Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu Agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu dan telah Kuridhoi Islam itu jadi Agama Bagimu (Al Maidah: ayat 3)

5.19.2009

Rangsang Anak Pandai Berbahasa


JAKARTA-- Seiring dengan perkembangan teknologi, jarak antar negara semakin terasa dekat. Memiliki kemampuan berbahasa yang baik, terutama bahasa internasional, bisa menjadi aset luar biasa dalam kehidupan seseorang.

Menurut peneliti dari Universitas Harvard dan pencetus teori multiple intelegency, Dr Howard Gardner, kecerdasan berbahasa yaitu kecerdasan anak dalam mengolah kata. Misalnya, keterampilan meneritakan atau menggambarkan sesuatu atau kejadian dengan kata-kata. Bahkan jika ibu telaten kemampuan anak berbahasa akan memudahkan anak mempelajari bahasa asing.


Pakar perkembangan anak, Nejeela Shihab mengatakan, orang tua juga sebaiknya mengatahui di usia berapa kemampuan anak dalam berbahasa dimulai agar persiapannya dapat lebih baik. Pada usia dua hingga lima tahun timbul keingin tahuan anak terhadap banyak hal. Berbagai media dapat digunakan, misalnya buku bacaan anak atau tulisan yang terdapat sepanjang jalan.

"Interaksi dengan media makin beragam. Dengan media anak dapat dilatih menjadi pembuat pesan. Latih anak menceritakan kembali apa yang dia baca," saat 'Fun Seminar with Cikal' di RSIA Kemang Medical Care, pekan lalu.

Saat anak berusia enam hingga delapan tahun keterampilan mereka berbahasa lebih meningkat. Orang tua dapat melatih keterampilan dasar berbahasa anak. Salah satunya dengan menanatang anak untuk membuat jurnal perjalanan.

"Membuat jurnal perjalanan setelah mereka pulang liburan merupakan cara untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Selain itu juga melatih anak sebagai pembuat atau penyampai pesan," papar ketua yayasan Cikal itu.

Rangsangan yang terus menerus dari lingkungan menjadi kebutuhan pokok mengembangkan kecerdasan berbahasa anak. Selain itu kebutuhan fisik dan emosi anak dapat terpenuhi dengan mengajak anak mengobrol, menyanyi, atau menceritakan dongeng. Untuk itu, menurut Najeela lebih baik anak diajak mengobrol daripada menonton saat di rumah atau di kendaraan pribadi.

Kebutuhan fisik penting untuk pertumbuhan otak, sistem motorik dan sensorik. Sedangkan kebutuhan emosi penting untung mempengaruhi kecerdasan emosi, hubungan interpersonal dan intrapersonal. Kesimbangan kecerdasan yang dimiliki anak tentunya akan berdampak baik di masa yang akan datang. Anak dapat dengan mudah bersosialisasi dengan teman-temannya.

Kemampuan Logika

Anak yang memiliki kecerdasan berbahasa maka kemampuan logika berpikirnya pun akan berjalan dengan baik. Untung itu menjadi hal yang tidak sulit bagi orang tua untuk mengajari bahasa asing pada anak. Orang tua dapat bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa asing, misalnya bahasa Inggris.

Psikolog anak dari I Love My Psychologist, Dra.Psi.Heryanti Satyadi M.Si membenarkan mengajari anak berbahasa Inggris sedini mungkin memang lebih baik.

Heryanti mengatakan ajarkan anak secara bertahap dalam menerima bahasa baru. Misal dari kegiatan sehari-hari melalui gambar atau sapaan sederhana seperti "Good morning" atau "How are you today?". Karena untuk mengajarkan anak mempelajari bahasa Inggris lebih formal seperti membaca dan menulis dibutuhkan waktu khusus.

”Cara yang paling mudah mengajarkan anak berbahasa Inggris adalah dengan menggunakannya untuk berkomunikasi dengannya dalam situasi sehari-hari, mengajaknya bercakap-cakap,membacakan buku, menulis surat kepadanya, dan sebagainya,”ujar psikolog yang juga ibu dari 2 anak ini.

Namun yang perlu diingat orang tua adalah kematangan anak dalam mempelajari bahasa asing. Sekiranya anak belum siap untuk menerima multi bahasa, jangan memaksakannya. Karena hal tersebut justru dapat membuat anak mengalami kebingungan bahasa. (cr1/rin)

(wsm/kutip/republika)


0 komentar:

Posting Komentar

Terimaksih sudah menyempatkan waktunya untuk membaca artikel diatas,silahkan tinggalkan komentar Anda