu artinya, Allah memberi kesempatan kepada kita untuk berbuat lebih banyak dalam mengumpulkan pahala. Sabda Rasulullah saw.: Apabila tiba bulan Ramadan, dibuka pintu-pintu Surga dan ditutup pintu-pintu Neraka serta syaitan-syaitan dibelenggu (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam sebuah hadis qudsiy Rasulullah saw. bersabda: Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, bau mulut orang berpuasa benar-benar lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi. Dia meninggalkan makanannya, minumannya, syahwatnya semata-mata karena Aku. Puasa itu adalah bagiKu. Dan Aku sendirilah yang akan memberikan pahalanya. Dan kebajikan (pada bulan Ramadhan) diberi pahala dengan sepuluh kali lipat kebajikan yang semisalnya. (HR Bukhari dari Abu Hurayrah)

Cinta tapi eror
Aduuuh.. parah nggak sih, kalo cinta tapi eror? Saya sih nggak mau nuduh-nuduh sama kamu. Nggak mau juga nuding-nuding siapa aja yang emang eror.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata eror yang diambil dari bahasa Inggris (error) ini bermakna: kesalahan teratur, terjadi dalam pemerolehan atau belajar bahasa. Bisa juga masuk dalam istilah hukum dengan makna: kesesatan yang dapat menjadikan batalnya suatu perjanjian jika menyangkut sifat pokok benda yang diperjanjikan.

Oke deh, kita nggak bakalan ngebahas lebih lanjut soal bahasa tersebut. Kita maknai saja secara sederhana bahwa eror atau error itu sebagai kesalahan. Nah, kalo ngomongin cinta tapi eror, berarti cinta yang salah. Cinta yang keliru. Kita cinta tapi salah atau keliru dalam memaknai cinta dan cara mendapatkan cinta tersebut. Malah, bisa jadi kita cinta tapi nggak nyambung dengan upaya untuk mendapatkan cinta tersebut.

Ambil contoh kayak sekarang nih, saya yakin banyak banget dari kita yang berusaha dan berlomba untuk meraih cinta di bulan Ramadhan ini, tapi kayaknya juga nggak tahu caranya untuk meraih cinta tersebut. Sebagian mungkin bukan lagi nggak tahu, tapi nggak mau tahu. Wah, gaswat itu namanya. Ada yang puasa biar dapet pahala. Rela menahan rasa lapar dan haus. Bela-belain nggak melakukan kegiatan berat dan bahkan minta ditambah jatah tidur. Tapi lisannya sering nyakitin orang, lidahnya dipake ngegosip alias ngomongin kejelekan orang, bahkan aktivitas pacaran tetep dilakuin meski dikurangi frekuensi ketemuannya. Lha, itu sih, ngelaksanain satu kewajiban sambil melanggar larangan lainnya.

Orang yang pacaran emang nggak batal puasanya, kecuali pas pacaran mereka makan dan minum. Batal puasanya karena makan dan minum di siang hari. Tapi aktivitas pacaran bisa mengurangi pahala kita. Itu sebabnya, Rasulullah saw. bersabda: �Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi mereka tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga� (HR Ahmad)

Rugi banget! Rugi abis! Nggak mau dong kita cuma dapetin lapar dan haus aja. Padahal, puasa itu seharusnya menjadikan kita yang melaksanakannya mendapat predikat orang-orang yang bertakwa. Allah Swt. berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS al-Baqarah [2]: 183)

Mana mungkin bisa ngedapetin segala yang diberikan Allah Swt. jika kita nggak ngikutin prosedur yang ditetapkan oleh Allah Swt. untuk meraih cintaNya? Plis deh.

Kalo kita pengen dapetin pahala di bulan Ramadhan karena cinta kita kepada Allah Swt., maka untuk negdapetin segala yang Allah berikan buat kita karena cintaNya kepada kita, tentunya kita harus meraihnya dengan aturan yang sudah dijelaskan melalui tuntunan Allah dan RasulNya. Kalo nggak, pasti cinta kita eror deh. Tul nggak?

Allah sayang banget sama kita
Sobat muda muslim, alhamdulillah sampai juga kita di Ramadhan ini. Bulan yang setiap harinya Allah berikan kemudahan bagi kita untuk meraih pahala yang sudah disiapkan untuk kita. Pahala yang banyak. Ampunan yang besar. Bahkan di bulan ini pun Allah memberikan �super bonus� dengan diturunkannya Malam Kemuliaan alias �Lailatul Qodar�. Jika kita mendapatkannya dan ketika itu kita sedang beribadah kepada Allah Swt., insya Allah pahala kita layaknya orang yang beribadah selama 1000 bulan. Subhanallah.

Allah Swt. berfirman (yang artinya): Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS al-Qadr [97]: 1-5)

Abu Hurayrah ra berkata, bersabda Rasulullah saw.:�Siapa saja yang bangun pada malam Qadr karena dorongan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang lalu.� (HR Bukhari, Muslim)

Lailatul Qadr adalah malam yang penuh berkah dan rahmat dari Allah Swt. Oya, Qadr itu punya makna al-Manzilah yang artinya kedudukan atau derajat. Selain itu qadr juga bermakna asy-Syarif dengan arti kemuliaan. Tuh catet lho. Jangan lupa ya�

Abu Bakar al-Warraq menjelaskan tentang kenapa dinamai dengan Lailatul Qadr, beliau menyebutkan bahwa alasannya adalah karena pada malam tersebut diturunkan sebuah kitab yang mempunyai Qadr (kemuliaan) oleh malaikat yang mempunyai Qadr, kepada Rasulullah saw. yang mulai dan untuk umat yang mulia pula. Subhanallah...

Entah, jika tidak ada Ramadhan, mungkin kita kebingungan gimana caranya ngebersihin diri kita yang banyak dosa ini. Ini sekaligus menunjukkan bahwa Allah Swt. tuh sayang banget sama kita, kaum muslimin. Karena dengan Ramadhan, kita bisa berlomba meraih pahala yang tebarkan karena kecintaan Allah Swt. kepada orang-orang yang beriman. Dan, ada nilai plus lagi buat kita. Mumpung diberikan kesempatan untuk menikmatinya, kita harus mengerahkan segala daya upaya agar bisa meraih cintaNya. Agar kita menjadi orang-orang yang bertakwa kepadaNya. So, nggak jaman lagi kalo ada di antara kita yang nggak puasa, udah ketinggalan jaman kalo ada kita-kita yang puasanya getol tapi pacarannya juga hot. Hih, amit-amit dah. Semoga kita terhindar dari segala perbuatan maksiat yang bisa mengurangi atau bahkan membakar pahala puasa kita jadi abu. Naudzubillahi min dzalik.

Sobat muda muslim, Emang sih, kalo maksiat, meski di luar bulan Ramadhan tetep nggak boleh. Tepatnya apapun jenis perbuatan maksiatnya, tetep haram untuk dilakukan. Lebih-lebih di bulan Ramadhan, kayaknya lebih nggak pantes lagi kalo itu dilakukan. Tul nggak? Itu sebabnya, jangan nekatz untuk melakukan maksiat.

Kalo puasa nggak menjadikan kita mawas diri, nggak menjadikan kita malu, bahkan nggak menjadikan kita jadi anak shaleh, itu berarti ada �apa-apanya�. Sebab, seharusnya kan puasa bisa menjadi perisai kita dari berbuat yang nggak bener. Puasa adalah tameng kita.

Sabda Rasulullah saw.: Puasa adalah perisai (dari api neraka). Jika seseorang di antara kalian berpuasa, janganlah berkata kotor dan bertengkar. Jika dimaki-maki orang lain, katakanlah: �Saya sedang berpuasa� (HR Bukhari)
Diriwayatkan pula dari Abu Hurayrah r.a.: Rasulullah saw. bersabda: Barangsiapa tidak meninggalkan dusta dan berbuat buruk pada bulan Ramadhan, Allah tidak butuh kepada usahanya meninggalkan makan dan minum. (HR Bukhari)
Nah lho. Hadis ini memberikan sinyal buat kita, bahwa kalo kita masih tetep kuat maksiat meski sedang puasa, maka jangan harap kalo puasa kita mendapat berkah dari Allah Swt. Ih, naudzubillahi min dzalik.

Oke deh, karena Allah Swt sayang banget sama kita, maka sudah sepantasnya kita berusaha utuk meraih cintaNya di bulan Ramadhan ini. Insya Allah kita bisa.


8.27.2008

Bila Dia Yang Kita Cintai

Kira-kira apa perasaan Anda, ketika diberitahu bahwa Anda akan segera kedatangan tamu yang akan menginap di rumah Anda untuk beberapa saat? Seneng ataukah sebaliknya, merasa terganggu atau biasa-biasa saja. 

Jawabannya sih tergantung siapa tamunya. Kalau tamunya biasa-biasa saja, barangkali kita juga biasa-biasa saja. -Padahal kita diperintahkan untuk memuliakan tamu- Tapi coba bayangkan. Jika yang akan mendatangi kita adalah orang-orang yang kita cintai dan kita hormati, misal bapak dan ibu, mertua, guru atau temen dekaaat kita atau orang yang pernah berjasa dalam hidup kita. Gimana coba? .........................


Sudah barang tentu kita akan dengan senang hati menyambutnya. Tak perlu ditanya akan berapa lama mereka di rumah kita. Kita pun akan segera menyiapkan sebuah kamar terbagus untuk mereka. Merapikan dan menghiasnya. Kemudian menyediakan jamuan istimewa untuk mereka. Siap memenuhi segala kebutuhan mereka, siap mengantar mereka kemana pun mereka hendak pergi. Dan bila saat-saat perpisahan itu datang, duh rasanya hati ini khawatir apakah service kita mengecewakan tamu tercinta kita. Dan, � pokoknya sedih dah! 

Demikian halnya, kita saat ini. Kita sedang berada di gerbang seribu bulan. Bulan yang dimuliakan Allah. Bulan yang ibadah wajibnya dilipatkan Allah hingga 70 kali lipat dan ibadah sunnahnya disamakan dengan ibadah wajib di bulan lain. Bulan penuh berkah, rahmat dan pengampunan serta pembebasan dari nafsu dan belenggu syeitan. Bulan yang didalamnya terdapat sebuah malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. 

Bulan Suci Ramadhan akan mendatangi kita. 

Pertanyaannya sederhana saja: Apakah kita gembira, bahagia dan senang dengan kedatangan bulan ini? 

Apakah pertanyaan di atas bukan bid'ah yang diada-adakan. Apakah ada hubungannya kecintaan dan kebahagiaan kita menyambut Ramadhan dengan amalan kita di dalamnya. Kita tak hendak mendiskusikan ini. Karena ada nilai dan pesan normatif yang lebih penting dari itu. 

Bila kita menjawabnya:Ya, seneng dan gembira. Maka ilustrasi di atas akan membuka cakrawala bagaimana kita menyambut tamu yang kita hormati sekaligus kita cintai. 

Pertanyaan berikutnya: Apa yang telah kita siapkan untuk menyambutnya. Apa yang kita punyai untuk menyambutnya. Seberapa jauh kita siap dan mempersiapkan keluarga kita untuk menyambutnya? 

Pertanyaan berikutnya: Salah satu tujuan puasa Ramadhan adalah tercapainya ketaqwaaan. Kira-kira kita yang sudah berpuasa selama 10-20 tahunan atau lebih kurang� sejak kapan kita merasa telah mencapai target taqwa tersebut. 

Barangkali kita kesulitan untuk merasa, kapan kita mencapai target taqwa. Pertanyaan sederhana berikutnya: Bagaimana dengan Ramadhan tahun kemarin? Bila jawabannya ternyata belum juga, maka� kita punya kesempatan untuk merealisasikannya tahun ini. Ya� insya Allah kita mampu, asal ada kekuatan azam dan niat yang kuat. Kesempatan untuk mengukir prestasi. 

Dan bila jawabannya sudah. Maka alangkah sedihnya jika pada tahun ini prestasi kita menurun. Sungguh merugi. Sangat merugi. 

Ada empat golongan dan tipe manusia serta sikap mereka dalam menyambut Bulan Ramadhan: 

Mukmin yang sungguh-sungguh. Mereka adalah orang-orang yang menganggap bulan ini adalah peluang untuk melejitkan prestasi di hadapan Allah. Maka kita selalu menjumpai orang seperti ini senantiasa merasakan detik-detik Ramadhan sangat berharga. Mereka selalu berada dalam ketaatan. Kalau tidak sedang shalat, baca Al-Qur'an, dzikir, saling menolong dan menasehati, memenuhi kebutuhan saudaranya dsb. Tak ada waktu terlewat kecuali untuk sesuatu yang baik dan bermanfaat. 

Segolongan orang yang niatnya baik, tapi himmah dan azamnya lemah. Orang ini berniat menargetkan berbuat sesuatu di bulan Ramadhan. Mereka punya tekad berbuat baik. Tapi karena azamnya lemah, maka hanya bertahan pada awal-awal bulan saja. Kemudian mereka tidak merasakan kehadiran tamu ini. Baik hanya di awalnya saja setelah itu ketahuan aslinya. Orang yang biasa-biasa saja. Artinya kedatangan Ramadhan tidak memberi bekas sama sekali. Kalau ibarat tamu, ia dicuekin. Sedih! 

Orang-orang yang tidak menyukai kedatangan Ramadhan. Karena mereka menganggap Ramadhan sebagai penghalang bagi mereka untuk memuaskan nafsu dan segala keinginan. Mereka dengan terpaksa menerima kedatangan tamu ini tapi sesungguhnya mereka membencinya. Lebih parah dari pada ini. Orang yang tidak menghormati sama sekali adanya bulan Ramadhan. Dengan sangat ringan menginjak-injak kesucian dan kehormatannya. 

Kembali kita tanya diri kita sendiri. Kita berada di bagian mana dari ke empat tipe di atas. Jangan sampai kita berada dalam suatu keadaan sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw. �Rugi dan merana lah orang yang menjumpai Ramadhan sedang dosanya belum diampuni�. 

Sedang para sahabat Rasul saw. Setengah tahun setelah berpisah dengan Ramadhan mereka berdoa: �Ya Allah terimalah puasa dan amalan kami di Bulan Ramadhan�. Setengah tahun berikutnya mereka berdoa: �Ya Allah smapaikan �umur- kami hingga kami menjumpai Ramadhan�. Ya, karena mereka tahu penting dan berharganya Ramadhan karenanya berharap sepanjang tahun adalah bulan Ramadhan. Karena mereka sangat mencintai Ramadhan. Gembira ketika tamu Agung itu datang. 

Bagaimanakah kita? Tak perlu kita jawab sekarang. Masih ada waktu untuk merenungkannya dengan diri kita. 

Bersegeralah sebelum kita menyesal!


Dan Kurindu Hadirmu

Rindu Ramadhan meski kita masih ada di tengah-tengahnya. Merindu Ramadhan meski kita belum meninggalkan bulan mulia ini dan harus menunggu sebelas bulan ke depan. Ya, Ramadhan memang pantas untuk dirindu karena berjuta hikmah terkandung di dalamnya.

Ramadhan, suatu momen penempaan diri untuk menjadi manusia yang lebih baik. Bulan puasa untuk menahan diri dari semua hawa nafsu yang seringkali dominan pada diri kita. Bukan sekadar hawa nafsu untuk makan, minum dan syahwat yang harus ditahan, tapi nafsu-nafsu lain yang negatif dan nggak sesuai syariat juga harus dikontrol. Sehingga, selepas bulan Ramadhan, ajang latihan ini bisa langsung dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia akan mencapai derajat muttaqin (orang-orang yang bertakwa). Insya Allah....................


Namun, kenapa eh kenapa ya, selepas bulan Ramadhan, lepas pula seluruh kontrol hawa nafsu tadi? Seakan-akan Idul Fitri yang menjadi penanda usainya Ramadhan, menjadi penanda kebebasan hawa nafsu. Bukannya (mengharap) bebas dari api neraka, tapi malah semangat kebebasan untuk melakukan maksiat seperti bulan-bulan sebelumnya. Duhhh….

Lalu, apa dong efek puasa kalau ternyata maksiat masih merajalela di bulan-bulan selepas Ramadhan? Terus, kenapa pula bisa terjadi kondisi demikian? Fenomena masyarakat jadi suka buah ‘tomat’ alias Ramadhan tobat, selepasnya jadi kumat kembali. Naudzhubillah. Yuk, kita telusuri ‘what dan why’ ini semua terjadi.

“What” yang terjadi di bulan Ramadhan?
Ramadhan adalah ajang penempaan dan kontrol diri dari segala hawa nafsu manusia, itu idealnya. Faktanya ternyata Ramadhan adalah ajang TP alias Tebar Pesona selebritis untuk menjadi sedikit lebih alim dan taat. Yang termasuk golongan selebritis ini bukan sekedar artis loh, tapi bisa juga para pejabat dan politikus yang aji mumpung dengan datangnya Ramadhan. Kok bisa?

Para artis, kita semua pasti paham banget kalo mereka sangat gembira dengan datangnya Ramadhan. Mau tobat dan insaf? Please deh, mereka malah kebanjiran job karena semua saluran TV siaran 24 jam nonstop untuk menemani pemirsa buka puasa dan sahur. Alih-alih semakin alim dan taat syariat, para selebritis dari kalangan artis ini dengan PD-nya bilang kalo mereka ‘dengan terpaksa’ membatalkan puasa bila memang dibutuhkan oleh tuntutan skenario.

Itu dari segi artisnya. Dari segi isi tayangan Ramadhan yang marak di TV, sangat jauh panggang dari api. Jauh banget dari mengajak permirsa untuk semakin bertakwa. Yang ada malah tayangan-tayangan nggak bermutu semacam Tassahur (Pentas Saat Sahur) yang berisi konser lenggok-lenggok umbar aurat. Belum lagi kuis yang ada juga sangat nggak mendidik. Bukannya memberi pertanyaan yang ada kaitannya dengan wawasan keislaman, tapi malah judul lagu-lagu dan nama artis yang jadi bahan kuis. Jadilah pemirsa makin hapal nama artis-artis dan lagu-lagunya daripada ayat-ayat al-Quran dan maknanya.

Itu dari selebritis kalangan artis. Sekarang coba kita tengok dari selebritis kalangan politisi. Tiba-tiba saja banyak di antara mereka yang mengadakan buka puasa bareng dengan kaum dhuafa. Bagus sih, tapi akan sangat jauh lebih bagus bila hak-hak kaum dhuafa ini juga diberikan bukan hanya berupa ajakan buka puasa bersama. Beri dong hak mereka berupa penyediaan lahan pekerjaan yang layak, jangan cuma memanjakan perusahaan-perusahaan asing seperti Exxon dan Freeport untuk mengeruk sumberdaya alam negeri ini. Beri juga mereka hak pendidikan dan kesehatan gratis. Itu hak masyarakat yang seharusnya diberikan bukan hanya di bulan Ramadhan berupa takjil gratis.

“TUTUP” ditulis dengan huruf besar. “Selama bulan Ramadhan” ditulis dengan huruf kecil. Tulisan di atas sangat banyak dijumpai di lokalisasi pelacuran terbesar se-Asia Tenggara di daerah Surabaya. Duh…betapa inginnya satu hari nanti kita bisa membaca tulisan ini menjadi “TUTUP, SELAMANYA”.

Ternyata, para pejabat terhormat itu mempunyai kekuatan juga untuk menutup lokalisasi pelacuran. Jadi, bukannya tidak bisa tempat-tempat semacam itu ditutup selamanya kan? Yang tidak ada cuma satu, KEMAUAN. Nah, di momen Ramadhan ini seharusnya kemauan itu harus mulai ditumbuhkan. Agar nggak sia-sia kita berpuasa selama satu bulan ini. Seperti yang dinyatakan oleh Rasul tercinta bahwa betapa banyak di antara kita yang puasanya tidak mendapat apa-apa kecuali lapar dan dahaga. Naudzhubillah.

“Why” ini terjadi?
Kelakuan para selebritis dari kalangan artis dan politisi, terjadi bukan tanpa sebab. Mereka hanya korban saja kok. Loh, kalo mereka korban, terus siapa dong biang keroknya?

Sekulerisme. Inilah biang kerok sebenarnya sebagai ide dasar dari kapitalisme. Sekularisme yang jelas-jelas memisahkan agama dari kehidupan merupakan akar masalah yang menyebabkan Ramadhan kehilangan makna. Artis-artis dan para pejabat menjadi saleh dadakan. Mereka jadi fasih menyebut lafadz-lafadz Islam di bulan Ramadhan. Tapi kondisi ini jadi berubah begitu Ramadhan berlalu. Maka sungguh, seandainya semua bulan adalah Ramadhan, tentu kesalehan ini akan bertahan selamanya.

Tapi apa bisa semua bulan adalah Ramadhan? Sedangkan hari saja bisa berganti malam, muda bisa berubah jadi tua, hidup ada saatnya untuk mati. Ternyata perubahan adalah sebuah keharusan dalam kehidupan. Maka bukanlah Ramadhan yang seharusnya diandaikan selamanya, tapi kesalehan sebulan itu yang seharusnya dijadikan dua belas bulan dalam setahun. Apa bisa?

Bisa banget! Kalau wajah palsu para selebritis artis dan pejabat adalah akibat sekulerisme, maka artinya harus ada wajah asli dari mereka semua. Wajah asli yang bersih tanpa noda. Wajah asli seorang hamba dari Sang Mahapencipta dan pengatur kehidupan. Wajah asli dari sosok manusia yang sadar akan kemanusiaannya.
Bila kapitalisme yang menjadikan materi sebagai berhala modern adalah ideologi penyebab ini semua, maka sudah saatnya kita bertanya: pantaskah ia dipertahankan? Atau adakah jalan keluar lainnya agar Ramadhan bukan sekadar bulan tebar pesona? Bisakah Ramadhan sungguh-sungguh memberi efek nyata bagi kehidupan?

Sekulerisme? Campakkan!
Sekulerisme yang menjadi asas bagi Kapitalisme sudah jelas kerusakannya bagi kehidupan. Paham ini meniadakan Tuhan sebagai pengatur kehidupan. Akal manusia menjadi berhala baru untuk sok jadi pembuat peraturan. Inilah yang menjadikan Ramadhan ternoda dan kehilangan makna.

Ramadhan dianggap bulan ibadah. Bulan lain selepas Ramadhan dianggap bulan bukan ibadah. Maka itu artinya semua kemaksiatan jadi boleh. Perzinaan dilindungi undang-undang. Minuman keras mempunyai izin usaha. Korupsi dianggap salah prosedur. Repot memang bila Islam hanya dijadikan stempel di KTP saja. Namun pemikiran dan prilaku sangat jauh dari aturan syariat Islam.

Tak heran bila Ramadhan dari tahun ke tahun tidak membuat bangsa ini dan orang-orangnya berubah jadi baik. Yang ada hanya kemunduran dan keterpurukan yang semakin menjadi-jadi. Karena sungguh, Islam adalah ad-diin alias the way of life (baca: ideologi). Bila Islam hanya diambil separuh-separuh, bukannya bermanfaat tapi malah seringkali jadi kambing hitam atas semua masalah. Padahal sudah nyata terbukti, Islam akan memberi rahmat bagi semua bila ia diambil total tanpa pilih-pilih hukum. Ingat, 14 abad lamanya Khilafah Islam tegak dan berjaya ketika syariat diterapkan.

Ramadhan akan terlihat efeknya bila saja selepas Ramadhan, penduduk negeri ini mempunyai kesalehan yang sama dengan di bulan puasa. Tidak boleh ada lagi pembedaan antara bulan Ramadhan dengan bukan Ramadhan. Bila lokalisasi ditutup selama bulan Ramadhan, maka itu artinya ia harus ditutup juga di luar bulan Ramadhan.

Ramadhan, bulan perubahan
Harus ada yang berubah selepas Ramadhan. Harus ada efek yang membekas pertanda kita pernah berpuasa di bulan Ramadhan. Agar di saat Idul Fitri nanti, kita pantas menyandang predikat muttaqin (orang-orang yang bertakwa) dan menjadi orang yang menang.

Indahnya Ramadhan, tak akan pernah memberi efek nyata bagi kehidupan bila tak ada kemauan dari semua pihak untuk menjaga prilaku saleh di bulan lain. Saya individu ingin bertahan baik. Kamu juga sama. Tapi itu tak cukup bila masyarakat kita tidak mendukung niat baik ini. Bila pun masyarakat sudah mendukung niat baik dan menolak kemaksiatan tidak hanya di bulan Ramadhan, masih ada satu lagi pihak yang ketinggalan. Siapakah dia?

Penguasa negara beserta kewenangan yang dipunyainya. Mereka ini yang mempunyai wewenang untuk menutup atau memberi izin atas sesuatu, termasuk buka atau tutupnya tempat perzinaan terbesar di Asia Tenggara. Akan sangat timpang bila masyarakat menolak, tapi kemaksiatan itu sendiri mempunyai izin dari penguasa daerah untuk beroperasi.

Jadi tidak bisa tidak, para pejabat berwenang, masyarakat serta individu harus bergandengan tangan. Kita tidak ingin momen Ramadhan ini berlalu sia-sia. Kita tidak ingin bencana alam akan semakin sering menghampiri negeri ini karena kelalaian kita. Yuk, saatnya kita introspeksi diri di Ramadhan tahun ini.

Kurindu Ramadhan
Ketika hari demi hari, detik demi detik Ramadhan berjalan menuju penghujung waktu, ada getir di sana. Seperti kata Rasulullah tercinta bahwa seandainya saja manusia tahu keistimewaan bulan Ramadhan, pastilah mereka akan meminta semua bulan adalah Ramadhan. Terlebih lagi saat ini. Ketika perbedaan antara Ramadhan dengan bulan lain begitu jelas terasa, maka sunguh, ingin sekali semua bulan adalah Ramadhan.

Ketika masjid-masjid jadi semarak dengan suara tadarus al-Quran. Ketika malam-malam jadi hidup dengan makan sahur dan qiyamul lail. Ketika siangnya adalah ajang menahan diri dari segala hal yang sia-sia apalagi maksiat. Ketika tiap diri ingin meraih pahala dengan bersedekah sebanyak-banyaknya. Ketika diskotik, bar, pub, rumah mesum dan lokalisasi kompak untuk tutup (meski sementara).

Dan rindu itu akan semakin kental ketika selepas Ramadhan, kemaksiatan seakan menemukan pembenaran. Semua tempat maksiat yang selama Ramadhan tutup, kembali dibuka dan semakin ramai pengunjung. Naudzhubillah.

Maka, rindu Ramadhan itu semakin kental dan pekat. Rindu Ramadhan berarti rindu tutupnya tempat-tempat maksiat, selamanya. Bukan sementara.
Rindu Ramadhan berarti rindunya nuansa keislaman hadir di tengah-tengah kita, setiap hari. Rindu Ramadhan artinya rindu syariat Islam diterapkan, dan syariat Islam tak mungkin sempurna pelaksanaannya tanpa adanya Daulah Khilafah Islamiyah.

Semoga rasa rindu ini bukan hanya milik perorangan saja. Tapi rasa ini sudah menjadi milik semua, yaitu kaum muslimin yang rindu kejayaan Islam kembali seperti sedia kala. Dan sungguh, kurindu hadirmu Ramadhan. Bahkan di bulan-bulan selepas Ramadhan berikutnya. Selamanya.


8.26.2008

Puasa, Kita, dan Selebritis

Bulan Ramadhan, paling nggak bikin kita seneng ati. Rasanya kita jadi semangat banget untuk melakukan berbagai kegiatan yang baik-baik. Paling utama bagaimana kita suka-cita melaksanakan puasa yang emang diwajibkan di bulan ramadhan ini. Bagi orang-orang yang beriman, rasanya nggak ada alasan deh untuk tidak gembira dengan datangnya bulan ramadhan ini. Tul nggak?

Namun sayangnya, seperti tahun-tahun sebelumnya, ramadhan tahun ini pun terpaksa harus kurang gereget. Kurang seru karena kok kayaknya secara umum biasa-biasa aja. Sepertinya nggak ada yang beda. Kalo secara pribadi mungkin masing-masing orang bisa merasakan perbedaannya. Tapi masalahnya, kita kan pengen suasana ini mengimbas juga buat kehidupan sosial kita. Bener apa bener?.......................


Yup, ramadhan yang seharusnya bisa memberi kita warna berbeda dan bikin tentrem ati, tapi akhirnya hanya jadi sekadar pelengkap bulan yang ada aja. Kita sedih banget deh. Sebab, meski kegiatan keislaman marak digelar, tapi kegiatan yang nyerempet-nyerempet dosa juga tetep digeber abis. Coba deh kalo kamu jalan-jalan ke sudut-sudut kota. Ke terminal misalnya, kamu mungkin akan memergoki orang-orang yang lagi asyik judi di tengah hari bulan ramadhan. Duh, apa nggak membangkang sama Allah tuh?

Terus, beberapa warung makan juga sigap beraksi lagi, setelah cuma sehari di awal ramadhan tutup. Sekarang, pada pertengahan ramadhan, yang tidak puasa juga kian berani menampakkan identitasnya. Cuek abis makan di sembarang tempat. Atau paling nggak sekadar merokok di sana-sini. Ah, rasanya kok kayak nggak berada di bulan ramadhan.

Belum lagi kalo ngeliat tayangan di tele-visi. Seperti bulan lalu, para pengusaha televisi tetep getol memberi persetujuan kepada para pimpinan programnya untuk menyiarkan tayangan miskin manfaat. Maka, tayangan sekelas Bidadut pun tetep digeber meski di bulan ramadhan. Lengkap dengan tiga penyanyi yang menjadi maskot tayangan dangdut itu. Katanya sih, goyangnya aja yang dikurangi, plus kostum penari dangdutnya yang dibuat sedikit sopan. Bila perlu pakai kerudung! Gubrak!

Acara infotainment yang menguliti kehidupan para seleb pun nggak absen meski ramadhan. Bahkan kesannya makin gencar aja, karena ba'da shubuh pun joss terus ditayang-kan. Sssttt.. yang mau tadarus al-Quran aja jadi tergoda melototin tayangan tersebut. Mungkin bagi yang nggak suka pasti sebel deh. Tapi kita prihatin karena sangat boleh jadi kalangan yang terbius dengan tayangan seperti itu jumlahnya mungkin banyak banget.

Yup, sepertinya para pengusaha televisi dan gerombolannya sedang menertawakan kita-kita yang puasa. Atau� apa mungkin kalo mereka ingin menghibur kaum muslimin setelah seharian lelah dan letih menahan diri untuk tidak makan dan minum?

Walah, kalo niatnya pengen menghibur harusnya memberikan tayangan yang oke punya ya? Misalnya memberikan informasi yang menarik tentang Islam. Menyampaikan pesan-pesan yang bermutu dan berilmu. Kita jadi tambah wawasan. Ilmu dapat, takwa meningkat. Pokoknya kita bisa mendapatkan nilai lebih dari bulan ramadhan ini.

Jangan jadi badut

Idih, emangnya jadi badut nggak boleh? Hehehe.. maksudnya kita jangan cuma bisa nyenengin ati orang lain aja, meski harus dengan menipu diri. Kalo jadi badut kan jual tampang aja. Kita berlindung di balik kedok yang bisa menghibur orang yang melihat kita.

Duh, jangan sampe deh, kita bermanis-manis di depan orang untuk menghibur mereka. Bisa jadi lho mereka seneng melihat kita berubah jadi alim. Boleh jadi mereka ngacungin 4 jempol sekaligus sebagai tanda salut ama perubahan kita pas ramadhan.

Tapi jangan salah lho, kalo kita pas ramadhan aja jadi alim, begitu selesai ramadhan malah kembali ke habitat awal yang jelek. Kan jadinya selain menipu orang, juga menipu diri sendiri. Yuk kita perbaiki amalan kita. Sayang lho, kalo sampe angus en puasa kita cuma dapetin lapar dan haus aja.

Sobat muda muslim, hal yang sama kita sampaikan juga kepada mbak-mbak dan mas-mas yang kadung menjelma jadi seleb di dunia entertainment .. Mereka udah biasa menghibur kita-kita para penggemarnya. Bahkan ada yang bulan lalu jor-joran dengan gaya menghiburnya yang dahsyat bikin kelenger siapa saja yang lihat. Karena full aurat dan erotis. Kini, banyak kalangan seleb berubah jadi alim. Meski sayangnya, ini baru tampak kulitnya aja. Isinya sih, jangan-jangan masih seperti dulu..

Sekadar gambaran aja, Inul yang tampil berkerudung di sebuah tabloid hiburan mengaku akan mengerem goyang ngebornya selama bulan puasa. Setelah selesai ramadhan? Ngebor lagi bo..! Waduh!

Kita nggak bermaksud bikin ricuh suasana karena mungkin ada yang bilang kita kok kayaknya nggak rela ada orang berubah meski sedikit saja. Kita-kita senang kok kalo ramadhan ini mampu memberikan perubahan pada seseorang untuk menjadi lebih baik. Tapi kita lebih seneng lagi kalo perubahan-nya itu benar-benar nyata. Nggak palsu. Nggak cuma selama ramadhan aja. Tapi seterusnya kan jauh lebih baik. Tul nggak?

Sayangnya, banyak dari kita juga yang berubah seketika, untuk kemudian balik lagi ke kondisi awal yang agak-agak error gitu. Oya, kadang kasihan juga ngeliat kalangan seleb dunia hiburan, banyak dari mereka juga berubah pas ramadhan aja. Setelah itu mah, ya joss lagi nggak bener.

Sobat, ini sekadar taushiyah kecil buat kita semua tentang ramadhan. Nggak ada maksud menyebarkan permusuhan, kita sekadar mengajak untuk lebih baik. Dan perlu dicatat bahwa yang ngajak belum tentu lebih baik. Itu artinya, kita sama-sama belajar untuk berubah menjadi baik. Tul nggak?

Agar puasa berbuah takwa

Oke deh pertanyaan kita sekarang, gimana supaya puasa kita ada bekasnya? Pertama, luruskan niat. Yup, pastikan niat kita melaksanakan puasa ramadhan benar-benar hanya karena Allah semata. Bukan karena paksaan ortu, atau sekadar menutupi rasa malu sama teman. Suer. Kayaknya malu deh kalo udah gede kayak kita-kita ini niat puasanya karena ingin mendapatkan jatah jajan dari ortu en sodara-sodara waktu lebaran nanti. Jadi, luruskan dan mantapkan niat, karena puasa ini pahalanya gede lho. Bener.

Dalam sebuah hadis qudsiy Rasulullah saw. bersabda: Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, bau mulut orang berpuasa benar-benar lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi. Dia meninggalkan makanannya, minumannya, syahwatnya semata-mata karena Aku. Puasa itu adalah bagi-Ku. Dan Aku sendirilah yang akan memberikan pahalanya. Dan kebajikan (pada bulan Ramadhan) diberi pahala dengan sepuluh kali lipat kebajikan yang semisalnya. (HR Bukhari dari Abu Hurayrah)

Kedua, kuasai ilmunya. Benar. Karena puasa bukan semata menahan diri dari rasa lapar dan haus. Tapi juga sekaligus menahan hawa nafsu. Boleh dibilang tutup mulut, tutup mata, en tutup telinga dari segala aktivitas yang bisa nguras pahala puasa kita. Kamu boleh jadi kuat nahan mulut untuk tidak makan dan minum, tapi banyak yang tergoda untuk ngebusa ngegosipin kejelekan teman. Tahan pandangan dari melihat hal-hal yang nggak boleh dilihat. Juga tutup telinga dari dengerin gosip supaya nggak tergoda pengen nimbrung.

Itu sebabnya, kamu juga kudu ngeh ilmunya. Biar puasa kita mantep. Kalo tahu ilmunya, insya Allah akan membekas dalam diri kita bahwa puasa adalah kewa-jiban dan ladang amal yang luas. Maka, nggak bakalan disia-siakan tuh kesem-patan emas ini untuk ibadah mendulang pahala. Terus, kita juga nggak bakalan gegabah balik ke �habitat' awal perbuatan kita agak-agak error itu, karena kita tahu bahwa perbuatan maksiat haram dilaksanakan di bulan mana pun, apalagi di bulan ramadhan. Insya Allah nantinya kamu bisa jaga diri untuk tidak kembali jadi senewen pascapuasa. Kita jadi orang-orang yang bertakwa. Lagian kita nggak mau dong berbuat dosa yang buahnya nanti neraka. Naudzubillahi min dzalik .. Jadi, belajar adalah kuncinya. Baca en ikuti kajian Islam yang marak selama bulan ramadhan ini. Ayo, kamu bisa!

Ketiga, kondusifkan suasana. Nah, suasana ramadhan mampu memberikan warna tersendiri dalam hidup kita. Warna yang ten-tunya sedap dipandang mata. Di bulan ini, rasanya kita jadi getol baca al-Quran, jadi giat sholat wajib dan sunnah, juga sregep ikut kajian Islam tanpa disuruh-suruh lagi. Kita melakukannya dengan penuh semangat dan insya Allah ikhlas. Nggak heran, sebab hampir semua orang-orang terdekat kita juga giat melakukan ibadah. Saling mengingatkan, saling menasihati, juga saling menolong tumbuh saat ramadhan. Rasa kebersamaan kita terwujud karena individu lain pun memberi dukungan. Salah satunya dengan melakukan aktivitas yang sama. Enak bukan? Tanpa sadar kita pun kebawa. Suasana kondusif seperti ini tentunya bikin enak ati kita.

Nah, supaya ketika ramadhan berlalu tapi kegiatan seperti ini bisa bertahan, buatlah suasana yang juga mirip dengan ramadhan. Minimal di keluarga kita dulu. Kita kondisikan misalnya dengan melaksanakan shaum 6 hari di bulan syawal. Seterusnya, seluruh anggota, bila perlu teman-teman di sekolah membia-sakan diri untuk melakukan ibadah puasa sunnah senin-kamis. Dengan harapan, puasa tersebut bisa menahan kita untuk tidak berbuat maksiat. Baca al-Quran setiap hari, insya Allah bisa menghidupkan kembali �ruh' ramadhan.

Keempat, pahami Islam sebagai ideologi. Oya, supaya lebih mantap lagi dan insya Allah berta-han lebih lama tanpa efek samping (obat kalii..?), kita juga kudu memahami Islam sebagai ideologi. Dengan kata lain, kita kudu ngeh dan memahami bahwa Islam adalah akidah dan syariat. Kegagalan yang banyak dilakukan saudara-saudara kita dalam memahami Islam adalah karena Islam dipahami sebatas ibadah ritual saja. Nggak utuh jadinya.

Faktanya? Hmm� bisa kita saksikan sendiri saat ini. Ramadhan tahun lalu begitu khusyu ibadah. Begitu ramadhan berlalu, semua aktivitas mulia yang biasa dilakukan di ramadhan nguap entah kemana. Balik lagi deh jadi amburadul (backsound: Kasihan deh luh!)

Insya Allah jika kita memahami Islam sebagai jalan hidup, maka seluruh aktivitas kita, baik di bulan ramadhan maupun di bulan lain, selalu menyandarkan kepada syariat Islam. Bukan yang lain.

Oke deh, selamat berpuasa, perdalam Islam, dan mari berjuang untuk menegakkan syariat Islam. Tetap semangat!


8.24.2008

Kutemukan Belahan Jiwaku...

Rahasia jodoh, rejeki dan kematian adalah mutlak milik Allah Swt, tidak ada satu makhluk pun yang dapat mengetahuinya kecuali sang Pemilik diri kita. Hal tersebut telah terpatri erat dalam pikiranku sejak lewat dua tahun lalu. Mendorongku untuk terus berikhtiar dan selalu berkhusnudzon kepada Allah Azza wa Jalla tentang kapan saatnya tiba menemukan belahan jiwaku.

Dalam proses pencarian diusiaku yang ketiga-puluh-tiga, beberapa teman dekat mulai dijajaki, ta'aruf pun dilakukan. Dalam proses ta'aruf, salah seorang sempat melontarkan ide tentang pernikahan dan rencana khitbah. Namun herannya, hati ini kok emoh dan tetap tidak tergerak untuk memberikan jawaban pasti. Hey, what's going on with me? Bukankah aku sedang dikejar usia yang terus merambat menua? Bukankah aku sedang dalam proses pencarian belahan jiwa? Bahkan seorang sahabat sempat berkomentar miring tentang keengganan aku memberikan respon kepada salah satu dari mereka. Si sahabat mengatakan bahwa aku adalah type 'pemilih' yang lebih suka jodoh yang tampan, kaya raya dan baik hati, dan lainnya yang serba super dan wah. Tapi, aku gelengkan kepalaku ke arahnya karena kriteria seorang calon suami bagiku adalah si dia seorang muslim sejati yang mempunyai visi yang sama untuk membangun sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. Tapi lucunya, kalau diminta untuk mengejewantahkan ke dalam diri seseorang, jujur saja aku tidak tahu....................
 

Again, jodoh sesungguhnya sebuah rahasia yang mutlak milik Allah Swt. Proses pertemuanku dengan sang suami pun bak cerita dongeng. Jangankan sahabat atau rekan kantor, pun jika kami kembali me-rewind proses pertemuan kami, wuih ... unbelievable! but it happened! Subhanallah...

Suamiku adalah sosok yang biasa dan sangat sederhana, namun justru kesederhanaan dan keterbiasaannya itulah yang memikat hati ini. Dan, alhamdulillaah hampir mendekati kriteria seorang suami yang aku dambakan. Di beberapa malam kebersamaan kami, suami sering menanyakan kepadaku tentang satu hal, "apakah bunda bahagia menikah dengan aku?" aku pun menjawab dengan jeda waktu sedikit lama, "ya, bunda bahagia, ayah". Masya Allah, seandainya suamiku tahu, besarnya rasa bahagia yang ada di dada ini lebih dari yang dia tahu. Besarnya rasa syukur ini memiliki dia cukup menggetarkan segenap hati sampai aku perlu jeda waktu untuk menjawab pertanyaannya. Hanya, aku masih belum mampu mengungkapkan secara verbal. Allah yang Maha Mengetahui segala getaran cinta yang ada di hati bunda, Allah yang Maha Mengetahui segala rasa sayang yang ada di jiwa bunda. Karena, atas nama Allah bunda mencintai ayah.

Pertama kali aku melihat suamiku adalah ketika acara ta'lim kantor kami di luar kota. Kami berdua belum mengenal satu sama lain. Hanya kesederhanaan dan wajah teduhnya sempat mampir di dalam pikiranku. Beberapa hari kemudian, aku terlibat diskusi di forum ta'lim yang difasilitasi oleh kantor kami. Di sinilah aku merasakan kuasa Allah yang sangat besar. Rupanya teman diskusi itu adalah si empunya wajah teduh tersebut. Ini aku ketahui ketika kami janjian bertemu di suatu majelis ta'lim di salah satu masjid di Jakarta. Sempat juga aku kaget ketika menemui wajah yang tidak asing itu. Setelah acara ta'lim selesai, kami sempat mengobrol selama kurang dari satu jam dan kami pun pulang ke rumah masing-masing. Tidak ada yang special pada saat itu, at all. 

Namun beberapa hari kemudian, entah kenapa wajah teduh itu mulai hadir di pikiranku kembali. Ternyata hal yang sama pun terjadi di pihak sana. Kami pun sepakat untuk melakukan ostikharah. Subhanallaah, tidak ada kebimbangan sama sekali dalam hati kami berdua untuk menyegerakan hubungan ini ke dalam pernikahan. Satu minggu setelah pertemuan kami di masjid, sang calon suami pun melamarku lewat telepon. Pun tanpa ada keraguan aku menjawab YA, ketika dia mengatakan akan membawa keluarganya untuk meng-khitbah ahad yang akan datang. 

Pernikahan kami terlaksana justru bersamaan dengan rencana khitbah itu sendiri. Proses yang terjadi adalah keajaiban buat kami berdua dan semua adalah kuasa Allah yang ditunjukkan kepada kami. Kami rasakan 'tangan' Allah benar-benar turun menolong memudahkan segala urusan. Hari H yang semestinya adalah pertemuan antar dua keluarga dalam acara khitbah, justru dilakukan bersamaan dengan akad nikah. Sujud syukur kami berdua, karena semua acara berjalan begitu lancar, dari mulai dukungan seluruh keluarga, urusan penghulu dan pengurusan surat-surat ke KUA, hanya dilakukan dalam waktu 1 hari 1 malam!!. Maha Suci Allah, hal tersebut semakin menguatkan hati kami, bahwa pernikahan ini adalah rencana terbaik dari Allah Swt dan Dia-lah Pemersatu bagi perjanjian suci kami ini. Dalam isak tangis kebahagiaan kami atas segala kemudahan yang diberikan-Nya, tak pernah putus kami bersyukur akan nikmat-Nya. Insya Allah, pernikahan kami merupakan hijrahnya kami menuju kehidupan yang lebih baik dengan mengharap ridho Allah, karena tanggal pernikahan kami selisih satu hari setelah hari Isra mi'raj.

Akhirnya setelah sekian lama aku mengembara mencari pasangan hidup ternyata jodohku tidak pernah jauh dari pelupuk mata. Suamiku adalah teman satu kantor yang justru tidak pernah aku kenal kecuali dua minggu sebelum pernikahan kami. Inilah rahasia Allah Swt yang tidak pernah dapat kita ketahui kecuali dengan berkhusbudzon kepada-Nya. Percayalah, bahwa Allah Swt adalah sebaik-sebaik Pembuat keputusan. Serahkanlah segala urusan hanya kepada Allah semata. Jika sekarang para akhwat yang sudah di atas usia kepala tiga merasa khawatir karena belum mendapatkan pasangan/jodoh, percayalah selalu akan janji Allah di dalam firman-Nya:

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (ar-Ruum:21)

Jangankan manusia, hewan dan buah-buahan pun diciptakan Allah perpasangan. Ber-khusnudzon selalu kepada-Nya bahwa, entah esok, lusa, satu bulan, satu tahun atau bahkan mungkin sepuluh tahun nanti, dengan ijin Allah, jodoh kalian pasti akan datang. Pasangan jiwa yang terbaik yang dijanjikan dan dipersatukan-Nya dalam perjanjian suci yang disebut pernikahan. Wallahu'alam bishshowab.


8.23.2008

Muhammad, Pribadimu Sungguh Menawan

Siapa di antara Anda yang membaca akhlak Muhammad saw., kemudian jiwanya tidak larut, matanya tidak berlinangan dan hatinya tidak bergetar? Siapa di antara Anda yang mampu menahan emosionalnya ketika membaca biografi seorang yang sangat dermawan, mulia, lembut dan tawadhu’? Siapa yang mengkaji sirah hidup beliau yang agung, perangai yang mulya dan akhlak yang terpuji, kemudian dia tidak menagis, sembari berikrar, “Saya bersaksi bahwa Engkau adalah utusan Allah.”?


Duhai, kiranya kita mampu melaksanakan cara hidup, cinta dan akhlak yang mulya dari teladan mulia ini dalam kehidupan, perilaku dan mentalitas kita. Kita bergaul dengan orang lain, sebagaimana Muhammad saw. memperlakukan musuh-musuhnya. Beliau bersabda,

قال: «إن الله أمرني أن أصل من قطعني، وأن أعطي من حرمني، وأن أعفو عمن ظلمني».

“Sesungguhnya Allah menyuruhku agar menyambung orang yang memutuskanku, memberi kepada orang yang menahanku, dan memaafkan terhadap orang yang mendzalimiku.”

Duhai, kiranya kita memperlakukan saudara seiman kita, sebagaimana Muhammad saw. memperlakukan orang-orang munafik, beliau memaafkan mereka, memintakan ampun terhadap mereka dan menyerahkan rahasia mereka kepada Allah swt.

Duhai, sekiranya kita memperlakukan anak-anak kita, sebagaimana Muhamamd saw. memperlakukan pembantu dan pekerjanya. Ketika pembantu kecil Muhamamd saw. sedang sakit, beliau. membesuk dan duduk di dekat kepalanya seraya mengajak untuk masuk Islam. Pembantu kecil itu masuk Islam, maka Muhammad gembira seraya berkata, “Segala puji bagi Allah swt yang telah menyelamatkan dirinya dari api neraka.”

وقام رجل من اليهود يتقاضى الرسول صلى الله عليه وسلم ديْناً في المسجد أمام الناس، ورفع اليهودي صوته على الرسول وألحَّ بصخب وغضب والرسول يتبسّم ويترفَّق به، فلما طال الموقف صرخ اليهودي قائلاً: «أشهد أنك رسول الله؛ لأننا نقرأ في التوراة عنك أنك كلما أُغضبت ازددت حلماً».

“Seorang Yahudi menagih utang kepada Muhamamd saw. dengan marah-marah, kasar, dan tidak sopan di depan banyak orang. Muhammad saw. tersenyum dan menghadapinya dengan lembut. Tak disangka si Yahudi itu masuk Islam, mengucapkan syahadat, “Saya bersaksi bahwa Engkau utusan Allah.” Karena saya baca di Taurat tentang Engkau, yaitu ketika saya tambah marah, justeru Engkau tambah lembut menghadapiku.” Begitu pengakuan si Yahudi.

Duhai, kiranya kita memperlakukan kerabat kita, meskipun mereka berbuat buruk kepada kita, sebagaimana Muhammad saw. memperlakukan kerabat dan kaumnya. Karena kerabat dan kaum Muhamamd saw. menyakitinya, mengusirnya, mengejeknya, menolaknya, memeranginya. Namun, beliau tetap menghadapinya. Ketika beliau menaklukkan Makkah, posisi beliau sebagai pemenang, penentu kebijakan, namun beliau berdiri berpidato mengumumkan bahwa beliau memaafkan semuanya. Sejarah telah mencatat dan momentum telah menjadi saksi sabda beliau,

«عفا الله عنكم اذهبوا فأنتم الطلقاء»

”Allah telah mengampuni kalian, pergilah, kaliah bebas.”

Sewaktu Penduduk Thaif melempari Muhammad saw. sampai beliau berdarah-darah. Beliau menghapus darah segar yang mengalir dari tubuhnya sambil berdo’a,

«اللهم اغفر لقومي فإنهم لا يعلمون».

”Ya Allah, ampuni kaumku, karena mereka tidak mengetahui.”

Muhammad saw. pernah dicegat oleh seorang Arab badui di tengah jalan, beliau hanya berdiri lama berhadapan, dan tidak berpaling sampai orang badui itu berlalu dengan sendirinya.

Suatu hari Beliau ditanya oleh seorang nenek tua, beliau dengan tekun, hangat dan penuh perhatian menjawab pertanyaannya. Muhamamd saw. juga membawa seorang anak kecil yang berstatus hamba sahaya, beliau menggandeng tanganyya mengajak berjalan-jalan.

Muhammad saw. senantiasa menjaga kehormatan seseorang, memulyakan seseorang, melaksanakan hak-hak seseorang. Muhammad saw. tidak pernah mengumpat, menjelekkan, melaknat, menyakiti, dan tidak merendahkan seseorang. Muhammad saw. ketika hendak menasehati seseorang, beliau berkata, “Kenapa suatu kaum melaksanakan ini dan itu? Artinya, beliau tidak langsung menyalah orang tersebut. Beliau bersabda, “Mukmin itu tidak mencela, melaknat dan juga tidak keras perangainya. Beliau juga bersabda,

«إن أحبكم إليّ وأقربكم مني مجالسَ يوم القيامة أحسنكم أخلاقا».

“Sesungguhnya yang paling saya cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya dengan saya kelak di hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya di antara kalian.”

Muhamamd saw. merapikan sandalnya, menjahit bajunya, menyapu rumahnya, memeras susu kambingnya, mendahulukan sahabatnya soal makanan. Muhammad saw. tidak suka pujian.
Muhamamd saw. sangat peduli terhadap fakir miskin, beliau berdiri membela orang yang terdzalimi, beliau bertandang ke orang papa, menengok orang sakit, mengantarkan jenazah, mengusap kepala anak yatim, santun terhadap perempuan, memulyakan tamu, memberi makan yang lapar, bercanda dengan anak-anak, dan menyayangi binatang.

Suatu ketika para sahabat memberi saran kepada Muhammad saw, “Tidakkah Engkau membunuh gembong kejahatan, seorang pendosa dan otak munafik, yaitu Abdullah bin Ubai bin Salul? Beliau menjawab, “Tidak, karena manusia nanti mengira bahwa Muhammad telah membunuh sahabatnya.”

Boleh jadi kita telah membaca biografi orang-orang besar, tokoh terkenal, ilmuwan, reformis, mujaddid, namun ketika kita membaca sirah kehidupan Muhammad saw. seakan-akan kita tidak mengenal selain dirinya, kita tidak mengakui selain dirinya. Tokoh-tokoh itu rasaya kecil di mata kita, hilang dalam ingatan kita, pupus dalam pikiran kita, yang ada hanya kebesaran Muhammad saw.:

Bayang-bayang Engkau selalu menghampiriku setiap saat
Ketika aku berpikir, pikiranku tertuju kepadamu
Saya berteriak lantang
Zamanmu bak taman indah nan menghijau
Aku mencintaimu, cinta yang tidak bisa ditafsirkan

Sungguh, Engkau tidak akan pernah hilang dari ingatan kami. Engkau ada di hati kami. Engkau bersemayam dalam jiwa kami. Engkau terukir dalam benak kami. Engkau berada di pendengaran dan penglihatan kami. Engkau mengalir dalam aliran darah kami. Engkau berada di sendi-sendi setiap jasad kami. Engkau hidup dalam seluruh anggota badan kami. Yaitu dalam sunnahmu, petunjukmu, ajaran luhurmu, akhlakmu yang mulya.

Kami bela Engkau dengan jiwa kami. Kami bela Engkau dengan anak-anak dan keluarga kami semua. Nyawa-nyawa kami sebagai tebusan atas jiwa Engkau. Kehormatan kami, kami pertaruhkan untuk membela kehormatan Engkau.

أتسأل عن أعمارنا؟ أنت عمرنا *** وأنت لنا التأريخ أنت المحرِرُ
تذوب رموز الناس مهما تعاظموا *** وفي كل يوم أنت في القلب تكبرُ.

Apakah Engkau bertanya tentang umur kami? Engkaulah umur kami
Engkau bagi kami melegenda, karena Engkau seorang “Pembebas”
Luluh lebur ketokohan manusia, sehebat apapun
Karena setiap saat Engkau agung di hati kami

Shalawat dan salam atasmu ketika orang-orang yang berdzikir mengingatmu. Shalawat dan salam atasmu ketika orang yang lalai tidak pernah mengingatmu. Allahu a’lam.


Muhammad “Guru” Dunia

Muhammad “Guru” Dunia
Oleh: Ulis Tofa, Lc

Adalah Muhammad saw. Nabi untuk kemanusiaan… kedamaian tersemaikan, kesejahteraan terealisasikan…. Allah swt. memberi kelebihan dan keutamaan kepada kita, umat Muhammad, berupa misi beliau yang menebar rahamatan lil ’alalim. Sungguh benar firman Allah swt,

”Dan Kami tidak mengutus kamu, kecuali sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.” Al Anbiya’:107


Kasih sayang Muhammad saw. meliputi hewan dan tanaman. Terhadap burung dan unta misalkan, atau terhadap pelepah kurma yang merintih, sehingga hati beliau tersayat ketika mendengar rintihannya.
Tentunya, terhadap manusia beliau lebih sayang, terutama kepada anak-anak.

Muhammad saw. merupakan contoh agung dalam berkasih sayang dan bersikap lembut terhadap anak-anak. Beliau teladan besar dalam mendidik anak-anak kita.

Adalah Muhammad saw. sebagai ayah yang penyayang, sebagai kakek yang lembut dan penuh perhatian terhadap semua anak-anak… Inilah pribadi Muhammad, Nabi kemanusiaan saw.

Sungguh, Muhammad saw. memberi pelajaran dan pengalaman berharga bagi kita semua dalam hal mendidik anak-anak kita. Agar kita mampu mencetak generasi yang mampu mengemban tanggungjawab luhur dan mengangkat tinggi panji Islam.

Pokok-Pokok Pendidikan Muhammad

Sirah Nabi telah mengajarkan kepada kita prinsip-prinsip pendidikan, yaitu pentingnya anak-anak memiliki percaya diri, mandiri dan mampu mengemban tanggungjawab di usia dini. Inilah problematika kita sekarang, anak-anak kita kehilangan sikap percaya diri, mandiri dan mental dewasa.

Kita berhajat untuk mengingat peristiwa di mana Muhammad saw. menjadikan Zaid bin Haritsah sebagai pemimpin pasukan kaum muslimin, meskipun usianya masih muda belia. Ketika itu umurnya baru enam belas tahun (16), padahal ada orang yang lebih tua dan lebih tinggi kedudukannya, seperti Abu bakar, Umar radhiyallahu anhum. Kenapa Muhammad melakukan hal demikian? Adalah karena beliau ingin mengajarkan kepada Zaid rasa percaya diri, dan agar menghilangkan anggapan sebagian orang bahwa Zaid tidak mampu, sekaligus sebagai pembelajaran bagi generasi masanya untuk peduli dengan problematika umat dan berkontribusi menyelesaikannya.

Pendidikan Sikap dan Perilaku

Muhammad saw. mengajarkan dasar-dasar ajaran agama yang lurus kepada anak-anak sejak dini. Beliau mendorong mereka untuk mempelajari etika umum dan perilaku lurus yang orang Barat sekarang menamakannya sebagai ”Seni Etika”.

فقد روى البخاري ومسلم أن عمر بن أبي سلمة، قال:” كنت غلامًا في حجر رسول الله، وكانت يدي تطيش في الصفحة، فقال لي رسول الله “يا غلام، سمِّ الله، وكل بيمينك، وكل مما يليك”، وعندما أراد الحسين- رضي الله عنه - أن يأكل تمرة من تمر الصدقة، قال له الرسول : “كخ كخ، أما علمت أنا لا تحل لنا الصدقة؟!”

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Umar bin Abi Salamah, ia berkata: ”Ketika saya masih kecil di asuhan Rasulullah, saya hendak meraih makanan di nampan, maka Rasulullah saw. bersabda, ”Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah apa yang terdekat dari kamu.”

Ketika Husain ra, cucu Nabi hendak makan kurma dari hasil sedekah, maka Rasulullah saw. bersabda, ”Jangan, jangan. Bukankah kamu tahu, bahwa tidak halal bagi kita -keluarga NAbi- sedekah seseorang?!.”

Ayah Yang Penyayang

Ketika kita berbicara kasih sayang dan kelembutan Muhammad saw. terhadap anak-anak, maka tidak akan pernah kita temukan bandingan dan permisalan seperti beliau saw. Banyak peristiwa dalam sirah Nabi yang mempesona berkaitan dengan kasih sayang beliau terhadap anak-anak. Baik beliau sebagai Ayah, Kakek atau Pendidik bagi semua anak-anak. Termasuk kasih sayang beliau terhadap anak-anak non muslim.

فقد كان النبي- صلى الله عليه وسلم- يرفع ابنته فاطمة الزهراء - رضي الله عنها - وهي صغيرة عاليا ثم ينزلها ويفعل هذا عدة مرات، ثم يقول “ريحانه أشمها ورزقها على ربها”،

“Adalah Muhammad saw. mengangkat dan melempar ke atas putri kecilnya, Fathimah Az Zahra’ ra tinggi-tinggi dan menangkapnya. Beliau melakukan iti beberapa kali, kemudian beliau bersabda, ”Semoga harum namanya dan luas rizkinya.”

Adalah Muhammad sangat mencintai cucu-cucunya.

وكان النبي- صلى الله عليه وسلم- محبا لأحفاده وكان كثيرا ما يقوم بتدليلهم فعن جابر يقول” دخلت على النبي صلى الله عليه وسلم، وهو يمشي على أربعة وعلى ظهره الحسن والحسين - رضي الله عنهما- وهو يقول “نعم الجمل جملكما ونعم العدلان أنتما”، وروى الإمام أحمد في مسنده،

Diriwayatkan oleh Jabir, berkata, ”Saya menemui Nabi saw, ketika beliau berjalan merangkak sedangkan di atasnya Hasan dan Husain ra sedang bercanda. Beliau bersabda, ”Seganteng-ganteng orang adalah kalian berdua, dan seadil-adil orang adalah kalian berdua.”

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, berkata, ”Kami shalat Isya’ bersama Nabi. Ketika Nabi sujud, Hasan dan Husain menaiki punggung Nabi. Ketika beliau mengangkat kepalanya, beliau mengambil keduanya dari sisi belakang dengan cara lembut dan menaruh keduanya di lantai. Ketika beliau sujud kembali keduanya mengulangi seperti sebelumnya sampai beliau selesai shalat. Kemudian beliau mendudukkan salah satunya di pahanya.”

Dari Usamah bin Zaid ra, Rasulullah saw mengambil saya dan mendudukkan saya di pahanya sedangkan di paha satunya duduk Hasan ra, kemudian beliau merangkulkan keduanya seraya berdo’a, ”Ya Allah sayangi keduanya, karena saya menyayangi keduanya.”

Dari Abdullah bin Buraidah dari bapaknya, berkata, ”Adalah Rasulullah saw sedang berkhutbah, ketika itu Hasan dan Husain memakai baju merah berjalan-jalan dan mutar-mutar di dalam masjid. Maka Rasulullah saw. turun dari minbar dan mengambil keduanya, dan menaruhnya di dekatnya seraya bersabda, ”Sungguh benar firman Allah, ”Sesungguhnya harta-harta dan anak-anak kalian adalah fitnah bagi kalian.” Saya lihat kedua anak ini jalan-jalan, sehingga saya tidak bersabar, saya memotong khutbahku agar saya mengambil keduanya.”

وجاء الأقرع بن حابس إلى رسول الله فرآه يقبّل الحسن بن علي،” فقال الأقرع: أتقبّلون صبيانكم؟! فقال رسول الله: (نعم)، فقال الأقرع: إن لي عشرةً من الولد ما قبلت واحدًا منهم قط، فقال له رسول الله : (من لا يرحم لا يرحم) متفق عليه.

Al Aqra’ bin Habis datang menemui Rasulullah saw. Ketika itu ia melihat beliau mencium Hasan bin Ali ra. Maka saya bertanya, ”Apakah kalian mencium anak-anak kalian?” Rasulullah saw. menjawab, ”Ya”. Al Aqra’ berkata, ”Sungguh, saya mempunyai sepuluh anak, tidak pernah sekali pun saya mencium salah satu dari mereka.” Maka Rasulullah saw. bersabda, ”Barangsiapa yang tidak sayang, ia tidak akan disayang.” Muttafaqun ’Alaih.

Perilaku Muhammad saw. yang demikian tidak hanya kepada keluarganya saja, tapi untuk semua anak-anak pada masanya, sampai pembantunya sekalipun. Adalah Anas Bin Malik memberi kesaksian, ”Saya telah sepuluh tahun menjadi pelayan Rasul, selama itu beliau tidak pernah berkata uf atau hus ata ah kepada saya.”

Adalah Muhammad saw. sangat menganjurkan agar memberi nama anak dengan sebaik-baik nama, begitu juga beliau sangat tidak setuju dan melarang pemberian nama yang buruk. Kenapa? Karena nama itu jangan sampai mempengaruhi mentalitas anak ketika mereka menginjak dewasa.

Muhammad saw. juga sangat memperhatikan penampilan anak-anak.

فعن نافع بن عمر أن النبي - صلى الله عليه وسلم - رأى صبيا قد حلق رأسه وترك بعضه فنهاهم عن ذلك وقال “احلقوه كله أو اتركوه كله”،

Diriwayatkan dari Nafi’ bin Umar, bahwa Nabi saw. melihat anak kecil rambutnya dipotong separuh dan separuh lagi dibiarkan, maka beliau melarang hal yang demikian, seraya bersabda, ”Cukur semuanya atau tidak sama sekali.”

Inilah bukti kepedulian beliau terhadap penampilan anak, agar anak-anak tampil lebih baik, yaitu tampilan Islami. Contoh peristiwa kepedulian Muhammad saw. terhadap pendidikan perilaku dan kasih sayang beliau terhadap anak-anak sangatlah banyak sekali.

Penyayang Terhadap Non Muslim

Muhammad saw. tidak hanya penyayang terhadap anak-anak muslim saja. Namur beliau juga penyayang terhadap anak-anak non muslim.

Adalah kisah anak non muslim Abu Mahdzurah, si pemilik suara merdu. Ketika dia mengejek adzan. Bagaimana Muhammad saw. Memperlakukannya? Beliau tidak memarahinya atau menghukumnya atas ejekan itu. Bahkan beliau mengusap kepalanya seraya berdo’a, “Ya Allah, berilah keberkahan terhadapnya dan tunjukilah dia kepada Islam, beliau mengucapkan itu dua kali. Selanjutnya beliau menyuruh dia mengucapkan, “Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar” sampai akhirnya Abu Mahdzurah adzan di Makkah, Subhanallah!

Muhammad saw. juga sangat peduli terhadap anak-anak non muslim yang sedang sakit, beliau mendo’akan kesembuhannya, beliau memegang tangannya dan mendo’akan kebaikan terhadapnya.

فقد ورد في صحيح البخاري عن أنس بن مالك رضي الله عنه، قال: “كان غلام يهودي يخدم النبي صلى الله عليه وسلم فمرض, فأتاه الرسول - صلى الله عليه وسلم- يعوده فقعد عند رأسه، فقال له أسلم فنظر إلى أبيه وهو عنده، فقال له: “أطع أبا القاسم”؛ فأسلم الصبي ,فخرج النبي- صلى الله عليه وسلم- وهو يقول الحمد لله الذي أنقذه من النار “

Diriwayatkan dalam shahih Imam Bukhari dari Anas bin Malik ra, berkata,
“Adalah seorang anak Yahudi menjadi pelayan Nabi sedang menderita sakit, maka Rasulullah saw. menjenguknya. Beliau duduk di dekat kepalanya seraya berkata kepadanya, “Berislamlah”. Anak tadi menoleh kepada ayahnya yang berada di sampingnya. Ayahnya berkata, “Ikuti Abal Qasim”. Maka bocah tadi masuk Islam. Lalu Rasulullah saw. keluar seraya berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan dia dari neraka.”

Sunggguh Agung Kepribadian Muhammad

Sungguh, sungguh menakjubkan pribadi engkau wahai Muhammad. Engaku tetap menjadi teladan, model dan idola yang layak dicontoh bagi setiap manusia dalam segala sisi kehidupan. Engkau adalah kasih sayang yang dihamparkan Allah swt. di muka bumi. Engkau telah menjadikan kami sebagai “khairu ummah”, sebaik-baik umat manusia.” Sungguh benar firman Allah swt,

”Sungguh, ada suri tauladan yang baik bagi kalian pada diri Rasulullah, yaitu bagi siapa saja yang mengharap (berjumpa dengan) Allah dan Hari Akhir.” Al Ahzab:21

Shalawat dan salam untukmu Ya Rasulullah. Allahu A’lam.